Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Surakarta Disebut Solo? Berikut Penjelasannya
15 Desember 2024 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Solo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama ini ada banyak orang yang bingung kenapa Surakarta disebut Solo. Bahkan, bagi orang yang tidak tahu, ada yang mengira Surakarta dan Solo adalah dua kota yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan Surakarta, nama Solo memang jauh lebih populer. Bahkan, branding kota ini adala Solo The Spirit of Java. Namun, secara administratif, nama kota ini adalah Surakarta.
Penjelasan Kenapa Surakarta Disebut Solo
Surakarta merupakan nama salah satu kota di Jawa Tengah. Nama ini merupakan nama administratif yang tercatat resmi di seluruh dokumen pemerintahan. Namun, nama populer untuk kota ini adalah Solo.
Lantas, kenapa Surakarta disebut Solo? Bahkan, nama Solo jauh lebih dikenal dibandingkan Surakarta yang notabene adalah nama resmi pemerintahan. Ternyata, ada sejarah panjang yang mendasari penyebutan ini.
Berdasarkan informasi dari situs https://dprd.surakarta.go.id, penamaan ini bermula dari keberadaan Desa Sala. Pada tahun 1745, Paku Buwono 2 memilih Desa Sala sebagai lokasi baru untuk pembangunan Keraton Kartasura Hadiningrat.
ADVERTISEMENT
Desa Sala ini terletak di tepian Sungai Bengawan Solo. Seiring majunya kerajaan, Desa Sala pun makin eksis dan berkembang. Orang-orang pun makin mengenal Desa Sala. Mereka lebih sering menyebut Kutha Sala daripada Keraton Surakarta Hadiningrat.
Saat Belanda tiba, orang-orang Eropa mengucapkan Sala menjadi Solo. Pergeseran itu berlangsung secara terus menerus. Pada akhirnya, seusai masa kemerdekaan Indonesia, wilayah tersebut lebih dikenal dengan nama Solo dibandingkan Surakarta.
Sedangkan alasan mengapa secara administratif disebut Surakarta dan bukan Solo karena pada masa lalu kawasan ini masuk dalam lingkup Karesidenan Surakarta. Di tahun 1950 saat karesidenan dihapuskan, Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Jawa Tengah.
Penyebutan Solo juga semakin dikenal luas melalui lagu-lagu daerah, seni tradisional, dan literatur yang merujuk pada kota ini dengan nama Solo. Misalnya seperti dalam lagu terkenal "Bengawan Solo". Kemudian branding kota ini juga Solo the Spirit of Java.
ADVERTISEMENT
Meski nama resminya adalah Surakarta, penggunaan nama Solo tetap melekat hingga kini karena faktor sejarah, budaya, dan tradisi masyarakat setempat.
Demikianlah alasan kenapa Surakarta disebut Solo . Sejatinya, Surakarta dan Solo adalah nama satu wilayah yang sama. (SASH)