Teknik Pengolahan Pasca Panen Biji Kakao yang Penting Diketahui

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
Konten dari Pengguna
20 April 2024 20:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teknik pengolahan pasca panen biji kakao. Foto: Etty Fidele/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teknik pengolahan pasca panen biji kakao. Foto: Etty Fidele/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teknik pengolahan pasca panen biji kakao diawali dari proses fermentasi, pencucian, pengeringan, sampai dengan pengemasan.
ADVERTISEMENT
Mari simak penjelasan tentang teknik pengolahan pasca panen biji kakao selengkapnya berikut ini.

Teknik Pengolahan Pasca Panen Biji Kakao yang Tepat

Ilustrasi teknik pengolahan pasca panen biji kakao. Foto: Alexandre Brondino/Unsplash
Seperti diulas dalam repository.pertanian.go.id, pengolahan pasca panen kakao sangat penting dilakukan karena dapat meningkatkan kualitas hasil panen para petani. Kakao yang telah melalui proses pasca panen akan mempunyai nilai jual tinggi sehingga pendapatan para petani pun meningkat.
Berikut teknik pengolahan pasca panen biji kakao yang penting diketahui:

1. Fermentasi

Proses fermentasi dilakukan guna meluruhkan lendir yang ada pada kulit biji. Dengan demikian, ketika biji telah selesai disangrai, maka cita rasa serta aromanya akan semakin kuat. Fermentasi diawali dari meletakkan biji kakao segar ke kotak kayu yang telah dilubangi bagian bawahnya.
ADVERTISEMENT
Diameter lubang adalah 1 cm dengan jarak antarlubang 10 cm. Fungsi lubang yaitu untuk keluar masuknya oksigen, air, serta karbondioksida, yang dihasilkan saat proses fermentasi berlangsung.
Kotak tersebut lalu ditutup dan biji diaduk setiap hari agar mendapatkan panas merata. Lama fermentasi sekitar 6-7 hari. Tujuannya antara lain mengurangi kadar air, kadar jamur, hingga kadar kulit biji.

2. Pencucian

Setelah melalui proses fermentasi, biji kakao akan dicuci memakai air bersih. Pencucian bisa menggunakan tenaga manusia atau mesin cuci kakao. Tujuan pencucian antara lain supaya bentuk biji lebih bagus, warna kulit semakin mengkilap, dan lebih tahan terhadap serangan jamur maupun serangga tatkala disimpan.

3. Pengeringan

Pengeringan mampu menurunkan kadar air kakao dari mulanya 60% menjadi sekitar 6-7%. Proses ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari, alat pengering, atau kombinasi keduanya.
ADVERTISEMENT

4. Tempering

Usai pengeringan, biji kakao sebaiknya ditempering terlebih dahulu sebelum disortasi serta dikemas. Tempering merupakan proses penyesuaian suhu biji dengan suhu udara di sekitar. Caranya, dengan meletakkan biji kakao di tempat terbuka sekitar lima jam. Tahapan ini sangat penting dan dibutuhkan agar biji tak rusak pada tahapan berikutnya.

5. Pengemasan dan Penyimpanan

Lakukan sortasi atau pengelompokkan biji berdasarkan ukuran dan tampilan fisiknya, juga pembersihan biji dari kotoran-kotoran seperti kerikil, kulit buah, sampai benda asing lainnya. Biji kakao kualitas ekspor (standar AA), harus dipisahkan dari biji kakao kualitas rendah (standar C dan S), serta kualitas sedang (A dan B).
Hal ini dikarenakan setiap standar mempunyai nilai jual yang berbeda-beda. Baru setelah selesai penyortiran, masuk ke tahap pengemasan memakai karung goni. Tiap karung diberi label yang menjelaskan mutu serta identitas produsen (perusahaan, koperasi, dan sebagainya). Satu karung hanya dapat menampung sekitar 60 kg.
ADVERTISEMENT
Demikian teknik pengolahan pasca panen biji kakao yang penting diketahui. Semua proses perlu dilakukan agar kualitas biji kakao tetap terjaga. (DN)