Konten dari Pengguna

Apa Saja Peninggalan Sejarah Kota Depok yang Masih Ada Saat Ini?

Seputar Jabar
Artikel yang membahas wisata dan kuliner di daerah Jawa Barat
7 Mei 2025 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Jabar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa Saja Peninggalan Sejarah Kota Depok? Foto hanya sebagai ilustrasi saja. Sumber: Unsplash/Ammar Andiko.
zoom-in-whitePerbesar
Apa Saja Peninggalan Sejarah Kota Depok? Foto hanya sebagai ilustrasi saja. Sumber: Unsplash/Ammar Andiko.
ADVERTISEMENT
Sejarah Kota Depok sudah terukir sejak zaman penjajahan Belanda. Ada juga beberapa peninggalan sejarah yang masih ada sampai saat ini. Apa saja peninggalan sejarah Kota Depok tersebut?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan website resmi Pemerintah Kota Depok, depok.go.id, peninggalan sejarah di Kota Depok sebagian besar adalah bangunanyang masih berdiri kokoh, bahkan beberapa di antaranya telah dialih fungsikan.

Apa Saja Peninggalan Sejarah Kota Depok? Ini 6 Bangunannya

Apa Saja Peninggalan Sejarah Kota Depok? Foto hanya sebagai ilustrasi saja, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/Fitri Ariningrum.
Apa saja peninggalan sejarah Kota Depok? Seperti dijelaskan sebelumnya, sebagian besar peninggalan bersejarah ini adalah bangunan. Lokasinya pun tersebar di Kota Depok, dan masih bisa dikunjungi.
Berikut bangunan bersejarah peninggalan pada masa penjajahan yang ada di Kota Depok. Informasinya berdasarkan website resmi Pemerintah Kota Depok, depok.go.id.

1. Jembatan Panus

Pertama, ada Jembatan Panus di Jalan Siliwangi, Kecamatan Pancoran Mas. Jembatan ini membentang di atas aliran Sungai Ciliwung. Diketahui, jembatan ini telah dibangun sejak 1917 oleh insinyur Andre Laurens.
ADVERTISEMENT
Usut punya usut, penamaan jembatan ini cukup unik, karena mengambil nama warga Depok, bernama Stevanus Leander (Stevanus menjadi Panus). Dahulu Stevanus Leander pernah tinggal di dekat jembatan ini.
Jembatan Panus dahulu kala, pernah digunakan untuk menyeberangkan tank-tank Belanda saat perang terjadi.
Pada masa kolonial Belanda, jembatan ini memiliki lebar 5 meter dan panjang 100 meter. Selain digunakan menjadi lintasan tank Belanda, jembatannya juga jadi akses penghubung warga dari Depok menuju Batavia dan Bogor maupun sebaliknya.

2. Rumah Tua Pondok Cina

Di samping pusat perbelanjaan besar di Margonda, Margo City, ada bangunan peninggalan sejarah. Bangunan itu terkenal dengan nama Rumah Tua Pondok Cina.
Rumah tua ini didirikan oleh seorang arsitek Belanda. Pada pertengahan abad ke-19, bangunannya berpindah kepemilikan, dibeli oleh seorang saudagar Tionghoa bernama Lauw Tek Lok.
ADVERTISEMENT
Saat ini, bangunannya digunakan menjadi kedai kopi terkenal di dunia.

3. SMPN 1 Depok

Bangunan SMPN 1 Depok di Jalan Pemuda Nomor 53 Pancoran Mas, juga peninggalan sejarah. Diketahui, bangunannya sudah ada sejak era penjajahan Belanda.
Bangunan yang lekat akan arsitektur zaman Belanda ini, sejak tanggal 13 September 1951, digunakan sebagai fasilitas bagi Sekolah Guru B (SGB). Sampai saat ini, gedung SMPN 1 Depok masih dijadikan tempat belajar dan mengajar.

4. GPIB Immanuel Depok

Kemudian ada juga bangunan gereja, yang dahulunya didirikan sebagai rumah peribadatan bagi para budak yang dimerdekakan oleh Cornelis Chastelein.
Bangunan GPIB Immanuel Depok, berlokasi di Jalan Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Gereja ini, diketahui merupakan gereja tertua di Depok.

5. Gedong Tinggi Rumah Cimanggis

Terakhir ada Gedong Tinggi Rumah Cimanggis, yang terletak di Jalan Raya Bogor. Rumah besar ini, dahulunya adalah bangunan yang didirikan di lahan perkebunan milik Je Manns.
ADVERTISEMENT
Sebelum dibangun, lahannya dibeli oleh Petrus Albertus van der Parra pada tahun 1771, seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-29. Beliau membeli lahan tersebut untuk diberikan pada istrinya, Adriana Johanna Bake.
Belum rampung pembangunan rumah tersebut, Van der Parra wafat pada 28 Desember 1775.
Saat ini, bangunannya telah dipugar dan dijadikan sebagai cagar alam Kota Depok, dan berdiri di kaawasan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). (Fitri A)