Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Nganteuran, Tradisi Masyarakat Sunda sebelum Lebaran
6 April 2024 14:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada momen Idulfitri terdapat tradisi unik dari warga Sunda yang disebut nganteuran. Nganteuran adalah tradisi masyarakat Sunda menjelang hari raya yang umum dilakukan dengan mengantarkan makanan ke tetangganya.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini sudah melekat sejak zaman nenek moyang dan berlangsung secara turun temurun di beberapa wilayah Jawa Barat. Wilayah tersebut, seperti Bandung, Pangandaran, Garut, dan Tasikmalaya.
Nganteuran adalah Tradisi untuk Memperkuat Silaturahmi di Hari Raya
Nganteuran adalah tradisi Sunda yang berarti "mengantarkan". Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang Hari Raya Idulfitri, di mana masyarakat saling bertukar makanan khas Lebaran kepada tetangga, keluarga, dan orang-orang terdekat.
Mengutip dari Renungan Pagi Edisi Maret 2023, Tim Kreatif Bahana (34:2023), nganteuran juga diartikan sebagai tradisi tukar rantang. Tradisi ini dapat membuat kehidupan bertetangga menjadi lebih harmonis antara sesamanya.
Bagi yang lahir dan besar di perkampungan, tradisi nganteuran pasti sering dijumpai. Tujuan utama nganteuran yaitu untuk memperkuat silaturahmi dan menjalin hubungan yang lebih erat antar tetangga dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini juga menjadi bentuk rasa syukur dan berbagi kebahagiaan di hari raya. Nganteuran biasanya dilakukan dengan mengantarkan makanan khas lebaran seperti ketupat, opor ayam, sambal goreng kentang, dan kue kering.
Makanan tersebut dikemas dalam rantang bertingkat dan diantarkan secara langsung ke rumah tetangga atau keluarga. Saat mengantarkan makanan, seseorang biasanya juga akan mengiringinya dengan ucapan selamat Hari Raya Idulfitri dan doa-doa baik.
Tradisi nganteuran ini mengandung nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian sosial. Nganteuran juga menjadi simbol rasa syukur dan saling berbagi kebahagiaan di hari raya. Tradisi ini membantu menjaga keharmonisan dan memperkuat tali persaudaraan antar masyarakat.
Di era modern ini, tradisi nganteuran mulai tergerus zaman. Banyaknya kesibukan dan perubahan gaya hidup membuat tradisi ini tidak semarak dulu.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, masih banyak masyarakat yang tetap melestarikan tradisi ini, terutama masyarakat desa. Beberapa masyarakat menjadikan nganteuran sebagai momen yang dinantikan untuk menjalin silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Nganteuran adalah tradisi Sunda yang memiliki banyak makna positif. Tradisi ini perlu dilestarikan sebagai bagian dari budaya dan untuk memperkuat hubungan antar masyarakat.(AIN)