Konten dari Pengguna

Sejarah Selokan Mataram, Saluran Irigasi yang Dibangun Saat Pendudukan Jepang

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
3 April 2024 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selokan Mataram. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/Abdul Hameed
zoom-in-whitePerbesar
Selokan Mataram. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/Abdul Hameed
ADVERTISEMENT
Selokan Mataram adalah saluran irigasi yang bersejarah. Kanal yang berada di Kabupaten Sleman ini dibangun pada masa pendudukan Jepang. Saluran irigasi ini sepanjang 30,8 kilometer ini menjadi salah satu kanal irigasi primer di Daerah Irigasi Karangtalun.
ADVERTISEMENT
Selokan ini bukan kanal irigasi biasa. Ada sejarah mengenai seorang raja yang menggunakan siasat cerdik untuk menyelamatkan rakyatnya dari Jepang.

Sejarah Singkat Selokan Mataram

Selokan Mataram. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/Clarisse Meyer
Sejarah Selokan Mataram tidak terlepas dari peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada masa pendudukan Jepang.
Mengutip dari Menelusuri Jejak Mataram Islam di Yogyakarta, Sujarweni (2017:120), Jepang menyalurkan romusha (pekerja paksa orang pribumi) ke luar Pulau Jawa untuk mengerjakan berbagai proyek demi kepentingan Jepang.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memiliki pengaruh besar terhadap pemerintahan Jepang memberikan saran agar romusha dari wilayah Yogyakarta bisa mengerjakan berbagai proyek di wilayah Yogyakarta sendiri.
Beliau juga mengusulkan proyek pembangunan saluran irigasi yang menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak. Alasan lain pembangunan proyek ini adalah masyarakat Yogyakarta yakin bahwa wilayah Yogyakarta bisa makmur jika Sungai Progo digabungkan dengan Sungai Opak.
ADVERTISEMENT
Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga memanipulasi data tentang kemakmuran wilayah Yogyakarta. Beliau menyebutkan masalah pengairan membuat kondisi penduduk dan area pertanian sangat memprihatinkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sarana pengairan yang baik sehingga hasil pertanian akan melimpah dan bisa memberikan kontribusi bagi Jepang. Pada masa itu, sebagian besar lahan pertanian di daerah ini masih berupa lahan tadah hujan.
Dengan adanya saluran irigasi, diharapkan lahan pertanian bisa tetap dialiri air pada musim kemarau. Lahan yang bisa diairi pada musim kemarau bisa ditanami dengan padi sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan rakyat Yogyakarta dan pasukan Jepang.
Karena alasan-alasan tersebut, pemerintah Jepang menyetujui pembangunan sarana pengairan. Saluran irigasi yang awalnya bernama Kanal Yoshiro ini dibangun pada tahun 1944. Kanal sepanjang 30,8 kilometer ini mengairi area pertanian seluas 15.734 ha.
ADVERTISEMENT
Atas usul dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX tersebut, masyarakat Yogyakarta tidak dikirim ke luar Pulau Jawa, melainkan difokuskan untuk membangun Kanal Yoshiro. Kanal ini sekarang dikenal dengan nama Selokan Mataram.
Demikian sejarah singkat mengenai saluran irigasi yang dibangun pada masa penjajahan Jepang. Saluran irigasi ini juga sekaligus menjadi bukti sejarah siasat yang dilakukan Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk melindungi rakyatnya. (KRI)