Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Masjid Gedhe Kauman, Masjid Ikonik di Jogja
23 Maret 2024 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Masjid ini merupakan salah satu masjid yang menjadi ikonik dari Kota Jogja khususnya di daerah Kauman. Selain itu, masjid ini juga memiliki nilai sejarah karena dibangun sejak awal berdirinya Keraton Yogyakarta.
Mengenal Sejarah Masjid Gedhe Kauman
Dikutip dari laman resmi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta https://pariwisata.jogjakota.go.id, sejarah Masjid Gedhe Kauman tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Keraton Yogyakarta sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar di Yogyakarta .
Masjid ini berdiri setelah 18 tahun terbentuknya Yogyakarta akibat dari Perjanjian Giyanti. Karena hal tersebut membuat Masjid Gedhe Kauman merupakan masjid raya di Indonesia yang memiliki umur lebih dari 200 tahun.
Masjid ini didirikan pada tahun 1773 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, pembangunan Masjid Gedhe Kauman tak lepas dari peran penting Kiai Fakih Ibrahim Diponingrat, Penghulu Keraton kala itu.
ADVERTISEMENT
Kiai Wiryokusumo dipercaya sebagai arsitek yang menuangkan cita-cita Sultan ke dalam wujud bangunan masjid. Upacara peletakan batu pertama masjid ini ditandai dengan candra sengkala berbunyi "Gapura Trus Winayang Jalma" yang menunjukkan tahun pembangunannya yaitu 1773 Masehi.
Awalnya, Masjid Gedhe Kauman hanya berupa bangunan utama dengan ukuran yang belum terlalu luas. Seiring bertambahnya jumlah jemaah, pada tahun 1775 Sultan memerintahkan pembangunan serambi atau beranda masjid yang jauh lebih luas.
Pembangunan masjid ini tak hanya memperhatikan aspek fungsional, tetapi juga estetika. Perpaduan gaya Jawa dan Islam terlihat jelas pada ornamen dan struktur bangunannya.
Masjid Gedhe Kauman tak lepas dari sentuhan budaya Jawa. Atap masjid berbentuk tajug limasan, bentuk atap tradisional Jawa yang menyerupai limas. Tiang penyangga masjid terbuat dari kayu jati kokoh, ukiran-ukiran menghiasi langit-langit masjid, serta mimbar yang terbuat dari kayu dengan gaya khas Jawa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Masjid Gedhe Kauman juga kental dengan nuansa Islam. Pintu gerbang masjid berbentuk gapura beratap tajug. Di serambi masjid, terdapat bedug besar yang digunakan sebagai penanda waktu sholat.
Seiring berjalannya waktu, Masjid Gedhe Kauman mengalami beberapa kali pemugaran. Renovasi dilakukan untuk memperindah dan memperkuat bangunan masjid. Namun, renovasi tersebut tetap memperhatikan nilai sejarah dan bangunan aslinya.
Keberadaan dan sejarah Masjid Gedhe Kauman menjadi bukti harmonisasi antara kebudayaan dan religiusitas masyarakat Yogyakarta. Masjid ini tak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga menjadi saksi bisu sejarah perjalanan Kesultanan Yogyakarta. (WWN)