Cara Fermentasi Tepung Ikan untuk Pakan Berkualitas Tinggi

Ilustrasi cara fermentasi tepung ikan untuk pakan ternak. Foto: Pixabay.com/munzelminka

Cara fermentasi tepung ikan merupakan teknik yang banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan hewan, terutama bagi peternak atau pengusaha pakan.

Fermentasi tepung ikan dapat meningkatkan kandungan nutrisi dan mempercepat proses pencernaan pada hewan yang mengonsumsinya.

Teknik ini semakin diminati karena hasilnya yang efektif dalam meningkatkan hasil ternak.

Cara Fermentasi Tepung Ikan

Ilustrasi cara fermentasi tepung ikan untuk pakan ternak. Foto: Pexels.com/David Fiddler

Cara fermentasi tepung ikan dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk mengubah komponen dalam tepung ikan menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh hewan.

Mengutip dari ejournal.um-sorong.ac.id, tepung ikan yang berkualitas memiliki kandungan protein kasar yang bervariasi antara 58% hingga 68%, tergantung pada jenis ikan yang digunakan dan proses pembuatannya.

Kandungan air dalam tepung ikan biasanya berkisar antara 5,5% hingga 8,5%, sementara kadar garamnya dapat mencapai 0,5% hingga 3,0%.

Komposisi ini menjadikan tepung ikan sebagai salah satu bahan pakan yang sangat kaya akan protein, yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak atau ikan.

Untuk membuatnya sendiri bisa dimulai dengan pemilihan tepung ikan yang berkualitas baik.

Tepung ikan yang digunakan harus memiliki kandungan protein tinggi dan tidak tercemar dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya.

Setelah itu, tepung ikan akan dicampur dengan air atau bahan tambahan lainnya, seperti molase atau starter fermentasi.

Molase digunakan untuk menyediakan sumber gula yang akan digunakan oleh mikroorganisme dalam proses fermentasi.

Sementara itu, starter fermentasi mengandung mikroorganisme yang bermanfaat, seperti bakteri atau ragi, yang akan membantu mempercepat proses fermentasi.

Setelah campuran tepung ikan dan bahan tambahan tercampur rata, campuran tersebut kemudian disimpan dalam wadah tertutup dengan suhu yang terjaga untuk memulai proses fermentasi.

Wadah ini bisa berupa ember atau tong plastik dengan penutup rapat untuk menjaga kelembapan dan suhu tetap stabil.

Selama fermentasi, mikroorganisme yang ada akan mulai bekerja menguraikan protein dan lemak yang terkandung dalam tepung ikan menjadi bentuk yang lebih sederhana dan mudah dicerna oleh hewan.

Selain itu, proses ini juga dapat menghasilkan senyawa-senyawa lain yang bermanfaat, seperti asam amino dan vitamin, yang meningkatkan nilai gizi tepung ikan.

Fermentasi berlangsung selama beberapa hari, biasanya antara tiga hingga tujuh hari, tergantung pada suhu dan kelembapan lingkungan serta jenis mikroorganisme yang digunakan.

Selama periode ini, suhu yang ideal berada di kisaran 30 hingga 40 derajat Celsius, karena suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menghambat aktivitas mikroorganisme dan memperlambat proses fermentasi.

Oleh karena itu, penting untuk memonitor suhu dan kelembapan di sekitar tempat fermentasi agar proses berjalan optimal.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa wadah yang digunakan dalam proses fermentasi tetap tertutup rapat agar tidak terkontaminasi dengan bakteri atau jamur yang tidak diinginkan.

Jika proses fermentasi dilakukan dengan benar, tepung ikan yang telah difermentasi akan memiliki tekstur yang lebih lembut, beraroma lebih menyenangkan, dan kandungan nutrisinya lebih tinggi.

Proses fermentasi juga dapat mengurangi bau amis yang biasanya ditemukan pada tepung ikan, sehingga pakan yang dihasilkan lebih mudah diterima oleh hewan ternak.

Fermentasi tepung ikan merupakan langkah yang penting dalam menghasilkan pakan berkualitas tinggi.

Dengan cara fermentasi tepung ikan yang tepat, kualitas pakan akan meningkat, dan hewan ternak pun akan mendapatkan manfaat nutrisi yang lebih baik. (Shofia)

Baca Juga : Cara Fermentasi Buah untuk Memperpanjang Masa Simpannya