Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
6 Budaya Jawa Timur yang Populer dan Eksistensinya Masih Terjaga
15 April 2025 14:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Jatim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jawa Timur bukan hanya daerah yang terkenal akan pesona alam indahnya, tetapi memiliki budaya dan tradisi khas yang berbeda dengan daerah lain. Budaya Jawa Timur mencerminkan kearifan lokal sekaligus nilai luhur yang eksistensinya masih terjaga.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Jawa Timur mewariskan budaya secara turun-temurun dan menjadi aspek yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosial-budaya masyarakatnya.
Daftar Budaya Jawa Timur
Setiap provinsi di Indonesia memiliki budaya yang kaya dan tidak terhitung jumlahnya, termasuk kawasan Jawa Timur. Budaya Jawa Timur umumnya mencerminkan setiap daerahnya dan masih dilestarikan oleh masyarakat pewarisnya hingga kini, berikut beberapa contohnya.
1. Reog Ponorogo
Siapa yang tidak mengenal Reog Ponorogo? Kebudayaan asli Kabupaten Ponorogo tersebut bukan hanya terkenal di Jawa Timur, tetapi juga di Nusantara dan mancanegara. Berdasarkan buku yang berjudul Aneka Ragam Khas: Jawa Timur. Udi Sukrama, (2009: 43), ciri khas tarian ini berupa penampilan penari dengan topeng besar berkepala harimau dan hiasan bulu merak.
Tokoh penari itu disebut Singo Barong, sedangkan topengnya disebut Dadak Merak. Selain itu, penampilan tersebut juga ditambah jatilan, berupa sekelompok penari gemblak yang naik kuda-kudaan sebagai cerminan dari pasukan Kerajaan Majapahit.
ADVERTISEMENT
2. Yadnya Kasada
Yadnya Kasada atau Pujan Kasada merupakan kebudayaan khas Suku Tengger berupa tradisi tahunan untuk mengungkapkan rasa syukur atas rezeki yang diperoleh serta penghormatan kepada leluhur masyarakat daerah setempat.
Menurut buku bertajuk Mendaras Puja, Mengemas Tamasya: Potensi Gastro-Sastra Wisata. Sony Sukmawan, Elvin Nuril Firdaus, Salamah, dan Asri Kamila Ramadhani, (2022: 2-4), Yadnya Kasada termasuk ritual besar yang memiliki cerita melegenda tentang kisah Raden Dewa Kusuma, putra ke-25 dari Roro Anteng serta Joko Seger, yang mengorbankan diri kepada Dewa di Kawah Bromo.
Yadnya Kasada ini dilaksanakan setiap bulan Kasada, hari ke-15, dalam sistem kalender Tengger dengan melarungkan sesajen di Kawah Gunung Bromo dan diikuti oleh seluruh masyarakat Suku Tengger.
3. Karapan Sapi
Budaya lain di Jawa Timur yang masih bertahan eksistensinya hingga sekarang adalah Karapan Sapi asal Suku Madura. Tradisi tersebut menggunakan sapi yang telah dilatih secara khusus agar bisa berlari kencang untuk berlomba di lintasan pacu yang panjangnya sekitar 100 meter.
ADVERTISEMENT
4. Larung Sembonyo
Di Trenggalek terdapat budaya yang berkaitan dengan sedekah laut bernama Larung Sembonyo, biasanya dilaksanakan masyarakat pesisir laut, khususnya kawasan Pantai Prigi.
Tujuan penyelenggaraan tradisi di Trenggalek tersebut untuk mengungkapkan rasa syukur berkat melimpahnya hasil laut sekaligus penghormatan kepada laut yang menghidupi masyarakat setempat. Masyarakat akan melarungkan sesajen berupa ubo rampe dengan iringan doa bersama.
5. Rumah Adat Joglo
Jawa Timur juga memiliki budaya rumah adat Joglo yang memiliki ciri khas berbentuk limas dan beratap besar menyerupai gunung. Semula, rumah adat tersebut banyak dimiliki kalangan bangsawan untuk menunjukkan status sosialnya, tetapi perlahan-lahan menjadi ikon khas Jawa Timur dan banyak masyarakat yang masih mempertahankan bentuk rumah Joglo tersebut.
6. Tari Gandrung
Tari Gandrung khas Banyuwangi juga termasuk budaya khas Jawa Timur yang masih bertahan sampai saat ini dan sering dipertunjukkan dalam acara tertentu.
ADVERTISEMENT
Tarian asal Banyuwangi tersebut melambangkan panggilan Dewi Sri sebagai dewi kesuburan. Umumnya, Tari Gandrung mengenakan baju beludru dengan hiasan mahkota omprok di kepala serta musik pengiring gong atau kempul.
Itulah beberapa budaya Jawa Timur yang eksistensinya masih terjaga sampai saat ini dan bisa dijumpai di berbagai daerah. Budaya-budaya tersebut perlu dipertahankan sebagai bentuk identitas daerah dan nilai-nilainya bisa dijadikan pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari. [ENF]