Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
5 Penyebab Kotoran Sapi Keras dan Dampaknya terhadap Lingkungan
7 Januari 2025 18:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebab kotoran sapi keras seringkali menjadi permasalahan yang dihadapi oleh peternak, karena dapat berdampak pada kesehatan sapi dan mengganggu proses pencernaannya.
ADVERTISEMENT
Memahami penyebab utama kotoran sapi yang keras sangat penting untuk memastikan kesehatan ternak tetap terjaga dan produksi sapi dapat berjalan dengan optimal.
Penyebab Kotoran Sapi Keras
Kotoran sapi yang keras atau padat dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan sapi itu sendiri dan bagi lingkungan sekitar.
Dikutip dari jurnal Sanitasi Kandang dan Keluhan Kesehatan pada Peternak Sapi Perah di Desa Murukan Kabupaten Jombang, Rizqi Zuroida, dkk (2018), limbah kotoran sapi perah dapat menjadi sumber penyakit yang berasal dari lingkungan biologis dan fisik.
Berikut adalah penyebab kotoran sapi keras yang perlu diperhatikan oleh peternak.
1. Kurangnya Asupan Serat dalam Pakan
Serat memainkan peran yang sangat penting dalam sistem pencernaan sapi. Ketika sapi mengonsumsi pakan yang rendah serat, seperti biji-bijian atau pakan konsentrat lainnya, proses pencernaan menjadi terganggu.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengarah pada pembentukan kotoran yang lebih padat dan keras, karena tubuh sapi kesulitan dalam mencerna makanan dengan baik.
Pemberian pakan yang kurang berserat dapat menyebabkan kotoran sapi menjadi keras, serta mengurangi kemampuan sapi untuk membuang limbahnya dengan lancar.
2. Dehidrasi
Kekurangan air atau dehidrasi pada sapi juga berperan dalam menghasilkan kotoran yang keras. Air sangat penting dalam proses pencernaan makanan. Tanpa cukup cairan, tinja sapi menjadi lebih kering dan padat.
Faktor cuaca panas atau pemberian air yang terbatas dapat memperburuk kondisi ini.
3. Perubahan Mendadak dalam Pola Makan
Ketika pola makan sapi diubah secara mendadak, misalnya berpindah dari pakan rumput ke pakan konsentrat yang lebih padat, ini dapat menyebabkan gangguan dalam sistem pencernaan mereka.
Perubahan ini mengakibatkan penurunan fungsi pencernaan. Sapi kesulitan mencerna makanan secara efisien, yang pada akhirnya menghasilkan kotoran yang keras.
ADVERTISEMENT
4. Masalah Kesehatan pada Sapi
Sapi yang mengalami masalah pencernaan atau penyakit , seperti sembelit atau infeksi usus, bisa menghasilkan kotoran yang keras.
Gangguan pada sistem pencernaan sapi akan menghambat proses metabolisme yang normal, menyebabkan kotoran yang tidak dapat dikeluarkan dengan lancar. Penyakit ini sering kali berhubungan dengan stres atau pola makan yang tidak sehat.
5. Kurangnya Manajemen Kotoran yang Efektif
Kurangnya pengelolaan kotoran sapi yang tepat, seperti penumpukan kotoran dalam kandang atau lahan terbuka tanpa pengolahan yang memadai, dapat menyebabkan kotoran menjadi keras dan padat.
Sistem manajemen limbah yang tidak efisien ini mengarah pada penurunan kualitas kotoran yang bisa digunakan sebagai pupuk alami, dan memperburuk dampak negatif terhadap lingkungan.
Dampak Kotoran Sapi Keras terhadap Lingkungan
Kotoran sapi yang keras memiliki sejumlah dampak negatif terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa dampak utama yang dapat terjadi antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Pencemaran Air dan Tanah
Kotoran yang keras dan tidak terurai dengan cepat dapat mencemari sumber air dan merusak kualitas tanah.
Bahan-bahan organik yang tidak terdekomposisi dengan baik dapat mencemari sungai dan sumur, serta memperburuk kualitas tanah di sekitar peternakan.
2. Emisi Gas Rumah Kaca
Kotoran sapi yang keras menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi lingkungan. Gas ini dapat mempercepat perubahan iklim, sehingga mengurangi keberlanjutan sistem peternakan yang ramah lingkungan.
3. Penurunan Kualitas Udara
Kotoran sapi yang tidak terkelola dengan baik dapat menghasilkan bau tak sedap. Hal itu berpengaruh pada kualitas udara di sekitar peternakan dan dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia serta hewan lainnya.
Beragam faktor menjadi penyebab kotoran sapi keras. Mengidentifikasi penyebab dan mengatasinya sangat penting untuk menjaga kesehatan ternak serta mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. (shr)
ADVERTISEMENT
Live Update
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 17:53 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini