Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Perempuan Juga Bisa
19 Oktober 2022 18:30 WIB
Tulisan dari Isha Ananda Firdausi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama ini peran perempuan menduduki peringkat kedua dalam masyarakat. Perempuan yang bekerja sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya sejauh ini berhasil mematahkan pandangan konservatif bahwa perempuan itu penurut, tidak berdaya, dan tunduk pada laki-laki. Kebanyakan orang percaya bahwa laki-laki harus menjadi tulang punggung keluarga, bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, bahwa untuk waktu yang lama, laki-laki dituntut untuk mencari nafkah, dan jika laki-laki tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut, maka akan menyebabkan keretakan keluarga. Hal ini berpengaruh pada dirinya, dan kondisi tersebut menguras emosi karena laki-laki juga berjuang untuk mempertahankan status mereka sebagai pencari nafkah.
ADVERTISEMENT
Ada anggapan bahwa perempuan tidak pantas bekerja dan tampil sukses dalam pekerjaannya. Namun, mengapa perempuan sekarang menjadi tulang punggung keluarga dan harus memegang tanggung jawab sepenuhnya di pundak mereka? Kini banyaknya kasus perempuan sebagai pencari nafkah utama.

Dilansir dari artikel konde.co, Lembaga Informasi Perburuhan Sedane (LIPS) mencatat banyaknya perempuan yang bekerja sebagai buruh garmen yang kemudian menjadi breadwinner dalam keluarga. Selain itu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 sebanyak 39,52% atau 51,79 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja adalah perempuan. Angka tersebut bertambah 1,09 juta orang dari tahun sebelumnya yang sebanyak 50,7 juta orang. Hal ini membuktikan bahwa perempuan memang pantas untuk bekerja dan sukses dalam pekerjaanya, meskipun sulit menjadi breadwinner. Tapi, tidak membuat mereka menyerah begitu saja.
ADVERTISEMENT
Namun, ada beberapa alasan mengapa seorang perempuan harus bekerja dan menjadi pencari nafkah keluarga. Pertama, penghasilan suami dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, suami sedang sakit parah. Ketiga, seseorang perlu melakukan sesuatu selain menjadi istri dan ibu. Keempat, sang suami sudah meninggal. Kelima, suami enggan bekerja karena tidak mau atau tidak tahan diperintah orang lain. Keenam, suami tidak mau bekerja karena malas.
Melansir dari artikel tribunjatim.com, contoh kasus seorang perempuan yang harus menjadi seorang breadwinner setelah suaminya menderita stroke. Ia kerap dipanggil dengan sebutan Vira. Karena suaminya sakit, vira menjadi satu-satunya penopang keluarganya, yang meliputi suami, anak, dan ibunya. “Sebelumnya saya hanya ibu rumah tangga biasa, tidak bekerja sama sekali. Tetapi sejak suami sakit saya terus berpikir, apa ya yang bisa menghasilkan uang dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga? Tetapi dengan adanya tiga tanggungan, saya harus bisa mencari pekerjaan yang bisa menghidupi kami semua. Apalagi di usia saya saat ini tentu bukan hal mudah untuk mendapat pekerjaan.” Jelasnya.
ADVERTISEMENT
Banyak faktor yang membuat perempuan menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga mereka. Pada umumnya laki-laki adalah kepala keluarga, tetapi perempuan, khususnya janda, dapat menjadi kepala keluarga. Dalam perannya sebagai perempuan kepala keluarga, banyak perempuan yang mampu menunjukkan eksistensinya sebagai tulang punggung keluarga, mampu menghidupi dan bertanggung jawab atas keluarganya. Di dunia sekarang ini, sangat umum menemukan wanita yang memilih untuk bekerja dari pada tinggal di rumah.
Pada opini di atas dapat disimpulkan, bahwa perempuan juga bisa tampil sukses dalam bekerja dan bertanggung jawab sebagai pencari nafkah utama keluarga. Meskipun begitu, banyak tantangan sosial bagi perempuan yang menjadi kepala keluarga karena selain sebagai pencari nafkah utama, mereka juga harus bertanggung jawab atas anak dan rumah, peran yang jarang diisi oleh laki-laki. dalam hal ini, perempuan harus dikuatkan dan diberi dukungan secara memadai.
ADVERTISEMENT