Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
6 Penyebab Kue Talam Keras dan Cara Menghindarinya
24 Maret 2025 18:05 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penyebab kue talam keras sering kali berkaitan dengan takaran bahan yang tidak seimbang atau teknik pengukusan yang kurang tepat.
ADVERTISEMENT
Kue tradisional ini memiliki tekstur lembut. Jika ada kesalahan dalam proses pembuatannya, hasil akhirnya bisa menjadi keras dan kurang nikmat.
Penyebab Kue Talam Keras
Penyebab kue talam keras bisa berasal dari kesalahan dalam pemilihan bahan, teknik pencampuran, atau cara memasak yang kurang tepat.
Mengutip dari laman p2k.stekom.ac.id, kue talam adalah camilan bertekstur lembut yang berasal dari campuran berbagai jenis tepung dan santan.
Peran tepung beras, tepung tapioka, serta santan sangat penting dalam menentukan kelembutan kue ini. Namun, jika takaran atau teknik pembuatannya tidak sesuai, hasil akhirnya bisa menjadi keras.
Berikut beberapa penyebab umum yang dapat membuat kue talam tidak empuk:
1. Terlalu Banyak Tepung Beras
Kandungan tepung beras yang terlalu tinggi dibandingkan dengan tepung tapioka bisa membuat kue talam menjadi padat dan keras. Tepung beras memiliki tekstur yang lebih berat dan kaku setelah matang.
ADVERTISEMENT
Perbandingan yang tidak seimbang antara tepung beras dan tepung tapioka akan mempengaruhi tingkat kekenyalan kue talam.
2. Kurangnya Santan dalam Adonan
Santan berfungsi sebagai bahan pelembut alami dalam kue talam. Jika jumlah santan terlalu sedikit atau kualitasnya kurang baik, kue akan kehilangan kelembutannya.
Kandungan lemak dalam santan juga membantu memberikan rasa gurih dan tekstur yang lebih lembut.
3. Pemasakan dengan Suhu Terlalu Tinggi
Proses mengukus kue talam memerlukan suhu yang stabil dan tidak terlalu tinggi.
Jika suhu terlalu panas, bagian luar kue akan matang lebih cepat sementara bagian dalamnya belum sempurna. Akibatnya, tekstur kue bisa menjadi keras dan tidak merata.
4. Pencampuran Adonan yang Tidak Merata
Adonan kue talam harus diaduk hingga benar-benar merata agar semua bahan tercampur sempurna. Jika ada bagian yang terlalu kental atau terlalu encer, tekstur kue tidak akan seragam.
ADVERTISEMENT
Proses pencampuran yang tidak baik juga bisa menyebabkan kue talam terasa keras di beberapa bagian.
5. Penggunaan Tepung Maizena Berlebihan
Tepung maizena sering digunakan untuk lapisan atas kue talam agar teksturnya lebih kental dan kokoh saat dipotong. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, lapisan atas bisa menjadi terlalu padat dan kehilangan kelembutan yang seharusnya melekat pada kue talam.
Setelah dingin, kelebihan tepung maizena juga dapat menyebabkan lapisan atas terasa lebih keras dibandingkan bagian bawah, sehingga keseimbangan tekstur kue menjadi kurang harmonis.
6. Kurang Lama dalam Proses Pengukusan
Waktu pengukusan yang kurang lama bisa menyebabkan kue talam tidak matang secara merata, terutama pada bagian dalamnya yang masih lembek atau padat.
Jika proses pengukusan dihentikan terlalu cepat, tekstur kue tidak akan mencapai kelembutan yang diharapkan, sehingga hasil akhirnya cenderung lebih keras setelah didinginkan
ADVERTISEMENT
Selain itu, uap panas yang belum cukup meresap ke seluruh adonan dapat membuat lapisan-lapisan kue talam tidak menyatu dengan baik, menyebabkan ketidaksempurnaan dalam tekstur dan rasa.
Cara Menghindari Kue Talam Keras
Agar kue talam tetap lembut dan kenyal, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dengan tepat berikut ini.
1. Gunakan Perbandingan Tepung yang Seimbang
Campuran antara tepung beras dan tepung tapioka harus seimbang agar kue talam tidak terlalu padat atau keras.
Idealnya, komposisi tepung beras lebih sedikit dibandingkan tepung tapioka untuk menghasilkan tekstur yang kenyal.
Pemilihan tepung berkualitas tinggi juga memengaruhi hasil akhir kue talam.
2. Tambahkan Santan dengan Takaran yang Tepat
Santan berkualitas tinggi dengan kandungan lemak yang cukup akan membantu menjaga kelembutan kue talam.
Pastikan takarannya tidak terlalu sedikit agar teksturnya tetap empuk. Jika memungkinkan, gunakan santan segar daripada santan instan karena rasanya lebih gurih dan menghasilkan tekstur yang lebih lembut.
ADVERTISEMENT
3. Gunakan Suhu Pengukusan yang Stabil
Pastikan kukusan memiliki uap yang cukup sebelum memasukkan adonan. Gunakan api sedang agar kue matang secara merata tanpa menjadi keras.
Suhu yang terlalu tinggi bisa membuat permukaan kue menjadi terlalu kering, sementara suhu terlalu rendah bisa menyebabkan tekstur kurang sempurna.
4. Aduk Adonan hingga Merata Sebelum Dikukus
Proses pencampuran adonan harus dilakukan secara menyeluruh agar semua bahan tercampur rata. Pastikan tidak ada gumpalan tepung yang tersisa agar hasilnya lebih lembut.
Jika adonan tidak diaduk dengan baik, teksturnya bisa tidak merata dan cenderung lebih keras di beberapa bagian.
5. Batasi Penggunaan Tepung Maizena
Jika ingin menggunakan tepung maizena untuk lapisan atas, takarannya harus sesuai agar tidak membuat tekstur kue terlalu kaku.
Penggunaan tepung maizena yang berlebihan dapat menyebabkan lapisan atas menjadi lebih keras dibandingkan bagian bawahnya.
ADVERTISEMENT
6. Pastikan Waktu Pengukusan Cukup
Kue talam harus dikukus dalam durasi yang cukup agar matang sempurna. Proses pengukusan yang ideal berkisar antara 20–30 menit tergantung ketebalan adonan.
Jangan membuka tutup kukusan terlalu sering karena bisa mengganggu proses pematangan kue.
Jadi kesimpulannya, kue talam yang keras sering kali disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaan bahan, teknik pencampuran, atau proses pemasakan.
Dengan memperhatikan setiap detail dalam pembuatan, penyebab kue talam keras bisa dihindari sehingga hasilnya tetap lembut dan lezat. (Suci)