Sejarah dan Isi Keraton Yogyakarta: Warisan Budaya Tak Ternilai

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
29 Maret 2024 6:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Isi Keraton Yogyakarta. Sumber: Unsplash/Emod
zoom-in-whitePerbesar
Isi Keraton Yogyakarta. Sumber: Unsplash/Emod
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isi Keraton Yogyakarta adalah bagian penting dari sejarah Yogyakarta, sebuah kota yang terkenal dengan budayanya. Keraton ini adalah tempat tinggal Sri Sultan dan keluarganya, dan juga tempat yang menyimpan banyak cerita dan tradisi yang sudah ada sejak lama.
ADVERTISEMENT
Di sini, pengunjung bisa melihat banyak benda yang menunjukkan bagaimana hidup dan budaya di Yogyakarta berkembang dari waktu ke waktu. Keraton ini bukan hanya rumah bagi Sultan, tapi juga merupakan tempat yang penting untuk memahami budaya dan sejarah Yogyakarta.

Apa Saja Isi Keraton Yogyakarta?

Isi Keraton Yogyakarta. Sumber: Unsplash/Arya Krisdyantara
Tidak semua isi Keraton Yogyakarta dapat dilihat dan dikunjungi oleh publik. Hal ini terkait fungsi keraton ini sendiri, yang selain merupakan pusat kebudayaan, juga menjadi tempat tinggal bagi Sri Sultan Hamengkubuwono bersama keluarganya.
Di dalam keraton, pengunjung bisa melihat koleksi seperti kereta kencana, mobil-mobil klasik, lukisan kuno, pusaka, instrumen musik Jawa, dan beragam hadiah dari raja-raja Eropa.
Sri Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, merancang arsitektur Keraton Yogyakarta dengan pengaruh gaya Eropa dan Tiongkok. Pembangunan utama dan perencanaan tata letak keraton serta kota tua Yogyakarta dilakukan pada tahun 1755-1756.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs kebudayaan.jogjakota.go.id, area keraton terbagi menjadi tiga zona utama: area depan, inti, dan belakang. Zona depan mencakup gerbang utama, Alun-Alun Utara, dan Masjid Gedhe.
Area inti Keraton Yogyakarta dibagi menjadi tujuh bagian utama yang membentang dari Alun-Alun Utara ke Alun-Alun Selatan. Zona inti ini mencakup Pagelaran dan Sitihinggil Lor, diikuti oleh Kemandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kamandungan Kidul, dan berakhir di Sitihinggil Kidul. Bagian belakang keraton meliputi Alun-Alun Selatan dan Plengkung Nirbaya.

Sejarah Keraton Yogyakarta yang Menarik

Isi Keraton Yogyakarta. Sumber: Unsplash/Arya Krisdyantara
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah istana utama Kesultanan Ngayogyakarta dan terletak di jantung Kota Yogyakarta, bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas keseluruhan keraton mencapai 14.000 meter persegi, diisi dengan berbagai bangunan untuk sultan, keluarganya, dan para abdi dalem.
ADVERTISEMENT
Berdiri sejak tahun 1755 berkat Perjanjian Giyanti, Keraton Yogyakarta tidak hanya menjadi pusat pemerintahan tetapi juga pusat kebudayaan yang kaya sejarah. Hingga kini, keraton masih berfungsi dan diakui sebagai monumen hidup yang penting.
Berdasarkan SK Gubernur No. 186/2011, area keraton ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya yang mencakup Njeron Benteng dan bagian dari beberapa wilayah sekitarnya.
Pada tahun 2017, Peraturan Gubernur nomor 75/2017 mengintegrasikan kawasan cagar budaya Malioboro dengan Keraton, membentang dari Tugu hingga Panggung Krapyak, sebagai upaya pelestarian sejarah dan budaya.
Memahami isi dari Keraton Yogyakarta membantu melihat lebih dekat kehidupan kerajaan di masa lalu dan bagaimana itu memengaruhi Yogyakarta hari ini. (CR)
ADVERTISEMENT