Sejarah Masjid Jogokariyan yang Ikonik di Yogyakarta

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
13 Maret 2024 14:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Masjid Jogokariyan. Foto Hanya Ilustrasi, Bukan Tempat Sebenarnya. Sumber Unsplash Masjid Pogung Dalangan
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Masjid Jogokariyan. Foto Hanya Ilustrasi, Bukan Tempat Sebenarnya. Sumber Unsplash Masjid Pogung Dalangan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masjid Jogokariyan adalah tempat ibadah umat muslim yang ikonik di Yogyakarta. Banyak orang hingga dari luar kota mengunjungi masjid ini terutama saat Ramadan tiba. Untuk semakin mengenal tempat tersebut, sejarah Masjid Jogokariyan patut untuk dipelajari.
ADVERTISEMENT
Tak hanya bisa mengenalnya lebih jauh saja, sejarah masjid ini juga bisa meningkatkan wawasan tentang tempat-tempat ikonik di Yogyakarta. Hal ini dapat membuat kunjungan ke Yogyakarta menjadi lebih berkesan.

Sejarah Masjid Jogokariyan Singkat

Sejarah Masjid Jogokariyan. Foto Hanya Ilustrasi, Bukan Tempat Sebenarnya. Sumber Unsplash Masjid Pogung Dalangan
Menurut Serpihan yang Menerangi, Noor Fajar Asa (2019: 3), Masjid Jogokariyan berada di Jalan Jogokariyan No. 36 RT 40 RW 11, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Namanya disesuaikan dengan nama daerahnya, yaitu Kampung Jogokariyan
Sejarah Masjid Jogokariyan masih berkaitan dengan kisah Kampung Jogokariyan itu sendiri. Berikut penjelasannya.

1. Awal Kampung Jogokariyan

Sejatinya, kampung ini dihuni oleh para prajurit maupun abdi dalem dari Keraton Yogyakarta yang kehidupannya cukup mapan. Namun, hal ini berubah akibat adanya perubahan peraturan dari Keraton Yogyakarta.
Peraturan tersebut membuat banyak prajurit dan abdi dalem tak lagi menerima gaji dan diberikan sawah untuk bertahan hidup. Namun, banyak tanah yang dijual kepada pengusaha batik dan tenun sehingga kampung ini berubah menjadi industri kerajinan tersebut.
ADVERTISEMENT

2. Berubah Menjadi Markas PKI

Banyak para mantan abdi dalem dan prajurit yang tidak bisa menyesuaikan kehidupannya sehingga menjadi terpuruk. Anak-anaknya pun ikut menjadi pekerja di industri kerajinan batik atau tenun.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI dengan menggaungkan sentimen antara kelas buruh dan majikan. Ajakan PKI inipun membuat para mantan prajurit dan abdi dalem tersebut tertarik dan mendukungnya.

3. Ide Pembangunan Masjid Jogokariyan

Pada saat G30 S PKI meletus, banyak orang yang ditahan. Hal ini membuat ide pembangunan Masjid Jogokariyan muncul. Tujuannya untuk mengubah kampung tersebut menjadi masyarakat dengan budaya Islami dan menghapus pengaruh PKI.
Akhirnya pada tahun 1966, Masjid Jogokariyan mulai dibangun dan didukung oleh para anggota Muhammadiyah dan Masyumi. Tanahnya sendiri milik para pengusaha batik dan tenun yang juga simpatisan Masyumi dan anggota PNI. Masjid ini mulai beroperasi tahun 1967.
ADVERTISEMENT
Itulah sejarah Masjid Jogokariyan. Masjid tersebut bisa dikunjungi hingga saat ini oleh siapapun yang sedang berada di Yogyakarta. (LOV)