Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
5 Ciri-Ciri Burung Tekukur Sakit yang Jarang Diperhatikan
15 April 2025 18:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ciri-ciri burung tekukur sakit sering kali tidak mudah dikenali oleh pemiliknya, terutama bagi pemula. Tekukur dikenal sebagai jenis burung yang tenang dan tidak terlalu rewel. Hal ini membuat perubahan perilaku akibat penyakit bisa luput dari pengamatan.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Cara Benar dan Hemat: Kitab Lengkap Merawat Hewan Kesayangan, Nabari Tarigan dan Sylvia Maharani Ananta Tarigan (2024), penyakit yang mudah menyerang burung tekukur biasanya adalah flu dan diare.
Burung tekukur yang sakit biasanya menunjukkan tanda-tanda fisik dan perilaku yang berbeda dari biasanya. Sayangnya, banyak pemilik burung yang hanya menyadari gejala ketika kondisinya sudah cukup parah.
Ciri-Ciri Burung Tekukur Sakit
Mengetahui ciri-ciri burung tekukur sakit sejak dini memang cukup penting. Jika kondisi sakit tidak segera ditangani, burung dapat mengalami penurunan kesehatan secara drastis bahkan bisa berujung kematian.
Beberapa tanda burung tekukur sedang sakit yang jarang diketahui pemiliknya antara lain sebagai berikut ini.
1. Bulu Kusam dan Berdiri
Salah satu ciri-ciri burung tekukur yang sedang sakit adalah kondisi bulunya kusam dan berdiri (ngembung). Bulu yang sehat biasanya rapi dan mengilap. Sedangkan bulu burung yang sakit terlihat tidak terawat.
ADVERTISEMENT
Burung ini juga cenderung memekarkan bulunya karena merasa tidak nyaman atau kedinginan akibat metabolisme tubuh yang terganggu.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi, cacingan, atau gangguan pencernaan. Jika dibiarkan, tekukur bisa kehilangan banyak energi dan menjadi semakin lemah.
2. Nafsu Makan Menurun
Burung tekukur yang sehat biasanya memiliki pola makan teratur. Jika burung terlihat enggan makan atau hanya sedikit menyentuh makanannya, hal ini bisa menjadi tanda bahwa ia sedang tidak sehat.
Penurunan nafsu makan bisa disebabkan oleh penyakit pencernaan, infeksi bakteri, atau stres lingkungan. Jika burung tidak makan dalam waktu lebih dari dua hari, segera bawa ke dokter hewan atau konsultasikan dengan pakar burung untuk mendapatkan penanganan.
3. Kotoran Berubah Warna
Perubahan warna, tekstur, atau bau kotoran adalah indikator penting dalam mendeteksi kesehatan burung.
ADVERTISEMENT
Kotoran yang terlalu encer, berwarna kehijauan, atau bercampur darah menandakan adanya infeksi atau gangguan dalam sistem pencernaan.
Kondisi ini bisa berkaitan dengan penyakit seperti salmonellosis atau coccidiosis. Penyakit ini cukup umum terjadi pada burung peliharaan dan bisa menular ke burung lain jika tidak segera diisolasi.
4. Tidak Aktif dan Lebih Banyak Diam
Burung tekukur yang biasanya aktif dan bersuara merdu akan terlihat lesu jika sedang sakit. Ia lebih sering diam, tidak responsif terhadap suara atau lingkungan, dan bahkan terlihat seperti mengantuk sepanjang hari.
Hal ini menunjukkan bahwa tubuhnya sedang berjuang melawan infeksi atau penyakit lain yang melemahkan sistem saraf atau daya tahan tubuh.
5. Mata Sayu dan Sering Tertutup
Mata adalah bagian tubuh burung yang juga menunjukkan kondisi kesehatannya. Jika mata burung tampak sayu, merah, atau tertutup setengah secara terus-menerus, itu bisa menjadi gejala awal infeksi mata atau penyakit sistemik.
ADVERTISEMENT
Kadang, mata juga mengeluarkan cairan atau terlihat bengkak. Kondisi demikian dapat menjadi pertanda burung memerlukan penanganan medis secepatnya.
Mengenali ciri-ciri burung tekukur sakit sejak dini adalah langkah penting bagi yang memelihara burung jenis ini. Tanda-tanda seperti bulu kusam, nafsu makan menurun, perubahan kotoran, dan perilaku lesu tidak boleh diabaikan.
Jika gejala-gejala tersebut muncul, sebaiknya segera lakukan observasi lebih lanjut dan berikan perawatan atau konsultasi ke dokter hewan untuk penanganan yang sesuai. (rudin)