Konten dari Pengguna

Ki Ageng Mangir Site: Tempat Bersejarah Musuh dan Menantu Panembahan Senapati

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
28 Januari 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ki Ageng Mangir Site. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/Jayme McColgan
zoom-in-whitePerbesar
Ki Ageng Mangir Site. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/Jayme McColgan
ADVERTISEMENT
Tempat bersejarah yang menyimpan kisah saat ini menjadi destinasi yang bisa dikunjungi. Khususnya bagi orang-orang yang ingin berwisata sambil beredukasi. Salah satu tempat yang bersejarah tersebut dapat ditemukan di daerah Yogyakarta, yaitu Ki Ageng Mangir Site.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari sendangsari.bantulkab.go.id, tempat tersebut termasuk cagar budaya yang sebelumnya adalah tanah perdikan yang dipimpin oleh Ki Ageng Mangir. Letaknya berada di sebuah perkampungan tua Desa Sendangsari, Mangir Tengah, Kabupaten Bantul.

Mengenal Bangunan Bersejarah Ki Ageng Mangir Site

Ki Ageng Mangir Site. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/Alena Lavrova
Ki Ageng Mangir Site atau bisa disebut sebagai Petilasan Ki Ageng Mangir merupakan sebuah kawasan bekas peninggalan yang dulunya pernah menjadi tanah perdikan. Tanah perdikan sendiri merupakan wilayah yang dikelola sendiri dan bebas dari pajak.
Tanah perdikan di wilayah Mangir ini dianggap sebagai tanah yang bebas merdeka oleh Ki Ageng Mangir. Oleh karena itulah, Ki Ageng enggan untuk memberikan wilayah ini kepada Kerajaan Mataram Islam.
Di dalam area, terdapat beberapa tugu dan bangunan, seperti candi yang terbuat dari batu-batuan serta watu gilang yang dipercaya sebagai singgasana bekas Ki Ageng Mangir. Areanya dikelilingi dengan pepohonan yang masih kental dengan suasana pedesaan dan asri.
ADVERTISEMENT
Lokasi wisata sejarah terdapat di daerah yang cukup jauh dari pusat keramaian Kota Yogyakarta. Jaraknya kurang lebih sekitar 20 kilometer yang bisa diraih menggunakan mobil atau motor dengan estimasi waktu tempuh kurang dari 50 menit.

Kisah Sosok Ki Ageng Mangir

Ki Ageng Mangir Site. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/Jeremy Bishop
Mangir Wanabaya III atau yang biasa dikenal dengan nama Ki Ageng Mangir yang berkuasa atas wilayah Mangir memiliki senjata bernama Tombak Baru Klinting yang sakti. Saat itu Panembahan Senopati menginginkan wilayah Mangir untuk menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Mataram Islam.
Namun, sebab kesaktian Mangir Wanabaya III, Panembahan Senopati tidak memiliki keberanian untuk melawan secara langsung agar wilayah Mangir berada di bawah kekuasaan kerajaannya.
Suatu hari seorang perintis Mataram Islam, yaitu Ki Juru Martani membantu Panembahan Senopati dengan membuat siasat. Siasat yang dilakukan yaitu dengan memerintah para punggawa untuk mengamen di wilayah Mangir bersama putri dari Panembahan Senopati bernama Raden Ajeng Pembayun.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita akhirnya Mangir Wanabaya III jatuh hati kepada sang putri, lalu mereka menikah. Setelah itu, sang putri Pembayun mengungkapkan rahasia bahwa sebenarnya dirinya merupakan anak dari sang Panembahan Senopati.
Kemudian tersebar kabar berita dari Kerajaan Mataram bahwa siapapun yang menemukan Raden Ajeng Pembayun akan diberi hadiah. Lalu, Ki Ageng dan putri Pembayun sepakat untuk menghadap bersama kepada Panembahan Senopati.
Berangkatlah pasangan tersebut menuju Kerajaan Mataram Islam di bulan Syawal dengan sambutan dari Panembahan bahwa akan diadakan perayaan pernikahan dirinya dengan putrinya.
Namun, saat sungkem di hadapan Panembahan Senopati, kepala Ki Ageng dipegang oleh Panembahan lalu dipukulkan ke batu gilang singgasananya.
Setelah itu, Ki Ageng Mangir meninggal dunia kemudian dimakamkan dengan setengah bagian di dalam area Makam Raja-Raja Mataram Kotagede dan setengah bagian di area luar makam.
ADVERTISEMENT
Ki Ageng Mangir menjadi sebuah destinasi yang bisa dikunjungi bagi pencinta cerita sejarah. Tempatnya yang cukup jauh dari hiruk pikuk kota, sangat cocok bagi yang ingin rehat dari kesibukan harian. (NIS)