Konten dari Pengguna

Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Bawang Merah

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
2 Oktober 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Bawang Merah, Foto: Unsplash/Bartolomeus Rumahorbo
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Bawang Merah, Foto: Unsplash/Bartolomeus Rumahorbo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengendalian penyakit antraknosa pada bawang merah merupakan salah satu langkah krusial yang harus dilakukan oleh petani untuk menjaga kesehatan tanaman dan hasil panen yang optimal.
ADVERTISEMENT
Antraknosa bisa menyebabkan kerusakan parah pada tanaman bawang merah, terutama pada bagian daun dan umbi. Penyakit ini dapat mengurangi produktivitas tanaman secara drastis jika tidak ditangani dengan baik.
Dikutip dari Aplikasi Rhizophagus intraradices, Bacillus Velezensis B-27, dan Silika untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa pada Bawang Merah, Puti Maharani, dkk., (2023), Salah satu kendala penyebab penurunan produksi bawang merah adalah penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides.

Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Bawang Merah agar Tanaman Tetap Sehat

Ilustrasi Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Bawang Merah, Foto: Pexels/zoosnow
Bagaimana cara pengendalian penyakit antraknosa pada bawang merah? Pengendalian penyakit antraknosa pada bawang merah melibatkan beberapa langkah yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran dan keparahan penyakit ini.
Berikut adalah cara-cara pengendaliannya.

1. Penggunaan Benih Sehat

Gunakan benih yang bebas dari penyakit atau benih yang telah melalui proses perlakuan dengan fungisida. Benih yang terinfeksi bisa menjadi sumber utama penyebaran antraknosa.
ADVERTISEMENT

2. Rotasi Tanaman

Lakukan rotasi tanaman dengan tanaman non-host (yang bukan bawang atau tanaman dari famili yang sama) selama 2-3 musim tanam. Hal ini dapat memutus siklus hidup jamur antraknosa di lahan.

3. Sanitasi Lahan

Buang dan hancurkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi setelah panen untuk mengurangi sumber inokulum. Sisa tanaman yang tertinggal di lahan bisa menjadi sumber infeksi pada tanaman berikutnya.

4. Pengaturan Jarak Tanam

Atur jarak tanam yang cukup untuk mencegah kelembaban tinggi di antara tanaman. Kelembaban yang tinggi merupakan kondisi ideal untuk pertumbuhan jamur. Selain itu, aliran udara yang baik di antara tanaman dapat membantu mengurangi risiko infeksi.

5. Pengendalian Kelembaban

Hindari penyiraman berlebih yang bisa meningkatkan kelembaban lingkungan sekitar tanaman. Penyiraman yang dilakukan pada waktu yang tepat, seperti pagi hari, dapat membantu tanaman tetap kering selama malam hari.
ADVERTISEMENT

6. Aplikasi Fungisida

Gunakan fungisida berbahan aktif mancozeb, tembaga, atau klorotalonil untuk mengendalikan antraknosa, terutama ketika kondisi lingkungan mendukung perkembangan penyakit (kelembaban tinggi dan suhu hangat).
Aplikasi fungisida sebaiknya dilakukan secara preventif atau segera setelah gejala awal terlihat.

7. Penggunaan Varietas Tahan

Menanam varietas bawang merah yang lebih tahan terhadap antraknosa bisa menjadi langkah efektif untuk mengurangi keparahan penyakit ini.

8. Pemangkasan Daun Terinfeksi

Jika ada tanaman yang menunjukkan gejala antraknosa pada daun, segera lakukan pemangkasan untuk menghilangkan bagian yang terinfeksi dan mengurangi penyebaran jamur ke tanaman lain.

9. Penggunaan Mulsa

Aplikasi mulsa plastik atau organik dapat membantu menjaga kelembaban tanah secara lebih stabil dan mengurangi percikan air yang dapat menyebarkan spora jamur dari tanah ke daun.
Pengendalian penyakit antraknosa pada bawang merah tidak hanya bermanfaat untuk keberhasilan produksi tanaman, tetapi juga membantu petani mengoptimalkan lahan tanamnya, serta menghadapi tantangan penyakit tanaman yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT