Konten dari Pengguna

Perbedaan Bioflok dan RAS untuk Budidaya Ikan yang Optimal

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
26 Oktober 2024 22:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan Bioflok dan RAS, Foto: Pexels/Tom Fisk
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan Bioflok dan RAS, Foto: Pexels/Tom Fisk
ADVERTISEMENT
Perbedaan bioflok dan RAS (Recirculating Aquaculture System) adalah hal mendasar yang perlu dipahami oleh peternak ikan yang ingin memilih sistem budidaya yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Bioflok dan RAS merupakan dua metode intensif yang sama-sama bertujuan untuk menjaga kualitas air dan meningkatkan efisiensi pakan, tetapi keduanya memiliki prinsip kerja dan teknik pengelolaan yang berbeda.
Mengutip situs unair.ac.id, RAS adalah teknologi akuakultur dengan mendaur ulang air menggunakan filter untuk menghilangkan produk air limbah. RAS akan mengubah senyawa beracun menjadi senyawa tidak beracun untuk digunakan kembali.

Perbedaan Bioflok dan RAS dalam Sistem Budidaya Perikanan

Ilustrasi Perbedaan Bioflok dan RAS, Foto: Pexels/Tom Fisk
Dalam dunia budidaya ikan, ada berbagai metode yang digunakan untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi produksi, dua di antaranya adalah sistem bioflok dan RAS. Berikut adalah perbedaan bioflok dan RAS untuk mencapai budidaya ikan yang optimal.

1. Konsep Sistem

Konsep bioflok yaitu memanfaatkan mikroorganisme (bakteri) untuk mengubah limbah (terutama amonia) menjadi biomassa yang bisa dimakan oleh ikan. Mikroorganisme ini membentuk gumpalan (flok) yang berguna sebagai sumber nutrisi tambahan bagi ikan.
ADVERTISEMENT
Konsep RAS, yaitu menggunakan teknologi sirkulasi dan penyaringan yang lebih kompleks. Air disaring dan dikembalikan ke kolam setelah melalui beberapa tahap penyaringan fisik, biologis, dan kimiawi.
RAS menggunakan filter, seperti biofilter, yang menguraikan amonia melalui proses nitrifikasi, tanpa mengandalkan gumpalan mikroorganisme di dalam kolam.

2. Kebutuhan dan Penggantian Air

Bioflok memerlukan pergantian air yang sangat sedikit karena bakteri dalam bioflok mengurai limbah organik di kolam. Biasanya air hanya diganti sekitar 10-20% dalam sebulan.
RAS menggunakan sirkulasi air tertutup dengan sistem filtrasi yang canggih, sehingga air dapat digunakan berulang kali. Air dalam RAS perlu diganti secara berkala, namun umumnya dalam jumlah kecil karena sistem ini sudah memiliki filtrasi yang kuat.

3. Pengelolaan Limbah

Bioflok mengandalkan mikroorganisme untuk menguraikan limbah. Limbah dan sisa pakan diurai oleh bakteri, sehingga menjadi bagian dari gumpalan bioflok yang bisa dimakan ikan.
ADVERTISEMENT
RAS memiliki unit pengolahan limbah terpisah, seperti biofilter dan mekanisme penyaringan lainnya, yang bekerja secara efektif menghilangkan amonia dan bahan berbahaya lainnya dari air sebelum dikembalikan ke kolam.

4. Kebutuhan Aerasi dan Oksigen

Bioflok memerlukan aerasi konstan agar bioflok tetap hidup dan tidak mengendap. Aerasi juga menjaga agar oksigen terlarut cukup tinggi untuk mendukung mikroorganisme pengurai.
RAS juga memerlukan aerasi, namun lebih fleksibel dalam pengaturannya karena sistem sirkulasi air yang sudah terkontrol dan didukung filter. Aerator atau oksigen tambahan mungkin diperlukan tergantung kepadatan ikan.

5. Kepadatan Ikan

Bioflok mendukung kepadatan ikan yang lebih tinggi dibandingkan kolam konvensional, tetapi biasanya lebih rendah daripada RAS karena akumulasi flok yang mungkin mengganggu jika terlalu padat.
RAS dapat mendukung kepadatan ikan yang sangat tinggi karena adanya kontrol ketat terhadap kualitas air. Sistem ini ideal untuk ikan dengan kepadatan populasi tinggi.
ADVERTISEMENT

6. Kualitas Air dan Pemantauan

Bioflok memerlukan pemantauan kualitas air secara intensif, terutama pada pH, suhu, kadar oksigen, dan amonia. Bioflok juga membutuhkan penambahan sumber karbon (seperti molase) untuk mempertahankan keseimbangan antara nitrogen dan karbon.
RAS menggunakan sensor otomatis untuk pemantauan kualitas air secara real-time, membuatnya lebih mudah diatur dibandingkan bioflok. Pemantauan pH, oksigen, suhu, dan kadar amonia juga tetap penting untuk menjaga kondisi optimal.

7. Biaya dan Keahlian

Bioflok biaya operasional lebih rendah karena minimnya pergantian air dan efisiensi pakan. Namun, pengelolaan bioflok membutuhkan pengetahuan khusus tentang mikroorganisme dan keseimbangan nutrisi.
RAS membutuhkan investasi awal yang lebih tinggi karena perangkat teknologi yang canggih (seperti biofilter, sensor, dan alat pemurnian air). Biaya operasional RAS juga cenderung lebih tinggi, tetapi sistem ini lebih otomatis dan ideal untuk skala besar.
ADVERTISEMENT

8. Jenis Ikan yang Cocok

Bioflok cocok untuk ikan yang toleran terhadap fluktuasi kualitas air dan yang dapat memanfaatkan bioflok sebagai pakan tambahan, seperti lele, nila, dan gurame.
RAS dapat digunakan untuk berbagai jenis ikan, termasuk ikan bernilai tinggi seperti kerapu, kakap, atau udang. RAS cocok untuk budidaya ikan air tawar dan ikan laut karena kontrol ketat pada kualitas air.

9. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan bioflok yaitu hemat pakan, minim pergantian air, cocok untuk ikan yang mengonsumsi bioflok. Sedangkan kekurangannya yaitu memerlukan pengelolaan mikroorganisme yang intensif dan aerasi konstan.
Kelebihan RAS yaitu kualitas air terjaga, mendukung kepadatan tinggi, cocok untuk berbagai jenis ikan. Sedangkan kekurangannya yaitu biaya investasi awal dan operasional tinggi, membutuhkan teknologi dan perawatan rutin yang lebih kompleks.
ADVERTISEMENT
Memahami perbedaan bioflok dan RAS dapat membantu peternak dalam menentukan sistem mana yang paling optimal bagi budidaya ikan yang diinginkan. (Fikah)