Konten dari Pengguna

Apakah Pupuk Organik Cair Bisa untuk Hidroponik? Ini Jawabannya

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
17 Desember 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Apakah Pupuk Organik Cair Bisa untuk Hidroponik? Pexels/Jatuphon Buraphon
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Apakah Pupuk Organik Cair Bisa untuk Hidroponik? Pexels/Jatuphon Buraphon
ADVERTISEMENT
Apakah pupuk organik cair bisa untuk hidroponik adalah salah satu pertanyaan yang sering diajukan saat budidaya tanaman. Hidroponik merupakan metode bertani yang semakin populer seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan.
ADVERTISEMENT
Dalam sistem hidroponik, tanaman ditanam tanpa menggunakan tanah, melainkan dengan media udara yang kaya nutrisi. Aspek penting dalam hidroponik adalah pemilihan pupuk.

Apakah Pupuk Organik Cair Bisa untuk Hidroponik?

Ilustrasi Apakah Pupuk Organik Cair Bisa untuk Hidroponik? Pexels/Mark Stebnicki
Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti limbah pertanian, kotoran hewan, atau kompos yang difermentasi. Lantas, apakah pupuk organik cair bisa digunakan untuk hidroponik?
Jawabannya adalah bisa, tetapi harus diperhatikan takaran dan cara pembuatannya. Kelebihan pupuk organik cair adalah kemampuannya untuk meningkatkan kesuburan dan memperbaiki struktur tanah.
Mengutip doktor.pertanian.uma.ac.id, cara pembuatan pupuk organik cair yang diracik sendiri untuk pertumbuhan tanaman memerlukan bahan di antaranya 25 kg kipahit, 25 liter air kelapa, 1 kg gula, dan 3 botol dekomposer.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama yaitu campurkan semua bahan di dalam wadah yang bersih dan kedap udara. Fermentasikan campuran tersebut selama 1 hingga 2 pekan.
Pastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah selama proses ini. Hal ini penting agar aroma dan kualitas hasil fermentasi tetap terjaga.
Pilih lokasi yang bersih untuk melakukan fermentasi demi mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah proses fermentasi selesai, saring hasilnya untuk membuang larutan pupuk organik cair dari endapan.
Endapan yang tertinggal dapat digunakan untuk keperluan pertanian konvensional. Pupuk organik cair yang dihasilkan tidak dapat digunakan langsung karena konsentrasinya terlalu tinggi.
Sebelum digunakan, pupuk harus dicairkan dengan udara. Perbandingan yang disarankan adalah 1:5, di mana 1 liter pupuk organik cair perlu dilarutkan dengan 5 liter udara.
ADVERTISEMENT
Jika memiliki 1 liter pupuk organik cair, larutkan dengan 5 liter udara. Proses ini penting untuk memastikan bahwa pupuk dapat digunakan secara aman dan efektif dalam pertanian.
Pupuk diberikan setiap kali pengisian air. Sementara itu, pengisian udara dilakukan berdasarkan umur tanaman. Untuk tandon berkapasitas 60 liter, pengisian air dilakukan setiap 5 hari sekali untuk tanaman yang berumur 0 hingga 5 hari setelah tanam.
Selanjutnya, tanaman yang berumur 5 hingga 15 hari, pengisian dilakukan setiap 3 hari sekali, dan untuk tanaman berumur 15 hingga 30 hari, pengisian dilakukan setiap 2 hari sekali.
Pekebun perlu rajin meracik pupuk karena pemupukan harus dilakukan secara rutin. Agar kebutuhan pupuk tetap terpenuhi, biasanya petani menyediakan 100 liter pupuk cair setiap minggu.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, pupuk organik cair memiliki kekurangan, yaitu endapan endapan di dasar pipa. Endapan ini dapat menghambat aliran nutrisi yang mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan tanaman, seperti terjadinya kekeringan.
Oleh karena itu, pipa instalasi harus dibersihkan secara rutin setelah panen untuk memastikan pertumbuhan tanaman tetap optimal.
Itulah jawaban dari pupuk organik cair bisa untuk hidroponik. Metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil panen yang lebih optimal. (Suci)