Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Ciri-Ciri Butter Expired, Ketahui sebelum Memasak
6 Maret 2025 22:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ciri-ciri butter expired perlu dikenali sebelum memasak agar tidak dikonsumsi dalam kondisi yang sudah tidak layak.
ADVERTISEMENT
Butter sendiri merupakan produk olahan susu yang memiliki daya tahan cukup lama, tetapi tetap bisa mengalami perubahan kualitas seiring waktu. Butter memberikan tekstur dan rasa yang lebih baik saat memasak.
Memahami tanda-tanda butter yang sudah melewati batas kesegarannya sangat penting untuk menjaga kesehatan.
Ciri-Ciri Butter Expired
Berikut adalah ciri-ciri butter expired yang dapat dikenali dari berbagai perubahan yang terjadi, mengutip dari medicinenet.com.
Butter yang sudah tidak layak konsumsi biasanya mengalami perubahan warna yang terlihat lebih gelap atau keabu-abuan.
Butter segar umumnya memiliki warna kuning cerah yang merata, tetapi seiring waktu, warna ini bisa memudar atau berubah menjadi lebih kusam.
Dalam beberapa kasus, butter yang terlalu lama disimpan juga bisa menunjukkan bercak kehitaman akibat oksidasi atau pertumbuhan jamur pada permukaannya.
ADVERTISEMENT
Selain perubahan warna, butter expired juga dapat dikenali dari aromanya yang menjadi tengik atau berbau asam.
Butter segar memiliki aroma khas yang lembut dan sedikit manis, tetapi jika sudah mengalami oksidasi, lemak di dalamnya akan menghasilkan bau tidak sedap.
Bau tengik ini terjadi akibat reaksi antara lemak dengan oksigen, yang menyebabkan terbentuknya senyawa volatil beraroma menyengat.
Tekstur butter juga bisa berubah ketika sudah melewati masa simpannya. Butter segar memiliki konsistensi yang lembut dan padat, tetapi jika sudah expired, teksturnya bisa menjadi lebih keras, rapuh, atau justru terlalu lembek.
Jika butter disimpan dalam suhu yang tidak stabil, lemak di dalamnya bisa mencair lalu mengeras kembali, menyebabkan teksturnya menjadi tidak merata.
Pada beberapa kondisi, butter yang terlalu lama di lemari es juga bisa mengembangkan lapisan kristal yang menandakan kandungan airnya mulai terpisah dari lemaknya.
ADVERTISEMENT
Rasa butter yang sudah expired juga mengalami perubahan yang cukup mencolok.
Butter yang masih dalam kondisi baik memiliki rasa gurih dan sedikit manis, tetapi jika sudah melewati batas kedaluwarsa, rasanya akan menjadi pahit atau asam.
Perubahan rasa ini terjadi akibat proses pembusukan lemak dan pertumbuhan mikroorganisme yang mengubah komposisi kimia di dalamnya.
Jika rasa butter sudah berbeda dari biasanya, sebaiknya tidak dikonsumsi agar terhindar dari risiko gangguan pencernaan.
Selain itu, butter yang tidak lagi segar juga bisa menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan jamur atau bercak putih di permukaannya.
Meskipun kadar air dalam butter cukup rendah, jamur tetap bisa tumbuh jika penyimpanannya tidak higienis atau terjadi kontaminasi dari peralatan yang digunakan.
Jamur pada butter biasanya tampak sebagai bercak berbulu halus yang bisa berwarna putih, hijau, atau bahkan hitam. Jika tanda ini sudah muncul, artinya butter sudah tidak layak dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Butter yang sudah melewati masa simpannya juga berisiko mengandung bakteri yang berbahaya bagi kesehatan.
Kontaminasi bakteri seperti Salmonella atau Listeria dapat terjadi jika butter tidak disimpan dengan benar, terutama jika terpapar suhu hangat dalam waktu lama.
Konsumsi butter yang sudah rusak dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, atau bahkan keracunan makanan.
Oleh sebab itu, memastikan butter masih dalam kondisi baik sebelum digunakan sangat penting untuk menghindari risiko kesehatan.
Jika butter sudah menunjukkan ciri-ciri butter expired, sebaiknya tidak dikonsumsi lagi agar tidak menimbulkan masalah kesehatan. (Suci)