Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
11 Tempat Bersejarah di Yogyakarta sebagai Wisata Sejarah yang Menarik
25 November 2023 14:40 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti disebutkan pada laman jogjaprov.go.id, sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi provinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali.
Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata alam, dan wisata malam.
Tempat Bersejarah di Yogyakarta
Berdasarkan latar belakang sejarahnya, maka nama daerah pun menggunakan gelar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini dimaksudkan untuk menunjuk status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkaitan dengan runutan sejarah Yogyakarta baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Lantas, di mana saja tempat bersejarah di Yogyakarta yang bisa dituju sebagai wisata sejarah yang edukatif? Berikut informasinya.
1. Monumen Jogja Kembali
Monumen Jogja Kembali yang dikenal dengan sebutan Monjali merupakan sebuah monumen yang dibangun untuk memperingati kembalinya Yogyakarta sebagai ibu kota Indonesia. Pada saat itu, pada Yogyakarta sempat direbut oleh Belanda.
ADVERTISEMENT
Kini bangunan bersejarah ini menjelma menjadi museum dengan ciri khas bangunan berbentuk kerucut serupa tumpeng. Di Monjali, ada sekitar 1.108 koleksi benda bersejarah, seperti miniatur, replika, kendaraan, senjata api, senjata tradisional, foto dokumentasi, relief, diorama, dan masih banyak lagi.
2. Keraton Yogyakarta
Sebagai ikon budaya dan wisata Yogyakarta, Keraton Yogyakarta masih menjadi tempat kediaman Sultan. Sebagian area Keraton Yogyakarta terbuka bagi wisatawan untuk wisata dan belajar sejarah Keraton Yogyakarta sekaligus mengenal budaya Jawa.
Di Museum Keraton Yogyakarta, dipamerkan berbagai koleksi benda bersejarah, seperti koleksi batik para sultan, lukisan, perlengkapan perang. Wisatawan juga dapat melihat pertunjukkan seni, berbincang dengan para abdi dalem dan menyaksikan upacara adat.
3. Benteng Vredeburg
Benteng Vredeburg dulunya digunakan sebagai markas Belanda untuk memantau kegiatan di dalam Keraton Yogyakarta. Di lokasi ini, terdapat beberapa bangunan di dalam benteng, seperti rumah perwira, rumah residen, asrama prajurit, gudang senjata, gudang logistik, hingga rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Koleksi yang dipamerkan antara lain minirama Kongres Boedi Oetomo dan diorama pelantikan Soedirman sebagai Panglima Besar TNI.
4. Istana Kepresidenan Gedung Agung
Istana Kepresidenan Gedung Agung merupakan bangunan bersejarah di Yogyakarta karena merupakan bangunan saksi berbagai peristiwa penting di Yogyakarta.
Gedung Agung selesai dibangun pada 1832. Gedung tersebut dipakai sebagai tempat tinggal para residen dan Gubernur Belanda di Yogyakarta. Wisatawan bisa masuk ke area Istana Kepresidenan Gedung Agung, tetapi secara terbatas, serta melalui sejumlah prosedur.
5. Kawasan Kotagede
Kotagede merupakan pusat Kerajaan Mataram Islam yang merupakan cikal bakal dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Secara administratif, Kotagede merupakan kawasan kota lama yang masuk wilayah Kabupaten Bantul.
Kota kuno bekas ibukota Kerajaan Mataram Islam ini sudah berdiri sejak 1532 Masehi. Di sini wisatawan akan menyaksikan beragam peninggalan budaya, seperti Masjid Agung dan Pasar Kotagede.
ADVERTISEMENT
6. Tugu Pal Putih
Tugu Pal Putih dikenal juga sebagai Tugu Yogyakarta atau Tugu Jogja dan merupakan salah satu ikon Kota Yogyakarta. Tempat bersejarah ini berada di persimpangan antara Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Marga Utama, Jalan Diponegoro, dan Jalan AM. Sangaji.
Sebelum menjelma seperti saat ini, Tugu Pal Putih memiliki nama Tugu Golong Gilis yang dibangun pada 1755. Setelah sempat runtuh karena gempa di tahun 1867, tugu ini berdiri kembali pada tahun 1889.
7. Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949
Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 didirikan untuk memperingati perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama rakyat. Lokasi monumen ini berada di Titik Nol Kilometer Yogyakarta dan kerap menjadi area pertunjukkan oleh para seniman lokal.
8. Museum Sasmitaloka
Museum Sasmitaloka didirikan untuk mengenang jasa dan pengabdian Jendral Sudirman. yang berdiri di sebuah gedung yang dibangun pada 1890. Bangunan tersebut pernah menjadi kediaman dinas resmi Jendral Sudirman dan keluarga, sejak 18 Desember 1945 sampai 19 Desember 1948.
ADVERTISEMENT
Di Museum Sasmitaloka dipamerkan sejumlah koleksi, antara lain patung-patung Jendral Sudirman, koleksi persenjataan dan berbagai piagam penghargaan, peralatan dan seragam Jenderal Sudirman, termasuk replika tandu yang digunakan saat perang gerilya.
9. Taman Sari
Tak jauh dari Keraton Yogyakarta, wisatawan dapat menuju ke Taman Sari. Kawasan Taman Sari dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I sebagai tanda penghargaan atas jasa permaisuri. Sebagai bentuk perhatian pada sang permaisuri yang dianggap turut mengalami masa yang berat ketika Sultan Hamengku Buwono I melakukan Perang Giyanti.
Dulunya fungsi dari Taman Sari adalah tempat rekreasi dan peristirahatan bagi Sultan Hamengku Buwono I, permaisuri, anak-anak, dan kerabatnya. Fungsi tersebut masih terlihat hingga saat ini, seperti kolam pemandian, tempat ganti pakaian, dan area taman.
ADVERTISEMENT
10. Situs Warungboto
Pada abad ke-18, situs Warungboto adalah pesanggrahan raja dan keluarga, yang dibangun oleh Sultan Hamangku Buwono II. Pesanggrahan tersebut dilengkapi dengan kolam pemandian, tempat untuk bebersih keluarga kerajaan, dan mata air.
Air dari mata air ditampung di dalam kolam sebagai sarana pemandian raja dan keluarga. Di dalam bangunan tersebut, terdapat mikhrab sebagai tempat sholat dan bangunan semacam gardu pandang untuk mengintai musuh. Bangunan ini dikenal dengan arsitekturnya yang unik sehingga menarik perhatian banyak wisatawan.
11. Panggung Krapyak
Panggung Krapyak dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, sebagai panggung untuk Pos Berburu dan area pertahanan dari binatang buas.
Panggung Krapyak merupakan salah satu bangunan yang masuk dalam garis imajiner Kota Yogyakarta, yaitu Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Pangung Krapyak, dan Laut Selatan.
ADVERTISEMENT
Tempat bersejarah di Yogyakarta menjadi saksi akan kekuatan Yogyakarta dalam berjuang mempertahankan wilayahnya. Perjuangan itu berbuah manis, mewujudkan Kota Yogyakarta yang kaya akan wisata sejarah dan budaya hingga dapat dinikmati oleh para generasi penerus bangsa. (VAN)