Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
5 Perbedaan Alun-Alun Lor dan Alun-Alun Kidul di Yogyakarta
13 Desember 2023 14:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekilas kedua alun-alun ini memang mirip. Apalagi pada kedua alun-alun ini terdapat sepasang pohon beringin besar.
Perbedaan Alun-Alun Lor dan Alun-Alun Kidul
Berdasarkan website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kemdikbud.go.id, letak Alun-Alun Lor (utara) berada di depan Keraton Yogyakarta , sedangkan Alun-Alun Kidul (selatan) berada di belakang Keraton Yogyakarta.
Lebih dalam, berikut beberapa perbedaan kedua alun-alun, yang masih menjadi bagian dari Keraton Yogyakarta ini, berdasarkan kemdikbud.go.id.
1. Lokasi
Seperti telah diulas sedikit di atas, letak kedua alun-alun ini ada di depan (selatan) dan belakang (utara) Keraton. Alun-Alun Lor berada di selatan (depan) Kraton.
Sedangkan Alun-Alun Kidul yang ada sisi belakang dari Keraton Yogyakarta juga berada di dalam kawasan beteng. Karenanya, Alun-Alun Selatan dikenal dengan nama Alun-Alun Pengkeran (Alun-Alun Belakang).
ADVERTISEMENT
2. Nama Pohon Beringin
Kedua alun-alun ini punya sepasang beringin kembar atau pohon beringin kurung yang memiliki namanya masing-masing.
Dua pohon beringin kurung di Alun-Alun Lor bernama Kiai Dewadaru dan Kyai Janadaru, yang sekarang bernama Kyai Wijayadaru. Menurut Serat Salokapatra, benih pohon Kyai Janadaru berasal dari Keraton Pajajaran, sementara benih Kyai Dewadaru dari Keraton Majapahit.
Kemudian 2 beringin kurung di Alun-Alun Kidul dinamakan supit urang dan diberi pagar keliling berupa jeruji dengan gambaran busur dan anak panah.
Hal ini merupakan lambang bahwa gadis atau jejaka yang sudah dewasa, akil balik, dan sudah berani melepaskan isi hati kepada lawan jenisnya.
3. Fungsi pada Masa Lalu
Di masa lalu, Alun-Alun Lor digunakan untuk tempat latihan prajurit dan juga unjuk kehebatan di hadapan sultan dan para pembesar kerajaan yang menyaksikan dari Siti Hinggil.
ADVERTISEMENT
Dahulu, di Alun-Alun Lor ada pendopo kecil disebut bangsal perkapalan, yaitu sebagai tempat bupati menginap dan beristirahat ketika menghadap sultan.
Sementara di Alun-Alun Kidul, pada masa lalu digunakan sebagai tempat prajurit kraton berlatih, serta sebagai tempat pemeriksaan pasukan menjelang upacara Garebeg.
Alun-Alun Kidul juga pernah menjadi tempat menghadap bagi abdi dalem Wadana Prajurit dalam tradisi di bulan Puasa, pada malam 23, 25, 27, dan 29 bulan Ramadhan.
4. Tradisi Kedua Alun-Alun
Alun-Alun Lor dulu identik sebagai tempat bagi rakyat yang merasa diperlakukan tidak adil dan ingin mengadukan persoalan kepada Sultan.
Tempat ini juga dikenal dengan tradisi laku pepe atau tapa pepe dimana seseorang akan berpakaian putih, dan duduk di bawah panas matahari (pepe) di tengah alun-alun hingga Sultan melihat dan memanggilnya.
ADVERTISEMENT
Sementara berbeda dengan Alun-Alun Lor, Alun-Alun Kidul identik dengan mitos beringin kembar yang bisa menolak bala.
Sehingga menjadikan tempat ini dikenal dengan tradisi masangin yang dilakukan dengan cara berjalan di antara dua beringin dengan mata tertutup.
5. Kondisi Saat Ini
Saat ini fungsi kedua alun-alun banyak berubah. Revitalisasi di Alun-Alun Lor dengan dipasangi pagar keliling, tanah lapang yang tertutup oleh lautan pasir menjadikan tempat ini terbatas untuk masyarakat. Tidak sembarang orang dapat masuk ke kawasan ini.
Lain halnya dengan Alun-Alun Kidul Yogyakarta yang masih jadi tempat favorit wisatawan serta terbuka untuk umum. Masyarakat bahkan turis bisa mencoba tradisi masangin, melalui 2 pohon beringin dengan ditutup matanya.
Di sini juga banyak ditemukan penjual makanan dan persewaan wahana yang menjadi daya tarik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Itulah informasi mengenai perbedaan Alun-Alun Lor dan Alun-Alun Kidul di Yogyakarta. (Fitri A)
Live Update