Konten dari Pengguna

Sacred Heart of Jesus Catholic Church, Arsitektur Eropa Bertemu Keunikan Bali

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
24 Januari 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sacred Heart of Jesus Catholic Church. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Jeremy Bishop
zoom-in-whitePerbesar
Sacred Heart of Jesus Catholic Church. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Jeremy Bishop
ADVERTISEMENT
Wisata rohani di pura sering kali menjadi pilihan utama selama berada di Bali. Namun, Bali juga menawarkan pengalaman wisata rohani yang menarik di gereja Katolik. Sacred Heart of Jesus Catholic Church Palasari adalah salah satu contohnya.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini menunjukkan bahwa di Bali, di mana mayoritas penduduknya beragama Hindu, terdapat pula kelompok yang menganut ajaran agama lain. Mereka hidup rukun dan penuh toleransi satu sama lain.

Sacred Heart of Jesus Catholic Church: Profil dan Sejarah Singkatnya

Sacred Heart of Jesus Catholic Church. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Ayadi Ghaith
Sacred Heart of Jesus Catholic Church, lebih dikenal sebagai Gereja Katolik Palasari, merupakan sebuah tempat wisata rohani yang terkenal. Gereja ini memang lebih populer dengan nama yang terkait dengan lokasinya.
Berada di Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, gereja ini terletak 20 km dari Negara, pusat Kabupaten Jembrana. Meskipun perlu menempuh jarak yang cukup jauh, pengalaman yang diperoleh di Gereja Katolik Palasari akan menjadi pengalaman tak ternilai.
Gereja ini tercatat sebagai gereja Katolik pertama di Bali, menjadi saksi sejarah penyebaran agama Katolik di pulau tersebut. Sejarahnya dimulai pada era 1940-an oleh Pastor Simon Buis SVD, seorang misionaris dari Belanda.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan beberapa orang dari Tuka dan Gumbrih, Jembrana, Pastor Simon membuka hutan pala untuk dijadikan tempat peribadatan. Lokasi awal ini dikenal sebagai Palasari Lama. Dengan bertambahnya jumlah jemaat, terdapat kebutuhan untuk mencari lokasi baru menggantikan Palasari Lama.
Akhirnya, Pastor Simon memilih lokasi di dekat Sungai Sanghyang dan menamainya Palasari. Di sini, dengan antusiasme jemaat yang terus bertumbuh, dibangunlah sebuah gereja yang menggabungkan elemen arsitektur Bali dan Belanda, menciptakan simbol keunikan dan harmonisasi budaya.

Arsitektur Gereja Katolik Palasari yang Unik

Sacred Heart of Jesus Catholic Church. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Timur Garifov
Arsitektur Gereja Katolik Palasari menggabungkan gaya Bali dan Eropa Barat, dan menjadi salah satu daya tarik terkuatnya, selain sejarah panjang yang dimiliki.
Arsitektur Belanda tercermin dalam gaya gotik bangunannya serta jendela kaca besar berwarna cokelat yang menambah kekuatan gaya bangunan Eropa kuno. Di sisi lain, karakteristik Bali terwakili oleh gapura di depan pintu masuk, yang menurut culture.denpasarkota.go.id, umumnya terdapat pada pura.
ADVERTISEMENT
Kombinasi dua gaya arsitektur ini menciptakan tampilan yang artistik, menjadikannya lokasi yang ideal bagi penggemar fotografi bangunan.
Keistimewaan bangunan gereja ini dapat diapresiasi baik dari luar maupun dari dalam. Desain interiornya yang unik memperlihatkan nuansa Eropa kuno, terutama dengan pameran foto-foto lama yang mengisahkan sejarah pembangunan gereja.
Aura religius terasa begitu memasuki gereja, dengan sekitar 14 ukiran salib, altar, patung, serta patung Bunda Maria dan Yesus. Selain itu, elemen Bali turut meramaikan suasana dengan kehadiran bangunan atau payung-payung yang ditempatkan di sekeliling altar.
Demikianlah, pengalaman berkunjung ke Sacred Heart of Jesus Catholic Church ini tidak hanya memberikan wawasan tentang keagamaan, tetapi juga tentang bagaimana dua budaya yang berbeda dapat bersatu dengan indah.
ADVERTISEMENT
Gereja ini, dengan kisah dan arsitektur yang menawan, terus mengundang decak kagum dari para pengunjung yang datang dari berbagai penjuru dunia, membuktikan bahwa keindahan dan kedamaian dapat tercipta melalui keberagaman dan toleransi. (CR)