Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cara Budidaya Kelapa Sawit hingga Panen untuk Pemula
12 November 2024 11:34 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara budidaya kelapa sawit hingga panen perlu dipahami oleh siapa saja yang ingin memulai usaha perkebunan kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
Tanaman kelapa sawit tidak hanya dikenal sebagai salah satu komoditas pertanian yang sangat menguntungkan, tetapi juga memiliki permintaan pasar yang tinggi, terutama untuk bahan baku minyak sawit yang digunakan dalam berbagai industri.
Cara Budidaya Kelapa Sawit hingga Panen
Meskipun budidaya kelapa sawit menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, proses budidayanya memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus. Berikut adalah cara budidaya kelapa sawit hingga panen untuk pemula
1. Persiapan Lahan
Sebelum memulai budidaya kelapa sawit, persiapkan lahan secara matang agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Proses pertama adalah memilih lokasi yang sesuai.
Dikutip dari jurnal Seri Agribisnis Kelapa Sawit oleh Fauzi, dkk (2002), tahap pertama dalam pembukaan lahan, terutama hutan primer dan sekunder, dimulai dengan melakukan pengimasan, yaitu proses pemotongan dan penebangan kayu kecil serta semak belukar.
ADVERTISEMENT
Tujuan pengimasan ini adalah untuk mempermudah penumbangan pohon-pohon besar dengan meminimalkan hambatan di area sekitar.
2. Pemilihan Bibit Kelapa Sawit
Memilih bibit yang berkualitas adalah langkah krusial dalam memulai budidaya kelapa sawit. Ada dua jenis bibit yang umum digunakan, yaitu bibit klonal dan bibit benih.
Untuk hasil yang optimal, pilih bibit yang berusia antara 8–12 bulan dan pastikan bibit tersebut bebas dari penyakit. Sebaiknya bibit dibeli dari penyedia yang terpercaya agar terjamin kualitasnya.
3. Penanaman Bibit Kelapa Sawit
Setelah mempersiapkan lahan dan memilih bibit, langkah berikutnya adalah menanam bibit kelapa sawit.
Pastikan jarak tanam antar bibit berkisar antara 7 hingga 9 meter untuk memberikan ruang yang cukup bagi tanaman agar tumbuh optimal.
Lubang tanam yang dibuat juga harus cukup besar, sekitar 50cm x 50cm x 50 cm, agar bibit dapat tumbuh dengan baik tanpa mengganggu akar.
ADVERTISEMENT
Saat menanam, letakkan bibit dengan hati-hati dan timbun dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos. Setelah itu, pastikan tanah disiram dengan cukup air untuk menjaga kelembapannya.
4. Perawatan Tanaman
Perawatan rutin sangat penting untuk memastikan tanaman kelapa sawit tumbuh sehat. Penyiraman yang cukup sangat diperlukan untuk menjaga kelembapan tanah terutama pada musim kemarau. Namun, hindari genangan air yang bisa menyebabkan akar busuk.
Pemupukan juga harus dilakukan secara teratur untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup. Pemupukan dilakukan setiap 3 hingga 6 bulan, tergantung pada usia tanaman.
Gulma juga harus dibersihkan secara rutin untuk menghindari persaingan nutrisi dan air dengan tanaman sawit. Jika ada bibit yang mati atau tumbuh tidak optimal, lakukan penyulaman dengan mengganti bibit yang baru.
ADVERTISEMENT
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kelapa sawit rentan terhadap hama dan penyakit, seperti kumbang, busuk pangkal batang, dan jamur Fusarium. Oleh karena itu, pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara rutin.
Penggunaan insektisida dan menjaga kebersihan lahan dapat mengendalikan hama, sedangkan pemangkasan bagian yang terinfeksi dan penggunaan fungisida membantu mengatasi penyakit jamur.
6. Pemangkasan dan Penjarangan
Seiring dengan pertumbuhannya, kelapa sawit akan menghasilkan daun-daun tua yang perlu dipangkas secara berkala. Pemangkasan bertujuan untuk menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produksi tandan buah.
Selain itu, penjarangan perlu dilakukan untuk mencegah kepadatan pohon yang berlebihan, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lainnya.
Pemangkasan dan penjarangan yang teratur juga akan meningkatkan sirkulasi udara dan sinar matahari yang dibutuhkan oleh tanaman.
7. Pemanenan Buah Kelapa Sawit
Kelapa sawit mulai menghasilkan buah sekitar 30 hingga 36 bulan setelah penanaman. Hasil yang maksimal biasanya tercapai setelah pohon berusia 4 hingga 5 tahun. Buah sawit akan matang dalam 3 hingga 4 bulan setelah bunga mekar.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri buah yang siap dipanen adalah tandannya mulai menguning dengan butiran buah yang berwarna oranye kemerahan. Buah yang matang akan mudah dipetik dan terlepas dari tandannya.
Pemangkasan buah dilakukan dengan menggunakan parang atau alat pemanen khusus yang panjang. Pemanenan dilakukan setiap 7 hingga 14 hari sekali tergantung pada kondisi tanaman dan kebutuhan.
Setelah dipanen, buah kelapa sawit harus segera dibawa ke pabrik untuk diolah. Proses pengolahan yang cepat akan menjaga kualitas minyak sawit yang dihasilkan.
8. Pasca Panen
Setelah proses panen selesai, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama, buah sawit yang sudah dipanen harus segera diolah dalam waktu 24 hingga 48 jam untuk menghasilkan minyak sawit dengan kualitas tinggi.
Selanjutnya, meskipun tanaman telah dipanen, perawatan lanjutan tetap diperlukan. Pemupukan ulang dan pengendalian hama harus terus dilakukan untuk menjaga agar tanaman tetap produktif dan dapat menghasilkan buah dengan optimal pada periode berikutnya.
ADVERTISEMENT
Itulah cara budidaya kelapa sawit hingga panen. Jika dikelola dengan baik, kelapa sawit dapat menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan dalam jangka panjang. (shr)
Baca juga: 2 Cara Merawat Tabulampot agar Cepat Berbuah