Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Tradisi Ramadhan di Kudus, Dandangan yang Menandakan Awal Puasa
28 Februari 2025 14:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Jateng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menjelang datangnya bulan Ramadan, masyarakat di berbagai daerah mulai menyiapkan tradisi tahunan. Salah satunya adalah Dandangan, tradisi Ramadhan di Kudus yang masih dilestarikan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Setiap tradisi yang dihelat di masing-masing daerah jelang datangnya bulan puasa tentu menawarkan cerita dan keunikan tersendiri. Meski begitu, makna yang dihadirkan biasanya tidak berbeda, yaitu menyambut suka cita bulan puasa, dan membersihkan diri dari dosa.
Tradisi Ramadhan di Kudus, Dandangan yang Kaya Sejarah
Dikutip dari website tourism.kuduskab.go.id, tradisi Dandangan adalah festival tahunan yang diadakan untuk menandai dimulainya ibadah puasa pacaban Ramadan di kawasan Kabupaten Kudus. Puncak upacara ini dilakukan dengan memukul beduk yang ada di Masjid Menara Kudus, menunjukkan bahwa bulan puasa resmi datang.
Kata Dandangan didapat dari suara tabuhan beduk Masjid Menara Kudus yang bunyinya sangat nyaring, yaitu “Dang! Dang!”. Inilah yang selanjutnya menjadi asal mula tradisi Dandangan, memberitahukan bahwa bulan Ramadan telah datang.
ADVERTISEMENT
Dandangan tidak sebatas tradisi menyambut datangnya bulan Ramadan. Jauh sebelum itu, tradisi ini dilakukan untuk menetapkan awal 1 Ramadan atau puasa pertama, yang selanjutnya lebih populer dengan istilah isbat.
Setelah isbat dilakukan, maka keputusan awal puasa atau 1 Ramadan ditandai dengan menabuh beduk. Tabuhan dilakukan dengan irama yang cepat dan rancak, menciptakan suara “dang! dang! dang!” yang begitu nyaring.
Setiap tahunnya, tradisi Dandangan tidak pernah absen dilakukan oleh masyarakat Kudus. Seremoni ini diawali dengan aktivitas ziarah ke Makam Sunan Kudus, lalu dilanjutkan dengan menabuh beduk setelah isbat dilakukan, dan diakhiri dengan makan bersama.
Tidak hanya kegiatan sarat budaya, Dandangan juga menjadi momen komoditi ekonomi. Para pedagang di bidang fesyen, kuliner, hingga lainnya mulai bermunculan, seiring dengan semakin tingginya antusiasme masyarakat yang datang di seremoni tersebut.
ADVERTISEMENT
Menariknya, Dandangan saat ini juga menjadi tradisi yang kian inovatif, seiring dengan zaman yang semakin modern. Aktivitas yang diadakan pun lebih beragam, termasuk kirab dan dialog budaya.
Tradisi Ramadhan di Kudus , Dandangan, menjadi bukti bahwa masyarakat tetap mempertahankan kebiasaan turun-temurun meski zaman sudah modern. Tradisi ini juga menjadi bukti bahwa masyarakat selalu antusias akan datangnya bulan Ramadan. (YD)