5 Monumen di Jakarta yang Punya Makna Mendalam bagi Bangsa Indonesia

Seputar Jakarta
Mengulas serba serbi kota Jakarta, mulai dari sejarah, pariwisata, kebudayaan, dan lainnya.
Konten dari Pengguna
8 Mei 2024 15:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Monumen di Jakarta. Foto hanya sebagai ilustrasi. Sumber: Unsplash/Affan Fadhlan.
zoom-in-whitePerbesar
Monumen di Jakarta. Foto hanya sebagai ilustrasi. Sumber: Unsplash/Affan Fadhlan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada banyak monumen di Jakarta. Beberapa di antaranya punya makna mendalam dan dibangun berdasarkan kisah sejarah bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar monumen di Kota Jakarta dibangun dan dirancang pada masa pemerintahan presiden Ir. Soekarno. Hal ini tercantum dalam buku Seri Buku Tempo: Sukarno, Tim Tempo (2010:65).
Monumen-monumen yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, mengedepankan aspek kesenian dan nilai nasionalis. Kebanyakan juga dibangun pada jalan-jalan protokol Jakarta.

Beberapa Monumen di Jakarta dan Kisah di Baliknya

Monumen di Jakarta. Foto hanya sebagai ilustrasi. Sumber: Unsplash/Fasyah Halim.
Monumen di Jakarta bisa dikunjungi dan dinikmati keindahannya. Sejarah yang melatarbelakangi pembangunan monumen-monumen tersebut juga bisa dikenang.
Selain monumen yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, ada pula monumen yang dibangun pada awal pemerintahan Presiden Soeharto, yang punya kisah kelam. Berikut merupakan beberapa monumen bersejarah di Jakarta.

1. Monumen Nasional (Monas)

Berdasarkan website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, museum.kemdikbud.go.id, pembangunan Monas dibangun sejak 17 Agustus 1961. Tugu ikonik Kota Jakarta ini kemudian dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.
ADVERTISEMENT
Monas punya bentuk yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni”. “Lingga” yang menyerupai alu dan bentuk wadah (cawan) berupa ruangan menyerupai lumpang sebagai “Yoni”. Alu adalah alat penumbuk padi dan lumpang adalah wadahnya.
Lingga dan Yoni adalah kelamin yang menjadi perlambangan kehidupan abadi seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk dan lainnya. Sementara itu, simbol lidah api dipuncaknya menggambarkan semangat yang berkobar di Indonesia.

2. Monumen Selamat Datang (Bundaran HI)

Patung yang ada di depan Hotel Indonesia, dan juga diletakkan pada bundaran, bernama Monumen atau Patung Selamat Datang. Patung ini dibuat dalam rangka persiapan penyelenggaraan Asian Games ke lV di Jakarta, yakni pada tahun 1962.
Monumen memang dibuat untuk menyambut tamu dan atlet yang tiba di Jakarta. Patung ini dikerjakan oleh seniman Henk Ngantung yang menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan gagasannya berasal dari Presiden Sukarno.
ADVERTISEMENT

3. Monumen Pembebasan Irian Barat (Lapangan Banteng)

Di dalam kawasan Lapangan Banteng, Monumen Pembebasan Irian Barat, yang gagah berdiri. Monumen ini dibangun untuk memperingati kembalinya Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.
Sesuai dengan sejarah, Irian Barat telah diklaim oleh Belanda sejak tahun 1828. Belanda memang mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, namun tanpa melepaskan wilayah Irian Barat. Barulah dengan perjalanan panjang, wilayah ini dibebaskan tahun 1963.
Monumen ini dibuat oleh Edhi Sunarso dan tim Sanggar Keluarga Arca Yogyakarta. Patung tersebut menggambarkan seorang lelaki bertelanjang dada dengan tangan terentang ke atas memutuskan rantai.
Monumen setinggi ±35 meter ini diresmikan pada 17 Agustus 1963.

4. Monumen Pahlawan (Tugu Tani)

Masyarakat tentu mengenal Tugu Tani. Tugu ini memiliki nama Monumen Pahlawan, yang didirikan sejak 1962.
ADVERTISEMENT
Figur seorang wanita yang bersanggul dan mengenakan kebaya, memberikan perbekalan makan kepada patung seorang pria menggunakan caping adalah figur dari monumen ini.
2 figur ini menggambarkan keluarga yang pergi berjuang demi meraih kebebasan.
Untuk melengkapi monumen ini, dibubuhkan pula tulisan "Hanya Bangsa yang Dapat Menghargai Pahlawan-pahlawannya yang Dapat Menjadi Bangsa Besar".

5. Monumen Pancasila Sakti (Lubang Buaya)

Terakhir ada Monumen Pancasila Sakti, yang menyimpan kisah pilu masa akhir Orde Lama dan dimulainya Orde Baru. Monumen ini dibangun atas terjadinya pembunuhan 7 jenderal dalam peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965.
Patung yang dibuat pada monumen tersebut merupakan patung dari Pahlawan Revolusi terdiri dari Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R. Soeprapto, Mayjen TNI MT Haryono, Mayjen TNI S Parman, dan Brigjen TNI DI Pandjaitan.
ADVERTISEMENT
Kemudian sosok Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo, Kolonel Inf. Katamso, Letkol Inf. Sugiono, Lettu Czi Pierre Tendean, dan Ajun Inspektur Polisi Tingkat I KS Tubun, juga diabadikan di tempat ini.
Itulah beberapa monumen di Jakarta yang memiliki makna dan kisah mendalam di balik pembuatannya. Masyarakat dapat melihat monumen-monumen ini, dan belajar mengenai kisah pembuatannya. (Fitri A)