Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Ciri Bioflok Gagal, Penyebab, dan Solusinya
26 Oktober 2024 22:13 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ciri bioflok gagal adalah hal yang penting untuk dikenali oleh peternak ikan yang menggunakan sistem ini, karena keberhasilan budidaya sangat bergantung pada kondisi bioflok yang stabil.
ADVERTISEMENT
Sistem bioflok memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan sisa pakan dan limbah dalam kolam, sehingga kualitas air tetap terjaga dan ikan mendapatkan nutrisi tambahan.
Mengutip situs hstp.fkh.ugm.ac.id, metode bioflok dapat meminimalisir penggunaan lahan karena tidak terlalu luas dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Bagaimana Ciri Bioflok Gagal? Ini Jawabannya
Bagaimana ciri bioflok gagal? Sistem bioflok bisa mengalami kegagalan jika tidak dikelola dengan baik. Berikut adalah beberapa ciri-ciri bioflok yang gagal.
1. Warna Air Berubah Drastis
Air yang ideal berwarna hijau atau cokelat kehijauan. Jika berubah menjadi keruh, hitam pekat, atau terlalu bening, ini menunjukkan masalah dalam ekosistem bioflok.
2. Bau Tidak Sedap
Bioflok yang sehat biasanya berbau tanah atau lumut. Jika muncul bau busuk atau amis yang kuat, ini menandakan adanya bahan organik yang tidak terurai dengan baik.
ADVERTISEMENT
3. Penumpukan Limbah di Dasar Kolam
Limbah yang menumpuk di dasar menunjukkan bahwa mikroorganisme tidak bekerja dengan efektif dalam mengurai sisa pakan atau kotoran ikan.
4. Kondisi Ikan Stres atau Mati
Ikan tampak lesu, sering muncul di permukaan (mencari oksigen), atau terjadi kematian ikan. Ini bisa menjadi tanda kualitas air buruk atau kadar oksigen rendah.
5. Kadar Amonia, Nitrit, dan Nitrat Tinggi
Tingginya kadar amonia atau nitrit dapat menyebabkan stres pada ikan. Pada sistem bioflok yang gagal, amonia dan nitrit sering meningkat karena bakteri pengurai tidak bekerja efektif.
6. Gumpalan Bioflok yang Tidak Merata
Bioflok yang sehat memiliki flok yang merata dan tidak mengendap di dasar. Jika bioflok menggumpal atau mengendap, ini menunjukkan bahwa sistem aerasi atau keseimbangan karbon-bakteri tidak optimal.
Penyebab Kegagalan Bioflok
Kegagalan dalam sistem bioflok dapat berdampak besar pada pertumbuhan dan kesehatan ikan, sehingga penting bagi pembudidaya untuk mengetahui tanda-tanda awal yang mengindikasikan masalah dalam kolam bioflok.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah berbagai hal yang menjadi penyebab kegagalan bioflok.
1. Aerasi yang Tidak Cukup
Bioflok membutuhkan oksigen yang tinggi agar bakteri aerobik dapat hidup dan mengurai kotoran. Aerasi yang lemah atau mati akan menyebabkan bakteri pengurai mati dan menurunkan kualitas air.
2. Ketidakseimbangan Karbon dan Nitrogen
Bioflok membutuhkan perbandingan karbon yang cukup tinggi dibanding nitrogen untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Kekurangan sumber karbon dapat mengurangi populasi bakteri baik, sementara kelebihan nitrogen dapat meningkatkan kadar amonia.
3. Pemberian Pakan Berlebih
Pemberian pakan yang terlalu banyak meningkatkan limbah yang sulit terurai, meningkatkan kadar amonia, dan membuat bioflok cepat kotor.
4. Suhu yang Tidak Stabil
Suhu air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mempengaruhi bakteri dalam bioflok, membuatnya kurang aktif dalam mengurai kotoran.
5. Penggantian Air yang Kurang Tepat
Sistem bioflok memang dirancang untuk minim pergantian air. Namun, jika air tidak pernah diganti atau hanya dilakukan pembersihan minimal, hal ini bisa menyebabkan penumpukan limbah dan penurunan kualitas bioflok.
ADVERTISEMENT
6. Kualitas Air yang Buruk
Air yang tidak memenuhi syarat awal (misalnya, pH rendah, atau adanya klorin) akan menghambat bakteri berkembang dan merusak keseimbangan bioflok.
Solusi untuk Mengatasi Kegagalan Bioflok
Dengan pengetahuan yang cukup mengenai tanda-tanda kegagalan, pembudidaya dapat segera mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menyelamatkan ekosistem kolam. Berikut adalah solusi untuk mengatasi kegagalan bioflok:
1. Tingkatkan Sistem Aerasi
Pastikan aerator berfungsi 24 jam penuh, atau sediakan aerator cadangan. Aerasi yang cukup penting untuk menjaga kadar oksigen dan mencegah bioflok menggumpal.
2. Perbaiki Keseimbangan Karbon dan Nitrogen
Tambahkan molase atau sumber karbon lain secara berkala untuk memastikan bakteri memiliki nutrisi yang cukup. Ikuti rasio perbandingan yang tepat, biasanya sekitar 15:1 antara karbon dan nitrogen.
3. Kontrol Pemberian Pakan
Sesuaikan jumlah pakan dengan kebutuhan ikan dan pantau sisa pakan. Jangan beri pakan berlebihan untuk menghindari penumpukan limbah. Pemberian pakan bisa dikurangi jika flok terlalu tebal.
ADVERTISEMENT
4. Pantau Suhu dan Kualitas Air
Suhu ideal bioflok adalah antara 25-30°C. Jika suhu terlalu rendah, pertimbangkan untuk menutup kolam atau menambah alat pemanas. Pastikan pH air berada antara 6,5-8.
5. Lakukan Pergantian Air secara Bertahap
Lakukan penggantian air sekitar 10-20% setiap minggu jika kualitas air menurun drastis. Hal ini membantu menjaga ekosistem tanpa menghilangkan terlalu banyak mikroorganisme.
6. Penambahan Probiotik secara Berkala
Jika bioflok mulai gagal, tambahkan probiotik untuk membantu membangun kembali populasi bakteri yang hilang. Probiotik bisa membantu mempercepat proses penguraian amonia dan nitrit.
7. Pengelolaan Limbah dan Endapan
Bersihkan endapan limbah dari dasar kolam secara rutin. Gunakan selang untuk menyedot limbah yang terlalu banyak tanpa mengganggu flok yang terapung.
8. Pemantauan Harian
Pantau kadar oksigen, pH, amonia, dan warna air setiap hari. Jika menemukan kadar amonia tinggi, segera lakukan tindakan perbaikan dengan menambah karbon atau probiotik.
ADVERTISEMENT
Pentingnya memahami ciri bioflok gagal bukan hanya untuk menghindari penurunan hasil panen, tetapi juga untuk menjaga kualitas air kolam tetap optimal. (Fikah)