Konten dari Pengguna

Sejarah Buk Gluduk Malang, Penyangga Jembatan Rel di dekat Kampung Warna Warni

Seputar Malang
Artikel yang membahas hal seputar malang.
3 Februari 2025 15:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Malang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Buk Gluduk Malang (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash/ Ake Widyastomo
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Buk Gluduk Malang (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash/ Ake Widyastomo
ADVERTISEMENT
Sejarah Buk Gluduk Malang tak banyak diketahui oleh masyarakat di Malang Raya. Penyangga jembatan rel kereta api yang dekat dengan Kampung Warna Warni tersebut ternyata sudah ada sejak zaman kolonial.
ADVERTISEMENT
Penyangga kokoh dari batu beton tersebut menjadi perbatasan antara kawasan Jodipan dengan Rampal. Areanya juga sangat dekat dengan Stasiun Malang Kota Baru.

Sejarah Buk Gluduk Malang beserta Lokasinya

Sejarah Buk Gluduk Malang (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash/ Ake Widyastomo
Lokasi Buk Gluduk Malang berada di Jl.Untung Suropati Selatan, Kesatrian, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65119. Ketika melintas di area Kampung Tridi Jodipan dan Stasiun Kota Malang, pengguna jalan akan melewati bagian bawah bangunan Buk Gluduk ini.
Adapun sejarah Buk Gluduk Malang yang dikutip dari buku Wanwacarita Kesejarahan Desa-desa Kuno di Kota Malang oleh M. Dwi Cahyono (2013:23), Buk Gluduk memainkan peran penting dalam sejarah Kota Malang. Seberang selatannya merupakan sentra perekonomian awal, yang dihuni oleh warga Tiong Hoa. Pecinan Besar sebutannya. Keberadaan sentra ekonomi pada koridor Pecinan (Chineshe Kamp), yang membujur utara-selatan, menjadi pertimbangan untuk membangun jalur kereta api (KA), yang bersejajar dengan jalan poros di Pecinan Besar.
ADVERTISEMENT
Secara makna kata, "Buk" berarti bangunan yang berundak dan "Gluduk" memiliki arti suara gelegar dari sambaran petir. Penamaan bangunan itu berasal dari suara gelegar yang muncul saat kereta api melintas di rel yang dibangun di atas buk tersebut.
Dulu, rel tersebut dibuat dari kayu sehingga suaranya lebih nyaring dibandingkan saat ini. Dulu pengerjaan buk dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bawah pemerintahan Kolonial Belanda.
Sebelum merdeka, kawasan di sekitar buk ini dinamakan Kampung Buk Gluduk dan masih sangat sedikit penghuninya. Ketika hujan petir, area di sekitar bangunan tersebut kerap disambar petir.
Sekarang mulai banyak pendatang yang masuk ke Kota Malang dan bermukim di sekitar Buk Gluduk. Areanya kini padat penduduk dan strategis karena dekat dengan banyak fasilitas umum seperti kampung wisata, stasiun kereta api, daerah militer, kawasan perbelanjaan dan Alun-alun Tugu serta Balai Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Sejarah Buk Gluduk Malang yang telah dijelaskan di atas merupakan kisah bagaimana bangunan tersebut bisa diberi nama demikian. Tempatnya strategis karena berada di area keramaian Kota Malang. (IMA)