Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Makam Raden Tumenggung Sumodiningrat (Panglima HBII) Si Singa Barong
17 Januari 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sejarah Makam Raden Tumenggung Sumodiningrat (Panglima HBII). Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber foto: Unsplash.com/Fuad Najib](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hmapf9ek51s0fbb8t18k7cnw.jpg)
ADVERTISEMENT
Raden Tumenggung Sumodiningrat adalah salah satu tokoh pahlawan yang berjuang melawan penjajah Inggris di tanah Jogja . Karena jasanya maka beliau dibuatkan sebuah makam yang dikenal dengan makam Raden Tumenggung Sumodiningrat (Panglima HBII).
ADVERTISEMENT
Makam ini menjadi salah satu makam bersejarah yang ada di Jogja. Dalam perkembangannya, makan ini menjadi salah satu tujuan wisata religi hingga saat ini.
Sejarah Makam Raden Tumenggung Sumodiningrat (Panglima HBII)
Sebelum membahas mengenai sejarah Makam Raden Tumenggung Sumodiningrat (Panglima HBII), sebaiknya mengenal lebih dulu sebenarnya siapa itu Raden Tumenggung Sumodiningrat atau yang dikenal sebagai Panglima HBII.
Dikutip dari buku Geger Sepoy karya Lilik Suharmaji, (2020) Raden Tumenggung Sumodiningrat adalah menantu dari Sri Sultan Hamengkubuwono II, raja Yogyakarta yang dikenal sebagai Sultan Sepuh.
Sumodiningrat juga merupakan panglima pasukan keraton Yogyakarta yang memimpin ribuan prajurit dalam menghadapi serangan Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.
Sumodiningrat memiliki julukan "Si Singa Barong" karena keberaniannya dan kemampuannya dalam berperang. Bersama putra Sultan Sepuh, Pangeran Mangkudiningrat, melatih prajurit reguler dan rakyat desa untuk mempertahankan keraton dari ancaman Inggris.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga menjadi penasihat dekat Sultan Sepuh dalam mengatur strategi perlawanan. Namun, nasib tragis menimpa Sumodiningrat pada tanggal 20 Juni 1812, ketika Inggris menyerbu keraton Yogyakarta dengan bantuan pasukan Mangkunegaran yang dipimpin oleh Pangeran Prangwedono (Mangkunegoro II).
Sumodiningrat dan pengawalnya berlindung di masjid yang berada di wilayah Sumodiningratan, sebuah kawasan selatan keraton yang menjadi kediamannya. Di sana, ditemukan oleh John Deans, sekretaris keresidenan Inggris, yang langsung menembak dan menebas lehernya dengan pedang.
Mayatnya kemudian dirampas baju dan perhiasannya oleh pasukan Inggris dan Mangkunegaran. Prangwedono pun datang dan memandangi mayatnya dengan sinis sambil berkata "Makane aja kementhus!" (Makanya jangan belagu).
Rakyat Sumodiningratan yang sedih dan letih kemudian menggotong mayat Sumodiningrat ke pemakaman keluarga di daerah tersebut. Makamnya masih bisa dikunjungi hingga sekarang sebagai saksi bisu dari kegigihan dan kepahlawanan Sumodiningrat dalam melawan penjajah.
ADVERTISEMENT
Makamnya berada di Jejeran, Wonokromo, Kec. Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada makam tersebut ada lambang dari Keraton Jogya di nisan yang menajdi pertanda bahwa menjadi bagian dari keluarga keraton.
Baca juga: 5 Ikon Kota Yogyakarta yang Terkenal
Itulah penjelasan mengenai sejarah Makam Raden Tumenggung Sumodiningrat (Panglima HBII) yang memiiki julukan sebagai Si Singa Barong. (ARD)