Konten dari Pengguna

Bendungan Pleret Semarang dan Fakta Menarik Bendungan Tua Ini

Seputar Semarang
Artikel yang membahas info seputar kota Semarang.
10 November 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendungan Pleret Semarang 10K. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber www.pexels.com/Ciboulette
zoom-in-whitePerbesar
Bendungan Pleret Semarang 10K. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber www.pexels.com/Ciboulette
ADVERTISEMENT
Terkenal sebagai salah satu kota dengan kekayaan heritage memikat, Semarang memiliki banyak bangunan tua yang sudah berdiri sejak zaman Belanda. Salah satunya adalah Bendungan Pleret Semarang.
ADVERTISEMENT
Aktif sejak 1879, bendungan yang berada di wilayah Simongan, Semarang Barat ini merupakan bendungan tertua, serta menjadi salah satu bangunan ikonik di Kota Semarang.

Daya Tarik dan Fakta Menarik Bendungan Pleret Semarang

Bendungan Pleret di Kota Sekarang, dibangun pada tahun 1800-an oleh Belanda untuk mengatasi banjir dan mengairi persawahan.
Dikutip dari sosial media @pemerintahkotasemarang, Bendungan Plerete adalah bendungan pertama yang dibangun di Kota Semarang. Bendungan Pleret juga dikenal masyarakat dengan nama Bendungan Simongan. Pada zaman Belanda, bendungan ini bernama Western Bandjirkanaaal.
Sedangkan nama Pleret berasal dari “plorot”, Bahasa Jawa yang bermakna tubuh yang diperosotkan ke bawah. Hal ini merujuk pada kondisi fisik Bendungan Pleret yang memiliki titik miring pada sisinya.
ADVERTISEMENT
Di era perjuangan, bendungan ini menjadi titik penting dalam sejarah melawan penjajah. Tepatnya di bagian utara bendungan, sekitar jembatan Kaligarang merupakan titik kumpul para pejuang melakukan perlawanan.
Dalam fungsinya menjadi bagian dari jaringan kanal untuk menanggulangi banjir, Bendungan Pleret berfungsi mengendalikan luapan air Sungai Garang. Dengan mengarahkan air Sungai Garang ke Banjir Kanal Barat dan Sungai Semarang, untuk kemudian bermuara ke Laut Jawa.
Memiliki pintu-pintu air yang berfungsi mengatur aliran air ke berbagai kanal di sekitar Semarang untuk mengurangi resiko banjir di tengah Kota Semarang.
Kini di era modern, Bendungan Pleret tidak hanya sekedar untuk menanggulangi banjir dan mengairi sawah. Lokasinya yang strategis dan pembangunan fasilitas di sekitarnya, seperti Taman Bendungan Pleret menjadikan bendungan ini salah satu tujuan masyarakat sekitar untuk bersenang-senang.
ADVERTISEMENT
Baik sekadar duduk menikmati pemandangan, bersantai, memancing di beberapa titik bendungan. Hingga baru-baru ini viral di berbagai sosial media, jadi tempat populer warga yang datang untuk bermain seluncur di bendungan ini.
Lereng bendungan yang licin, jadi tempat aliran air mengalir menjadikan sisinya menarik untuk dijadikan wahana seluncuran bagi warga sekitar.
Di beberapa catatan sejarah, menurut sejarawan Sukardi Achmadi, kegiatan seluncuran bukanlah hal baru yang dilakukan warga di bendungan ini, namun sudah ada sejak abad ke-20. Tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, namun juga orang dewasa.
Bahkan penjaga air berkulit hitam bernama Zimmerman, yang sebelum era kemerdekaan namanya diabadikan masyarakat sebagai nama salah satu sisi timur banjir kanal barat, membentuk komunitas penghobi seluncuran di sana.
ADVERTISEMENT
Namun karena bukan tempat wisata seluncuran resmi, diperlukan pengawasan ketat semua pihak terkait. Untuk terus menjaga kondisi dan suasana lokasi agar tetap kondusif, aman selama warga mencoba, menonton dan menikmati pengalaman seru di seluncuran bendungan ini.
Inilah sejarah, fakta dan kisah menarik tentang Bendungan Pleret Semarang. Di era modern kini menjadi salah satu tempat yang hits dan ikonik dikunjungi warga Semarang serta sekitarnya sebagai salah satu tempat untuk melakukan berbagai aktivitas seru di saat senggang. (ICL)