Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
6 Tradisi Menyambut Ramadhan di Jawa Timur yang hingga Kini Masih Dilestarikan
28 Februari 2025 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Jatim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ada sejumlah tradisi menyambut Ramadhan di Jawa Timur yang cukup mencuri perhatian. Tradisi tersebut telah dilaksanakan secara turun temurun dan hingga kini masih dilestarikan.
ADVERTISEMENT
Selain menjaga kebudayaan, hal ini sekaligus turut memeriahkan datangnya bulan Ramadan dari tahun ke tahun. Berbagai tradisi tersebut memantik rasa semangat umat muslim dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Tradisi Menyambut Ramadhan di Jawa Timur
Ada banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat di sejumlah daerah dalam menyambut Ramadan. Berikut ini beberapa tradisi menyambut Ramadhan di Jawa Timur yang unik:
1. Tradisi Gerebeg Apem di Jombang
Gerebeg Apem merupakan tradisi yang rutin digelar oleh masyarakat Jombang pada saat menjelang Ramadan. Mengutip buku Etnologi Jawa oleh Suwardi Endraswara (2015), apem berasal dari bahasa Arab afuwun yang artinya memohon ampun.
Tradisi ini dilakukan dengan membuat gunungan kue apem yang diarak ke jalanan. Tradisi ini menjadi harapan ll agar ibadah di bulan puasa semakin memperoleh keberkahan.
ADVERTISEMENT
2. Tradisi Ngosaran di Bangkalan
Tradisi menjelang Ramadan di Jawa Timur yang berikutnya adalah Ngosaran di Bangkalan. Tradisi ini tidak berbeda jauh dengan nyekar, yakni membersihkan area makam keluarga dan kerabat dekat. Tujuan melakukan Ngosaran yaitu agar keluarga yang akan ziarah tidak terganggu dengan lokasi makam yang kurang bersih.
3. Tradisi Unggahan di Blitar
Tradisi Unggahan di Blitar dilakukan sekitar seminggu sebelum Ramadan. Tradisi ini dijalankan oleh masyarakat dengan membawa masing-masing satu hingga dua jenis nasi berkat atau nasi kotak.
Isiannya berupa nasi, sambal goreng, ayam, mi, dan kue apem. Kemudian, sekelompok warga tersebut berkumpul dan mengirim doa untuk para leluhur.
4. Tradisi Mandi Bersama di Gresik
Sejumlah masyarakat di Gresik rutin menggelad mandi bersama saat menjelang Ramadan. Mandi yang dimaksud di sini hanya sekadar berendam di Sendang Sono. Tujuan melakukan tradisi ini sebagai bentuk penyucian diri dari dosa-dosa yang telah lalu, sehingga lebih siap dalam menjalankan ibadah puasa.
ADVERTISEMENT
5. Tradisi Buto-butoan di Jember
Tradisi Buto-butoan adalah memadukan pentas seni jaranan dengan ondel-ondel. Tradisi ini rutin digelar sebelum bulan suci Ramadhan datang oleh masyarakat Jember. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa gembira karena bisa bertemu lagi dengan bulan suci tersebut.
6. Tradisi Nyadran Sonoageng di Nganjuk
Beberapa desa di Nganjuk menyambut bulan Ramadan dengan tradisi Nyadran Sonoageng. Prosesi ini dilakukan dengan arak-arakan sesaji jolen. Rute yang dilalui mulai dari balai desa hingga ke makam leluhur. Selain untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan, Nyadran juga dilakukan untuk menolak bala.
Beberapa tradisi menyambut Ramadhan di Jawa Timur yang disebutkan di atas menggambarkan betapa beragamnya budaya Indonesia. Selain melestarikan tradisi, hal ini juga dapat menumbuhkan rasa bahagia karena menyambut bulan yang penuh keberkahan tersebut. (DLA)
ADVERTISEMENT