Konten dari Pengguna

3 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Populer, Cocok untuk Dongeng Anak

Menyajikan segala informasi seputar Jawa Timur, khususnya tentang travel dan kuliner.
20 Februari 2025 16:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Jateng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cerita rakyat Jawa Tengah. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Pixabay/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Cerita rakyat Jawa Tengah. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Pixabay/Pexels
ADVERTISEMENT
Cerita rakyat Jawa Tengah menjadi salah satu peninggalan budaya Indonesia yang diceritakan secara turun-temurun oleh kakek, nenek, orang tua, dan guru. Memang benar, Indonesia tidak hanya memiliki bahasa dan suku yang beragam, tetapi juga warisan budaya yang kaya.
ADVERTISEMENT
Cerita rakyat mengandung banyak tradisi dan pesan moral yang muncul dalam banyak versi. Secara garis besar sebenarnya ceritanya tidak berbeda, terlebih untuk kisah yang sifatnya sakral.

Cerita Rakyat Jawa Tengah, Kaya Akan Pesan Moral

Cerita rakyat Jawa Tengah. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Pixabay/Pexels
Dikutip dari website balaibahasajateng.kemdikbud.go.id, cerita rakyat adalah kepercayaan, legenda, dan adat istiadat suatu bangsa yang sudah ada sejak lama dan diwariskan dalam bentuk lisan dan tertulis secara turun-temurun. Cerita ini menjadi bagian dari sastra lisan dengan fungsi yang begitu penting untuk masyarakat.
Setiap daerah memiliki cerita rakyat tersendiri, termasuk Jawa Tengah. Berikut ini pilihan cerita rakyat Jawa Tengah yang kaya akan pesan moral, cocok untuk dongeng anak-anak:

1. Timun Mas

Alkisah, seorang janda tua bernama Mbok Sarni sedang mencari kayu bakar di hutan. Di tengah perjalanan, Mbok Sarni dihadang oleh raksasa yang menginginkan seorang anak sebagai tumbal bagi siapa saja yang hendak melintas.
ADVERTISEMENT
Mbok Sarni berujar bahwa dirinya tidak memiliki anak, justru memang sangat ingin punya keturunan. Mendengar cerita Mbok Sarni, raksasa lalu memberikan biji mentimun kepada Mbok Sarni dan memberitahunya bahwa biji tersebut bisa mendatangkan keturunan.
Namun, raksasa mensyaratkan, Mbok Sarni harus menyerahkan kembali anak tersebut saat usianya 6 tahun sebagai tumbal. Benar saja, selang dua minggu biji yang ditanam Mbok Sarni berbuah besar, dan di dalamnya ada bayi perempuan yang begitu cantik.
Kebahagiaan menyelimuti Mbok Sarni, dan ia menamai anak tersebut dengan Timun Mas. Enam tahun kemudian, Mbok Sarni teringat dengan janjinya kepada sang raksasa. Namun, Mbok Sarni enggan untuk menyerahkan Timun Mas karena begitu menyayanginya.
Guna mengalahkan raksasa, Mbok Sarni kemudian meminta bantuan kepada pertapa di gunung. Singkat cerita, pertapa memberi tiga jenis biji kepada Mbok Sarni, untuk diberikan kepada Timun Mas.
ADVERTISEMENT
Sang raksasa pun datang ke rumah Mbok Sarni untuk menagih janjinya. Mbok Sarni lantas meminta Timun Mas untuk membawa kantong biji dari pertapa dan lari ke hutan. Setelah berlari ke dalam hutan sambil menyebarkan biji dari pertama, raksasa pun kalah.

2. Jaka Tarub

Cerita rakyat yang tidak kalah populer dari Jawa Tengah adalah Jaka Tarub. Dikisahkan, Jaka Tarub tinggal seorang diri sepeninggal Mbok Randa Tarub, ibu angkatnya. Jaka Tarub, sayangnya, menjadi malas untuk bekerja, tetapi senang berburu di hutan.
Suatu hari, Jaka Tarub melihat bidadari yang berasal dari kayangan sedang mandi di danau. Terpana akan kecantikan mereka, Jaka Tarub pun mengambil salah satu selendang bidadari dan menyembunyikannya.
Hal tersebut membuat Nawang Wulan, sang bidadari cantik tidak bisa pulang ke kayangan. Melihat hal tersebut, Jaka Tarub lantas berpura-pura membantu mencarikan selendangnya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Jaka Tarub pun menikahi Nawang Wulan. Mereka pun dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Dewi Nawangsih.

3. Roro Jonggrang

Cerita ini mengisahkan seorang pemuda tampan bernama Bandung Bondowoso yang sangat ingin menikahi Roro Jonggrang. Namun, Roro Jonggrang tidak mudah untuk ditaklukkan, ia pun memberikan syarat kepada Bondowoso.
Tidak tanggung-tanggung, Roro meminta Bondowoso untuk membuatkannya seribu candi serta dua sumur. Namun, Bondowoso hanya diberi waktu selama satu malam. Menariknya, Bondowoso pun menyanggupinya.
Bondowoso kemudian mulai membangun candi dengan dibantu para makhluk halus. Roro yang mengetahui hal tersebut mulai panik, karena ia tidak akan membiarkan Bondowoso berhasil membangun candi karena telah menghilangkan nyawa ayahnya.
Roro membangunkan para dayang dan meminta mereka untuk membakar jerami serta menumbuk padi di lesung, sehingga seakan-akan pagi datang. Ayam pun berkokok, dan mendengarnya, para makhluk halus pergi karena mengira hari sudah pagi.
ADVERTISEMENT
Bondowoso marah karena ia hanya perlu satu candi lagi untuk persembahannya kepada Roro. Akibatnya, Bondowoso mengutuk Roro menjadi sebuah arca. Kabarnya, arca ini ada di salah satu candi di Prambanan.
Cerita Rakyat Jawa Tengah memiliki kisah yang menarik untuk dipelajari. Setiap ceritanya juga tidak lepas dari pesan-pesan moral untuk generasi penerus bangsa. (YD)