Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Blangkon Solo dan Jogja yang Jarang Diketahui Masyarakat
11 Oktober 2024 14:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Solo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Blangkon merupakan penutup kepala khas dari Jawa yang kini menjadi salah satu identitas masyarakat Jawa khususnya Solo dan Jogja. Berbicara mengenai blangkon, ternyata ada beberapa perbedaan blangkon Solo dan Jogja.
ADVERTISEMENT
Perbedaan dari dua jenis penutup kepala tersebut jarang diketahui oleh masyarakat, karena mereka menganggap bahwa blangkon memiliki bentuk yang sama baik di Solo maupun Jogja. Padahal ada beberapa perbedaan yang wajib diketahui.
Ketahui Perbedaan Blangkon Solo dan Jogja
Dikutip dari laman Pemerintah Kota Surakarta, surakarta.go.id, blangkon merupakan bagian dari pakaian adat pria di Jawa khususnya di daerah Solo dan Jogja. Bentuk dari pentup kepala ini adalah mirip dengan kupluk yang dilengkapi dengan hiasa batik atau lurik.
Pada awalnya blangkon berbentuk seperti ikat kepala dan cara pakainya juga tergolong rumit. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan keinginan dari masyarakat untuk menggunakan blangkon dengan cepat maka terciptalah blangkon seperti sekarang yang sangat mudah digunakan.
ADVERTISEMENT
Jika ada pertanyaan dulunya blangkon dari mana, beberapa sumber menjelaskan bahwa blangkon merupakan hasil dari asimilasi budaya Hindu dan Islam. Saat ini blangkon terkenal di daerah Solo dan Jogja.
Secara fungsi blangkon di dua daerah tersebut sama. Yaitu sebagai salah satu pelengkap pada pakaian adat jawa.
Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah apakah ada perbedaan blangkon solo dan Jogja? Berikut ulasannya.
1. Motif
Perbedaan pertama bisa dilihat dari motif yang digunakan pada blangkon. Blangkon Solo menggunakan motif keprabon, motif kesatrian, motif perbawan, motif dines serta motif tempen yang khas.
Sementara itu, motif pada blangkon Jogja biasanya menggunakan motif modang, blumbangan, kumitir, celengkewengen, jumputan, sido asih, wirasat atau taruntum yang memiliki ciri tersendiri.
2. Bentuk
Perbedaan kedua bisa dilihat dari bentuknya. Di mana blangkon yang berasal dari daerah Solo biasanya tidang menggunakan mondolan, melainkan hanya datar saja di bagian belakangnya sehingga hanya dikaitkan menjadi satu dengan cara mengikatkan dua pucuk helai di kanan dan kirinya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada blangkon yang dari Jogja menggunakan mondolan pada bagian belakangnya. Penggunaan mondolan ini memiliki filosofi tersendiri. Filosofinya adalah masyarakat Jawa yang pandai menyimpan aib dan rahasia diri sendiri maupun orang lain.
Filosofi tersebut tentunya sangat dalam karena jika sudah memiliki dan bisa menerapkan hal tersebut akan memiliki hidup yang lebih bermakna. Selain itu, bisa lebih hati-hati dalam berucap dan memiliki budi pekerti yang baik.
Demikian adalah pembahasan mengenai perbedaan blangkon Solo dan Jogja yang terkadang tidak dipahami oleh masyarakat umum. (ARD)
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 13:21 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini