Konten dari Pengguna

Sejarah Gelora Bung Karno yang Dibangun Tahun 1960

Seputar Jakarta
Mengulas serba serbi kota Jakarta, mulai dari sejarah, pariwisata, kebudayaan, dan lainnya.
3 November 2023 12:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustasi sejarah Gelora Bung Karno, Sumber: Pexels/Tembela Bohle
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi sejarah Gelora Bung Karno, Sumber: Pexels/Tembela Bohle
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stadion Gelora Bung Karno, atau lebih dikenal dengan GBK, bukan semata-mata sebuah arena olahraga megah, melainkan sebuah ikon dunia olahraga di Indonesia. Oleh karena itu, pentingnya untuk mengetahui sejarah Gelora Bung Karno.
ADVERTISEMENT
GBK telah menjadi saksi dari sejumlah momen epik dalam perjalanan sejarah Indonesia. Menyediakan panggung untuk berbagai ajang olahraga internasional hingga menjadi tempat berkumpul yang pertunjukan musik maupun budaya.

Sejarah Gelora Bung Karno

Ilustasi sejarah Gelora Bung Karno, Sumber: Pexels/Tembela Bohle
Mengutip dari website resmi ditsmp.kemdikbud.go.id, sejarah Gelora Bung Karno dibangun mulai sejak tanggal 8 Februari 1960 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Asian Games 1962.
GBK dirancang oleh arsitek terkemuka, Frederich Silaban, dan proyek ini melibatkan banyak spesialis pembangunan dari Uni Soviet. Total biaya pembangunan GBK mencapai USD12,5 juta atau sekitar Rp15,6 miliar pada kurs waktu itu.
Stadion seluas 225 hektar ini selesai pada 21 Juli 1962. Namun, pada saat peresmiannya, stadion belum memiliki nama yang jelas. Nama Gelora Bung Karno dipilih setelah diskusi antara Presiden Soekarno dan beberapa menteri.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, stadion ini hanya dikenal sebagai Gelanggang Olahraga. Sejarah GBK tidak selalu berjalan mulus dalam hal nama. Pada masa Orde Baru (Orba), nama stadion ini diubah menjadi Stadion Senayan.
Namun, saat kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gusdur), nama aslinya Gelora Bung Karno, dikembalikan sebagai penghormatan kepada salah satu founding father Indonesia, Bung Karno.
GBK bukan hanya menjadi saksi perhelatan Asian Games, tetapi juga menjadi tuan rumah acara olahraga internasional lainnya, seperti Games of the New Emerging Forces (Ganefo) ke-1.
Selain itu, stadion ini juga sering digunakan untuk acara-acara besar di luar dunia olahraga, seperti konser musik yang menampilkan artis-artis ternama.
Pada tahun 2016-2017, GBK mengalami renovasi besar-besaran. Semua bangku penonton diganti dengan kursi tunggal flip up untuk meningkatkan kenyamanan penonton.
ADVERTISEMENT
Kapasitas GBK saat ini sekitar 78.000 penonton, menjadikannya salah satu stadion terbesar di Indonesia. Selain itu, GBK juga dilengkapi dengan standar FIFA dan memiliki tingkat pencahayaan yang sangat tinggi, mencapai 3.500 lux.
Itulah sejarah Gelora Bung Karno yang dibangun tahun 1960 sampai saat ini yang telah menjadi landmark kota Jakarta. Revitalisasi terakhir membuat stadion ini menjadi salah satu stadion dengan pencahayaan terbaik di dunia. (RIZ)