Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Pura Mangkunegaran dan Filosofi Bangunannya
9 Oktober 2024 15:28 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Solo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Pura Mangkunegaran dan filosofi bangunannya penting untuk diketahui, khususnya oleh masyarakat Jawa . Tempat ini merupakan salah satu istana yang terletak di kota Solo, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Dikenal sebagai tempat tinggal dan pusat pemerintahan bagi keluarga Mangkunegaran, pura ini memiliki sejarah yang kaya dan diwarnai oleh peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
Sejarah Pura Mangkunegaran
Menurut buku Kawasan Warisan Kota Surakarta Studi tentang Otentisitas Kota, Eko Nursanty (2020:64), sejarah Pura Mangkunegaran diawali dari Mangkunegaran yang merupakan suatu dinasti yang berasal dari Dinasti Mataram. Cikal Bakal dari dinasti ini adalah Pangeran Sambernyawa yang bertahta sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.
Istana Mangkunegaran sebagai pusat pengendalian kekuasaan politik didirikan setelah ditanda tanganinya Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757 di Salatiga.
Menurut Wasino (2014), Mangkunegaran menempati wilayah di bagian timur dan utara Karesidenan Surakarta. Daerahnya terpencar di beberapa tempat, termasuk wilayah Kasunan dan Kasultanan. Saat ini, Pura Mangkuneran berada di Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Surakarta.
ADVERTISEMENT
Filosofi Bangunan Pura Mangkunegaran
Pura Mangkunegaran merupakan tempat para penghuni istana tinggal. Pembagian penempatan lokasi tempat tinggal ini juga berdasarkan makna filosofis khas rumah Jawa, termasuk bangunannya. Berikut filosofi bangunan Pura Mangkunegaran.
ADVERTISEMENT
Itu dia sejarah Pura Mangkunegaran dan filosofi bangunannya yang dapat diketahui. Keanggunan arsitektur tradisional pada bangunan Pura Mangkunegaran menjadi salah satu identitas dari kebudayaan yang mempunyai arti penting dalam kehidupan, khususnya bagi masyarakat Solo . (DIA)