Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Cara Panen Porang yang Praktis agar Produksi Melimpah
17 Desember 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara panen porang yang tepat memegang peran penting dalam menjaga kualitas umbi agar dapat dipasarkan dalam kondisi terbaik.
ADVERTISEMENT
Proses panen yang dilakukan secara benar akan memastikan produktivitas dan kualitas porang tetap optimal.
Cara Panen Porang
Berikut adalah cara panen porang yang perlu diperhatikan agar hasil panen lebih maksimal, dikutip dari laman dinpertanpangan.demakkab.go.id.
Panen porang dilakukan ketika tanaman mencapai usia yang tepat. Porang yang berasal dari bibit umbi biasanya siap dipanen setelah tujuh bulan masa tanam. Sementara itu porang yang berasal dari katak membutuhkan waktu sekitar dua tahun hingga panen pertama.
Pemilihan waktu panen yang ideal, yaitu pada bulan April hingga Juli, akan memberikan hasil yang optimal karena saat itu umbi sudah cukup matang.
Umbi yang dipanen pada waktu tersebut memiliki kandungan air yang lebih rendah, sehingga lebih mudah diolah dan diawetkan.
ADVERTISEMENT
Tanaman porang yang siap dipanen memiliki tanda-tanda khusus, salah satunya adalah daun yang mengering dan mulai rontok ke tanah. Kondisi ini menandakan bahwa pertumbuhan umbi telah berhenti dan umbi sudah mencapai ukuran maksimal.
Umbi yang dipanen dalam keadaan matang memiliki bobot yang lebih baik, kualitas lebih tinggi, dan umur simpan lebih lama dibandingkan yang dipanen terlalu dini.
Proses panen dilakukan dengan menggali tanah di sekitar tanaman menggunakan alat seperti cangkul atau garu. Penggalian harus dilakukan secara hati-hati agar umbi tidak rusak akibat terkena alat panen.
Sarung tangan juga diperlukan untuk melindungi tangan dari cedera selama proses penggalian.
Setelah berhasil digali, umbi harus dipisahkan dari sisa-sisa tanah dan akar yang menempel untuk memastikan kebersihan. Proses pembersihan awal ini penting agar kualitas umbi tetap terjaga saat diproses lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Setelah penggalian selesai, umbi porang perlu dipotong dengan cara yang benar. Pemotongan dilakukan pada bagian umbi untuk menghilangkan bagian yang tidak diperlukan.
Teknik pemotongan harus diperhatikan agar tidak merusak struktur umbi, karena kerusakan sekecil apa pun dapat mempengaruhi kualitas porang saat dipasarkan.
Proses selanjutnya adalah penjemuran umbi porang yang telah dipanen. Penjemuran dilakukan selama kurang lebih lima hari hingga umbi benar-benar kering.
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam umbi, sehingga masa simpan dapat diperpanjang dan kualitas tetap terjaga.
Penjemuran juga membantu mencegah pertumbuhan jamur yang dapat merusak umbi dan menurunkan nilai jual.
Setelah melalui proses penjemuran, umbi porang yang sudah kering bisa dikemas untuk dipasarkan dalam bentuk basah atau kering.
ADVERTISEMENT
Proses pengemasan dilakukan dengan memastikan umbi dalam kondisi bersih dan tidak ada sisa kotoran yang menempel.
Umbi yang telah dikeringkan dapat disimpan dalam waktu lama dan siap diolah menjadi berbagai produk seperti tepung glucomannan, bahan kosmetik, atau produk pangan lainnya.
Kualitas panen porang sangat dipengaruhi oleh ketepatan waktu, teknik panen, serta penanganan pasca-panen yang baik.
Dengan memperhatikan seluruh tahapan ini, umbi porang akan memiliki kualitas tinggi dan nilai jual yang optimal.
Cara panen porang yang tepat akan memastikan kualitas hasil panen tetap terjaga dan memberikan keuntungan ekonomi yang maksimal. Pemilihan waktu dan teknik panen yang baik juga mendukung keberlanjutan budidaya porang di masa depan. (Shofia)
Baca Juga : Tata Cara Panen Kacang Tanah yang Praktis
ADVERTISEMENT