Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Pasir Berbisik Bromo yang Berawal dari Sebuah Film
13 November 2024 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Malang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejarah ini cukup unik karena berkaitan dengan salah satu film ndonesia. Film ini sendiri cukup populer pada zamannya.
Sejarah Pasir Berbisik Bromo dari Film Indonesia
Menurut buku Ayo mengenal Indonesia: Jawa, Maulida Yusnita (2020: 54), Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di empat wilayah, yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang.
Gunung ini adalah salah satu destinasi wisata populer di Jawa Timur. Menariknya, destinasi wisata tersebut tak hanya menawarkan keindahan gunung saja, tetapi juga kawasan-kawasan lain. Misalnya adalah Pasir Berbisik.
Pasir Berbisik merujuk pada kawasan lautan pasir di area kaki Gunung Bromo. Dahulu, kawasan ini hanya disebut sebagai lautan pasir saja. Namun, hal tersebut berubah sejak awal tahun 2000-an.
ADVERTISEMENT
Jadi, sejarah Pasir Berbisik Bromo bermula dari film Indonesia yang rilis pada tahun 2001. Film tersebut berjudul Pasir Berbisik dan dibintangi oleh berbagai artis ternama, yakni Dian Sastrowardoro, Slamet Rahardjo, Christine Hakim, dan Didi Petet.
Lautan pasir Gunung Bromo dipilih sebagai lokasi syuting film berdurasi 106 menit tersebut. Sejak saat itu, lautan pasir ini sering disebut sebagai Pasir Berbisik. Bahkan nama ini terdaftar secara resmi di mesin pencarian sehingga bisa dicari dengan mudah.
Fenomena Pasir Berbisik Bromo
Ada fenomena unik yang dialami oleh wisatawan saat berada di kawasan ini, yaitu pasir di kawasan tersebut akan terdengar seperti berbisik saat tertiup angin. Fenomena tersebut seakan membuat nama Pasir Berbisik semakin cocok untuk disematkan di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun juga, wisatawan perlu berhati-hati saat fenomena ini terjadi. Bila angin yang berhembus cukup kencang, maka butiran pasir tersebut bisa masuk ke mata sehingga membuatnya terasa tak nyaman. Jadi, mata perlu dilindungi jika hal tersebut terjadi.
Jadi, sejarah Pasir Berbisik Bromo bermula dari film Indonesia yang rilis pada tahun 2001 dengan nama sama. Lokasi syuting film tersebut berada di kawasan ini. Itulah mengapa kawasan ini dikenal sebagai Pasir Berbisik. (LOV)