Konten dari Pengguna

Cara Pengendalian Penyakit Menggunakan Trichoderma

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
30 September 2024 19:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengendalian penyakit menggunakan Trichoderma. Foto: Pexels.com/Tom Fisk
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengendalian penyakit menggunakan Trichoderma. Foto: Pexels.com/Tom Fisk
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengendalian penyakit menggunakan Trichoderma merupakan metode inovatif dalam praktik pertanian modern.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan jamur antagonis ini, petani dapat meningkatkan kesehatan tanaman sekaligus mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Trichoderma dikenal efektif dalam mengatasi berbagai penyakit yang dapat merugikan tanaman, menjadikannya pilihan utama dalam pengelolaan penyakit secara hayati.

Pengendalian Penyakit Menggunakan Trichoderma

Ilustrasi pengendalian penyakit menggunakan Trichoderma. Foto: Pexels.com/Quang Nguyen Vinh
Mengutip dari tanamanpangan.pertanian.go.id, pengendalian penyakit menggunakan Trichoderma telah terbukti memberikan solusi yang efisien dan ramah lingkungan.
Jamur ini mampu mengatasi sejumlah penyakit tanaman, antara lain layu verticillium pada kapas, busuk daun pada tanaman, dan layu pada melon. Penyakit lain yang dapat diatasi termasuk busuk kering kentang dan busuk akar tembakau.
Penggunaan Trichoderma sebagai agen pengendali hayati semakin populer karena kemampuannya yang luas dan ramah lingkungan, yang menjadikannya alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan pestisida kimia.
ADVERTISEMENT
Cara kerja Trichoderma dalam mengendalikan penyakit dimulai ketika jamur ini diterapkan pada tanah.
Dalam waktu 24 jam, Trichoderma akan teradsorpsi pada akar tanaman, di mana hifa jamur mulai tumbuh dan membungkus akar dengan membentuk lapisan pelindung.
Lapisan ini melindungi akar dari invasi patogen yang berpotensi merusak tanaman.
Selain itu, Trichoderma juga memproduksi senyawa-senyawa bioaktif yang dapat merangsang sistem pertahanan tanaman.
Senyawa-senyawa ini membantu tanaman untuk lebih tahan terhadap serangan penyakit dan stres lingkungan, seperti kekeringan atau kelebihan air.
Salah satu aspek menarik dari pengendalian penyakit menggunakan Trichoderma adalah kemampuannya untuk memperpanjang masa simpan hasil pertanian.
Trichoderma dapat diaplikasikan tidak hanya pada fase pertumbuhan tanaman tetapi juga pada produk pasca panen.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, jamur ini dapat membantu menjaga kualitas dan kesegaran produk pertanian, sehingga mengurangi kerugian yang sering terjadi akibat pembusukan atau infeksi patogen selama penyimpanan.
Metode penyemprotan dapat dilakukan dengan menggunakan sprayer, baik pada tanah maupun di sekitar akar dan batang tanaman, sehingga memastikan distribusi yang merata.
Trichoderma juga berkontribusi pada peningkatan kesuburan tanah. Dengan membentuk hubungan simbiosis dengan akar tanaman, jamur ini dapat membantu dalam penyerapan nutrisi, terutama fosfor, yang esensial bagi pertumbuhan tanaman.
Selain itu, aktivitas Trichoderma dalam menguraikan bahan organik juga meningkatkan kualitas tanah, menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini sangat penting bagi petani yang ingin menerapkan praktik pertanian berkelanjutan.
Sebagai kesimpulan, pengendalian penyakit menggunakan Trichoderma adalah solusi yang menjanjikan bagi pertanian modern.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan kemampuan jamur ini, petani dapat mengurangi kerugian akibat penyakit tanaman dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Selain itu, metode ini berkontribusi terhadap praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Trichoderma tidak hanya menjadi solusi untuk pengendalian penyakit, tetapi juga berperan penting dalam menjaga ekosistem pertanian yang sehat. (Shofia)