Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Tradisi Lebaran Betawi yang Unik dan Patut Dilestarikan
6 April 2024 15:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki bermacam-macam suku dengan adat budayanya tersendiri. Budaya ini biasanya tercermin dalam perayaan keagamaan seperti Lebaran . Suku Betawi, yang merupakan orang asli Jakarta, pun demikian. Ada banyak tradisi Lebaran Betawi yang menarik diketahui.
ADVERTISEMENT
Ragam Tradisi Lebaran Betawi yang Menarik Diketahui dan Wajib Dilestarikan
Jika ditelisik sejarahnya, suku Betawi secara biologis merupakan campuran dari berbagai macam etnis pendatang yang dulunya tinggal di Batavia, nama lama Jakarta. Hal ini sebagaimana dikutip dari Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya, Pram (2013:70).
Asal muasal ini memengaruhi dan memperkaya tradisi budaya yang dimiliki suku Betawi. Sayangnya, masih banyak yang belum mengetahui tradisi-tradisi ini dan banyak yang sudah hampir punah, begitu pula dengan tradisi Lebarannya.
Berikut adalah beberapa tradisi Lebaran Betawi yang unik dan perlu dilestarikan.
1. Nyorog atau Tukar Rantang
Berbagi makanan di rantang merupakan salah satu tradisi bulan Ramadan khas suku Betawi. Tradisi ini biasanya dilakukan antar tetangga dan anggota keluarga di awal bulan puasa dan di akhir bulan puasa.
ADVERTISEMENT
Rantang diisi dengan makanan seperti opor, kari ayam, ketupat ketan, dodol dan makanan khas Betawi lainnya. Penerima rantang nantinya akan mengembalikan rantang tersebut ke pemiliknya dengan masakannya sendiri.
Tradisi ini bertujuan untuk memupuk keakraban dan silahturahmi antar sanak keluarga dan tetangga.
2. Kebo Andilan
Ini adalah tradisi di mana masyarakat Betawi melakukan arisan atau urunan membeli kerbau di tiap awal bulan Ramadan untuk digembalakan. Nantinya, kerbau ini akan disembelih dan disantap bersama-sama sehari atau dua hari sebelum Lebaran.
Di zaman sekarang, tradisi ini sudah mulai memudar dibandingkan dahulu kala. Salah satu alasannya adalah semakin sempitnya lahan pemukiman yang tidak memungkinkan untuk menggembala kerbau.
3. Silahturahmi Selama Sepekan
Tradisi menyambangi rumah kerabat untuk bersilahturahmi selama tujuh hari adalah ciri khas tradisi suku Betawi khususnya yang tinggal di daerah Cengkareng.
ADVERTISEMENT
Alasan di balik tradisi ini adalah untuk menjaga ikatan silahturahmi meskipun sehari-harinya semua orang tetap sibuk bekerja dan beraktivitas.
4. Takbiran Keliling
Tradisi ini dilakukan di malam sebelum hari H Lebaran di mana segerombolan orang, biasanya pemuda, keliling kota untuk bertakbir sambil memukul bedug dengan kentongan.
Dulunya, tradisi ini juga beririsan dengan kebiasaan pemuda untuk bermain bleduran di malam bulan puasa dan takbiran. Bleduran atau bledukan adalah permainan meniup meriam bambu dengan karbit atau minyak tanah sebagai "peluru"-nya.
Permainan ini sudah jarang dimainkan di perkotaan, biasanya diganti dengan petasan.
5. Tradisi Makan Ketupat
Meskipun ketupat masih dinikmati secara luas sebagai makanan yang disantap saat Lebaran, suku Betawi memiliki tradisinya makan ketupatnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Biasanya, tradisi makan ketupat dilakukan di hari keenam setelah Lebaran, menandai berakhirnya masa puasa sunnah setelah iIdulfitri.
Jadi, itu dia beberapa tradisi Lebaran Betawi yang unik dan beragam. Kekayaan budaya ini harus dilestarikan agar tidak punah di generasi mendatang. (PNA)