Cara Menanam Padi Hibrida yang Baik dan Menguntungkan

Ilustrasi Cara Menanam Padi Hibrida, Unsplash/Ant Rozetsky

Dengan cara menanam padi hibrida dan metode yang tepat, padi hibrida dapat menghasilkan panen yang melimpah dan berkualitas.

Menanam padi hibrida menjadi salah satu pilihan terbaik bagi petani untuk meningkatkan hasil panen.

Padi hibrida dikenal dengan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan varietas padi konvensional, serta daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit dan kondisi lingkungan yang kurang ideal.

Cara Menanam Padi Hibrida

Ilustrasi Cara Menanam Padi Hibrida, Unsplash/Raphael Rychetsky

Dikutip dari buku Petunjuk Teknis Budidaya Padi Hibrida, Andi Yulyani Fatwiwati Muljady D. Mario R.H. Anasiru Annas Zubair Yusuf Antu, (2008:1-16), berikut adalah cara menanam padi hibrida yang baik dan menguntungkan.

1. Pemilihan Varietas

Varietas tanaman merupakan salah satu elemen yang berpengaruh terhadap hasil panen. Secara umum, hasil gabah ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu tanah, tanaman, dan lingkungan (iklim).

Faktor lingkungan adalah hal yang tidak dapat dimodifikasi oleh manusia, seperti radiasi matahari, curah hujan, suhu udara, kelembapan, dan sebagainya.

2. Penyiapan dan Pengolahan Lahan

Persiapan lahan yang baik sangat penting bagi pertumbuhan tanaman sehingga pengolahan tanah berpengaruh besar terhadap keberlangsungan pertumbuhan padi hibrida.

Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan dua kali untuk mencapai pelumpuran tanah yang optimal.

3. Persiapan Pembibitan

Pada saat pengolahan tanah pertama, dilakukan juga pengolahan untuk persiapan pembibitan. Luas area pembibitan sebaiknya sekitar 4% dari total luas lahan yang akan ditanami.

4. Tanam Pindah

Tanam pindah menjadi salah satu proses dalam cara menanam padi hibrida.

Proses tanam pindah sebaiknya dilakukan saat bibit masih berusia muda, dapat 10 hari setelah sebar (HSS), 15 HSS, atau 21 HSS agar pembentukan anakan dapat lebih optimal.

Indikasi bahwa bibit siap tanam adalah saat daun tanaman telah mencapai 4 helai.

Penanaman dapat dilakukan dengan model tegel (20 cm x 20 cm, 22 cm x 22 cm, atau 25 cm x 25 cm), legowo 2:1, 3:1, atau 4:1 dengan jarak tanam 12,5 cm di dalam baris dan 25 cm di antar baris.

5. Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk menggantikan rumpun yang mati atau tumbuh kurang baik sehingga populasi tanaman dapat optimal.

Penyulaman dilakukan satu kali, sekitar satu minggu setelah penanaman, menggunakan sisa bibit yang ada.

6. Penyiangan

Tanaman padi perlu bebas dari gulma dan karenanya penyiangan sangat diperlukan. Penyiangan dapat dilakukan secara manual atau dapat dengan menggunakan herbisida.

7. Irigasi

Secara umum, kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman padi hibrida tidak jauh berbeda dari padi non-hibrida.

Padi hibrida sangat peka terhadap kekurangan air, terutama pada fase kritis, yang dapat mengakibatkan kehampaan gabah dan menurunkan hasil panen.

8. Pemupukan

Setiap ton gabah yang dipanen memerlukan hara nitrogen (N) sekitar 17,5 kg (setara dengan 39 kg Urea), fosfor (P) sebanyak 3 kg (setara 19 kg SP-36), dan kalium (K) sebanyak 17 kg (setara dengan 34 kg KCl).

Dengan demikian, jika petani ingin mendapatkan hasil gabah yang tinggi, maka diperlukan pemupukan yang lebih banyak.

9. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengelolaan hama dan penyakit dilakukan secara terpadu dengan menggabungkan berbagai strategi pengendalian yang saling mendukung, seperti menggunakan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit dan memilih bibit yang sehat.

Dalam cara menanam padi hibrida, kesungguhan dalam perawatan dan perhatian terhadap setiap tahap pertumbuhan akan memastikan padi hibrida tumbuh optimal.

Baca juga: Cara Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Padi dengan Tepat