Konten dari Pengguna

3 Penyebab Bakpao Keriput dan Cara Mengatasinya

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
30 Mei 2025 21:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
3 Penyebab Bakpao Keriput dan Cara Mengatasinya
Inilah tiga penyebab bakpao keriput dan cara mengatasinya.
Seputar Hobi
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penyebab bakpao keriput, foto: unsplash/Ke Vin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyebab bakpao keriput, foto: unsplash/Ke Vin
ADVERTISEMENT
Sebagai penggemar bakpao, memahami penyebab bakpao keriput akan membantu menghasilkan bakpao yang lembut, mulus, dan menarik.
ADVERTISEMENT
Bakpao yang sudah matang namun permukaannya tampak keriput sering kali membuat kecewa. Kualitas tekstur dan tampilannya sangat bergantung pada teknik pengolahan adonan, proses proofing, dan suhu saat mengukus.

Penyebab Bakpao Keriput

Ilustrasi penyebab bakpao keriput, foto: unsplash/Christiana Kamprogianni
Salah satu masalah paling umum dalam pembuatan bakpao adalah permukaan yang keriput setelah dikukus. Mengutip dari situs cookinginchinglish.com, berikut tiga faktor utama penyebab bakpao keriput serta cara mengatasinya.

1. Over Proofing (Terlalu Lama Mengembang)

Terlalu lama mendiamkan adonan membuat ragi bekerja secara berlebihan. Akibatnya, struktur gluten melemah dan adonan kehilangan kekuatannya.
Karbon dioksida yang seharusnya membuat adonan mengembang justru membuatnya amblas karena tak mampu lagi ditopang oleh kerangka adonan yang lemah.
Untuk menghindari hal ini, gunakan metode dough-in-a-cup. Ambil sebagian kecil adonan, letakkan dalam gelas bening, dan beri tanda di dinding gelas untuk memantau pertumbuhannya.
ADVERTISEMENT
Saat adonan dalam gelas mengembang hingga dua kali lipat, itu saat yang tepat untuk segera mengukus adonan utama.
Langkah ini tidak hanya mencegah over proofing, tetapi juga membantu menjaga struktur dan kelembutan bakpao saat matang.
Timing menjadi kunci utama agar hasil kukusan tetap mengembang sempurna dan tidak keriput saat didinginkan.

2. Under Proofing (Pengembangan Kurang Optimal)

Adonan yang belum cukup mengembang akan kesulitan beradaptasi dengan suhu tinggi saat dikukus.
Akibatnya, tekanan dari dalam menyebabkan permukaan bakpao pecah, mengempis, atau bahkan menjadi keriput. Tekstur pun menjadi kurang empuk dan tidak menarik.
Untuk mengatasi masalah ini, suhu ruang saat proses proofing perlu dijaga agar tetap stabil di kisaran 28–32 °C.
Suhu ini ideal untuk membuat ragi bekerja optimal tanpa mempercepat fermentasi secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Gunakan kain lembap untuk menutup steamer, agar uap tidak langsung menetes ke permukaan adonan.
Sebelum mengukus, uji kekenyalan adonan dengan menekan perlahan permukaannya. Bila adonan kembali perlahan ke bentuk semula, berarti pengembangan sudah cukup.
Teknik sederhana ini sangat efektif memastikan bakpao siap kukus dalam kondisi ideal.

3. Suhu dan Suplai Uap Tidak Tepat

Bakpao sangat sensitif terhadap suhu kukusan. Jika suhu terlalu tinggi, air dari tutup kukusan bisa menetes ke permukaan dan menyebabkan permukaan bakpao menjadi basah dan berkerut.
Sebaliknya, jika terlalu rendah, adonan tidak mengembang maksimal dan justru menyusut setelah matang.
Untuk mendapatkan hasil terbaik, panaskan air kukusan hingga mencapai suhu mendidih yang stabil, sekitar 95–100 °C.
Setelah air mendidih, kecilkan api ke tingkat sedang-rendah agar proses pengukusan berjalan merata tanpa membuat bakpao “kaget” oleh panas ekstrem.
ADVERTISEMENT
Saat waktu kukus selesai, jangan langsung membuka tutup. Biarkan tutup kukusan sedikit terbuka selama dua menit agar uap keluar perlahan.
Cara ini membantu permukaan bakpao tetap mulus dan mencegah kerutan akibat perubahan suhu mendadak.
Dengan memahami penyebab bakpao keriput dan menerapkan perbaikan pada teknik proofing serta pengukusan, permukaan bakpao dapat kembali halus dan mengembang sempurna. (Echi)