Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Benteng Vredeburg, Perubahan Status Kepemilikan, dan Fungsinya
6 November 2023 14:22 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kemajuan keraton semakin pesat sehingga hal ini membawa kekhawatiran bagi pihak Belanda. Oleh karena itu, pihak Belanda membangun sebuah benteng di dekat keraton untuk mengontrol segala perkembangan yang terjadi di dalam keraton.
Sejarah Benteng Vredeburg
Dikutip dari buku Pasti Bertemu, Nita Permata (2021: 15), Benteng Vredeburg pertama kali dibangun pada tahun 1760. Pembangunan tersebut atas perintah dari Sri Sultan Hamengku Buwono I dan permintaan pihak pemerintah Belanda.
Dalih awal tujuan pembangunan benteng ini adalah untuk menjaga kemananan kraton. Akan tetapi, maksud sebenarnya dari keberadaan benteng ini adalah untuk memudahkan pengawasan pihak Belanda terhadap segala kegiatan yang dilakukan pihak keraton Yogyakarta.
Pembangunan benteng pertama kali hanya mewujudkan bentuk sederhana. Temboknya hanya berbahankan tanah, ditunjang dengan tiang-tiang yang terbuat dari kayu pohon kelapa dan aren, dengan atap ilalang.
ADVERTISEMENT
Bangunan tersebut berbentuk bujur sangkar yang keempat ujungnya dibangun seleka atau bastion. Keempat sudut itu diberi nama Jaya Wisesa (Barat laut), Jaya Purusa (Timur laut), Jaya Prakosaningprang (Barat daya), dan Jaya Prayitna (Tenggara).
Kemudian pada masa selanjutnya, gubernur Belanda yang bernama W.H. Van Ossenberg mengusulkan agar benteng ini dibangun lebih permanen. Alasannya agar keamanannya lebih terjamin.
Kemudian pada tahun 1767, pembangunan benteng mulai dilakukan di bawah pengawasan seorang arsitek Belanda bernama Ir. Frans Haak. Pembangunannya selesai pada tahun 1787.
Setelah pembangunannya selesai, benteng ini diberi nama "Rustenburg" yang berarti benteng peristirahatan. Pada tahun 1867, terjadi gempa hebat di Yogyakarta dan mengakibatkan banyak bangunan yang runtuh, termasuk Rustenburg.
ADVERTISEMENT
Kemudian diadakan pembangunan kembali benteng Rustenburg ini yang kemudian berganti nama menjadi "Vredeburg" yang berarti benteng perdamaian. Hal ini sebagai wujud simbolis manifestasi perdamaian antara pihak Belanda dan Keraton.
Perubahan Status Kepemilikan dan Fungsinya
Seiring dengan berjalannya waktu, Benteng ini merekam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di kota Yogyakata. Benteng ini juga beberapa kali mengalami perubahan status kepemilikan.
Tidak hanya itu, benteng ini juga beberapa kali mengalami perubahan fungsi. Berikut beberapa perubahan status kepemilikan dan fungsi dari Benteng ini.
ADVERTISEMENT
Itulah informasi lengkap mengenai sejarah Benteng Vredeburg Yogyakarta , lengkap dengan perubahan status kepemilikan dan fungsinya. Semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan masyarakat Indonesia mengenai sejarah. (Msr)