Konten dari Pengguna

Pasar Legi Solo: Pusat Perbelanjaan Tradisional yang Buka Selama 24 Jam

Seputar Solo
Artikel yang membahas tentang Kota Solo
16 Oktober 2024 14:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Solo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
[Pasar Legi Solo] Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: unsplash/Annie Spratt
zoom-in-whitePerbesar
[Pasar Legi Solo] Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: unsplash/Annie Spratt
ADVERTISEMENT
Pasar Legi Solo adalah salah satu pusat perbelanjaan legendaris yang hingga kini masih aktif beroperasi. Walaupun pusat perbelanjaan modern tumbuh dengan pesat, namun eksistensi Pasar Legi tidak surut.
ADVERTISEMENT
Pasar ini masih menjadi tujuan dalam berbelanja aneka jenis kebutuhan rumah tangga. Sebelum menjadi pasar besar seperti sekarang, Pasar Legi mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang dan tentunya layak dikenang.

Fakta Menarik tentang Pasar Legi Solo

Mengutip Instagram @pasarlegisolo, lokasi Pasar Legi Solo berada di Jl. Letjen S Parman No 19, Setabelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pasar Legi adalah pasar induk terbesar di Kota Solo yang berdiri pada masa pemerintahan Mangkunegara I.
Adapun fakta menarik tentang pasar ini yaitu sebagai berikut.

1. Cara Berjualan Tempo Dulu

Dahulu, para pedagang ke Pasar Legi dengan berjalan kaki karena pasa saat itu belum ada transportasi umum. Umumnya, mereka berangkat sejak pukul dua malam ditemani obor untuk menerangi jalan.
ADVERTISEMENT
Dalam setiap rombongan, terdapat beberapa laki-laki yang menggendong hasil bumi secara bergantian. Mereka berjalan kaki dengan formasi berbaris yang memanjang menyusuri tepi jalan.

2. Pedagang Menggunakan Kereta Api

Pada tahun 1870-an, masyarakat dari Klaten dan Ngawi mulai menggunakan kereta api kelas tiga untuk menuju ke Pasar Legi. Sementara itu, masyarakat yang belum terjangkau kereta api menggunakan kendaraan cikar, gerobak, atau andong untuk menjual hasil panennya di pasar.

3. Pedagang Oprokan

Pedagang oprokan merupakan pedagang yang menggelar dagangannya di tanah dan beralasakan daun atau karung. Pada pemerintahan Mangkunegro VII (1916-1944), pedagang Pasar Legi masih berdagang secara oprokan. Kemudian pada 1936, Pasar Legi dibangun menjadi pasar permanen dengan tembok bercat putih.
Bagian depan pasar dibangun pertokoan yang bahannya terbuat dari beton. Pasar ini semakin berkualitas karena dibangun selokan pembuangan air yang lebih memadai.
ADVERTISEMENT

4. Renovasi Pasar Legi

Setelah direnovasi pada 1936, Pasar Legi kembali diperbaiki pada 1992. Sayangnya, pasar ini sempat mengalami kebakaran pada tahun 2018. Peristiwa tidak terduga ini menghanguskan ratusan kios milik para pedagang.
Lalu, Pasar Legi dibangun kembali dengan bangunan tiga lantai dan diresmikan pada awal tahun 2022. Pembangunan pasar ini berkonsep hijau modern. Tujuannya untuk mengubah stigma pasar tradisional yang dianggap kotor dan kumuh.

5. Buka Selama 24 Jam

Salah satu keunggulan Pasar Legi beraktivitas adalah beroperasi selama 24 jam. Dengan kata lain, pasar ini tidak pernah tutup meskipun malam hingga dini hari. Pedagangnya pun silih berganti, mulai dari pagi hari, siang hari, malam hari, hingga dini hari.
ADVERTISEMENT
Pasar Legi Solo masih tetap eksis berkat dukungan pemerintah dan sinergitas masyarakat dalam memanfaatkan pasar. Daya beli masyarakat di pusat perbelanjaan ini juga relatif stabil, sehingga menjadi sumber pemasukan utama bagi para pedagang. (DLA)