Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Cara Fermentasi Jerami untuk Pakan Ternak, Efektif dan Kaya Manfaat
2 Maret 2025 15:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jerami sering dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama saat hijauan terbatas. Alih-alih menggunakannya langsung, peternak kini mendalami cara fermentasi jerami untuk pakan ternak, yang dipercaya lebih bernutrisi dan mudah dicerna.
ADVERTISEMENT
Menurut Sarungu et.al. dalam Fermentasi Jerami sebagai Pakan Tambahan Ternak Ruminansia, h. 25), fermentasi adalah proses biokonversi bahan organik oleh mikroorganisme, dengan bantuan enzim, untuk meningkatkan kandungan gizi.
Dalam pakan, proses ini mengurangi serat kasar, meningkatkan protein, serta menekan senyawa antinutrisi yang dapat menghambat pencernaan ternak. Karena itu, peternak perlu memahami caranya agar fermentasi jerami berjalan optimal.
Cara Fermentasi Jerami untuk Pakan Ternak
Sebagai proses biologis, fermentasi jerami memerlukan kondisi tertentu agar berhasil. Untuk gambaran jelasnya, simak cara fermentasi jerami untuk pakan ternak, berdasarkan laman bangunharjo.bantulkab.go.id berikut ini.
1. Persiapan Lokasi dan Bahan
Fermentasi jerami memerlukan lokasi yang terlindungi dari hujan dan sinar matahari langsung, dengan alas tanah yang dapat menyerap kelembapan berlebih. Lingkungan ini menciptakan kondisi optimal bagi aktivitas mikroba fermentasi.
ADVERTISEMENT
Bahan utama yang digunakan adalah jerami padi kering, probiotik, seperti EM4 atau Starbio, dan molase (tetes tebu) sebagai sumber energi bagi mikroba . Air juga diperlukan untuk menjaga kadar kelembapan agar fermentasi berlangsung efektif.
2. Pembuatan Tumpukan Awal
Jerami yang telah dikeringkan ditata di atas tanah dengan ketinggian sekitar 30 cm, lalu dipadatkan dengan cara diinjak-injak. Pemadatan ini bertujuan untuk mengurangi rongga udara sehingga fermentasi berlangsung secara anaerob.
Kondisi anaerob penting untuk mencegah pertumbuhan jamur dan mikroba patogen. Selain itu, proses pemadatan membantu distribusi kelembapan yang merata, mendukung mikroba fermentatif dalam penguraian serat kasar jerami.
3. Penambahan Probiotik
Probiotik diberikan dengan dosis 0,6% dari berat jerami, lalu disebarkan secara merata pada permukaan tumpukan. Mikroorganisme dalam probiotik membantu meningkatkan daya cerna jerami melalui proses fermentasi selulosa.
ADVERTISEMENT
Peran utama probiotik adalah memecah lignoselulosa dalam jerami menjadi senyawa yang lebih mudah dicerna ternak. Proses ini menghasilkan asam organik yang meningkatkan palatabilitas serta nilai gizi pakan fermentasi.
4. Pembuatan Lapisan Tambahan
Lapisan jerami baru ditambahkan setinggi 30 cm, kemudian dipadatkan dan ditaburi probiotik dengan dosis yang sama. Proses ini diulangi beberapa kali hingga tinggi tumpukan jerami mencapai minimal 1,5 meter atau lebih.
Penumpukan bertahap memastikan fermentasi berjalan merata. Setiap lapisan jerami dipastikan mendapat perlakuan yang seragam, sehingga mikroba dapat berkembang secara optimal dalam lingkungan anaerob yang terkontrol.
5. Penyiraman Larutan Molase dan Air
Setelah tumpukan terbentuk, larutan molase (bisa dari tetes tebu) sebanyak 4 liter per ton jerami disiramkan secara merata. Molase berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroba, mempercepat pertumbuhan serta aktivitas fermentasi.
ADVERTISEMENT
Selain molase, air ditambahkan hingga kadar kelembapan mencapai 60%. Kelembapan ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan metabolisme mikroba fermentatif, sehingga proses penguraian serat kasar berlangsung optimal.
6. Penutupan dan Proses Fermentasi
Tumpukan jerami kemudian ditutup menggunakan karung plastik atau terpal untuk menciptakan lingkungan anaerob. Kondisi tertutup ini mendukung perkembangan bakteri asam laktat dan menghambat pertumbuhan mikroba perusak.
Proses fermentasi lazimnya berlangsung selama 9–12 hari, di mana aktivitas mikroba mengubah struktur serat jerami. Hasil fermentasi menghasilkan pakan dengan kandungan nutrisi lebih tinggi serta tekstur yang lebih lunak.
7. Penggunaan atau Penyimpanan
Setelah fermentasi selesai, jerami yang difermentasi dapat langsung diberikan kepada ternak atau disimpan sebagai cadangan. Baiknya, penyimpanan dilakukan di tempat kering agar kualitas pakan tetap terjaga dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Jika sudah sesuai anjuran, tak perlu khawatir pakan rusak, karena selain meningkatkan daya cerna dan palatabilitas, fermentasi jerami juga memperpanjang umur simpan pakan. Hal ini menjadi solusi efektif dalam penyediaan pakan ternak.
Itulah cara fermentasi jerami untuk pakan ternak yang efektif dan kaya manfaat . Ikuti cara di atas untuk menyediakan pakan berkualitas untuk optimalisasi produktivitas ternak. (BrenNd)