Konten dari Pengguna

Bantu Kurangi Kemacetan, Mulailah Gunakan Transportasi Umum

Shafira Zahra
Mahasiswi Universitas Bina Nusantara Jurusan Komunikasi Massa
11 Februari 2023 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafira Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Jalan layang dibangun oleh pemerintah pada titik-titik tertentu yang kerap mengalami Macet sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan. Kemacetan setiap hari tidak hanya membuat kita pegal-pegal, tetapi mental juga dapat terkuras sehingga menjadi tidak stabil. Kota Jakarta menjadi salah satu kota yang terkenal akan kemacetannya. Masyarakat Kota Jakarta seakan-akan sudah menganggap hal ini menjadi lumrah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktivitas yang harus dilakukan oleh masyarakat Jakarta untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Sebenarnya banyak, loh, cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi macet khususnya di Kota Jakarta.
ADVERTISEMENT
Banyak dampak buruk yang diberikan oleh kemacetan di Ibu Kota. Misalnya, bensin yang terkuras dengan sia-sia, lelah baik secara fisik maupun mental, hingga polusi udara karena asap yang berasal dari knalpot. Kemacetan yang dirasakan oleh masyarakat Jakarta sudah menjadi hal yang biasa. Meskipun biasa, tetap saja dampak-dampak tersebut tetap menjadi hal yang menyebalkan. Istilah "sudah biasa" tersebut menjadi sebuah ungkapan tersendiri bagi masyarakat Ibu Kota dalam menghadapi perihal kemacetan. Padahal, tentunya masyarakat Ibu Kota sangat terkuras mentalnya jika harus dihadapi dengan kemacetan.
Dalam mengatasi permasalahan macet di Jakarta, pemerintah sudah memberikan banyak upaya. Salah satunya adalah pembangunan jalan layangkemacetan. Dengan pembangunan jalan layang, volume kendaraan yang berlebih dapat dialihkan ke jalan yang baru sehingga tidak terjadi kemacetan. Hal ini disebabkan oleh alasan utama dari penyebab kemacetan di Kota Jakarta merupakan volume kendaraan yang tidak sebanding dengan luas jalan yang ada. Tetapi, pada kenyataannya sudah banyak jalan layang hingga ke ruas jalan tol dan tetap saja kemacetan masih terjadi.
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan plat ganjil dan genap juga menjadi salah satu strategi pemerintah dalam mengatasi kemacetan. Kebijakan ini menjadi perbincangan hangat masyarakat Jakarta terutama pada masa pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan oleh kemacetan yang sempat berkurang di Kota Jakarta selama masa pandemi Covid-19 yang mulai kembali meningkat ketika pasca pandemi. Kendaraan yang memiliki plat nomor dengan akhiran ganjil hanya dapat menggunakan jalan pada hari-hari tertentu, begitu pula bagi kendaraan yang memiliki plat nomor ganjil. Tetapi, masyarakat Indonesia yang memiliki mobilitas yang tinggi memiliki 1001 cara untuk mengakali hal tersebut. Banyak masyarakat, khususnya kalangan menengah ke atas, membeli kendaraan baru sehingga mereka memiliki dua kendaraan dengan plat nomor yang ganjil dan juga genap. Solusi yang diusung ini nyatanya masih menciptakan kemacetan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kemudian, terdapat regulasi Three in One di beberapa ruas jalan. Ketika kendaraan roda empat memasuki daerah Three in One, kendaraaan tersebut harus bermuatan sebanyak tiga orang. Kebijakan ini menjadi salah satu kebijakan yang sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Hal ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi mereka yang ingin berpergian dengan jumlah orang yang banyak dengan cara hanya menggunakan satu mobil saja. Tetapi, regulasi ini masih kurang efektif bagi masyarakat Indonesia. Di beberapa ruas jalan Three in One akan banyak penjoki yang menawarkan jasanya sehingga pengguna kendaraan tidak ditilang. Mereka akan ikut masuk ke dalam mobil sehingga mobil terlihat penuh.
Terakhir merupakan fasilitas transportasi umum yang selalu dikembangkan. Masyarakat Indonesia khususnya warga Jakarta sempat digemparkan dengan berita Moda Transportasi Raya (MRT) yang sudah dapat beroperasi di Jakarta. MRT yang serupa dengan transportasi umum di negara lain dapat dibilang sebagai bagian dari kebanggan masyarakat Jakarta. Kereta cepat ini dapat menjadi salah satu solusi kemacetan yang ada di Jakarta. Selain itu, transportasi bus umum antar wilayah yang disebut Transjakarta juga semakin diperbaiki sehingga para pengguna merasa nyaman. Transportasi umum di Jakarta sempat menjadi bahan evaluasi paling besar disebabkan oleh sarana dan prasarana yang tidak dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para penggunanya. Tetapi, seiring berjalannya waktu, pemerintah mulai memperbaiki segala kekurangan yang dimiliki transportasi umum di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi perbincangan akhir-akhir ini merupakan beberapa ruas jalan Jakarta yang menjadi berbayar. Hal ini tentunya melahirkan kontroversi, banyak pengguna jalan yang mengeluh bahwa mereka merasa keberatan sebab mobilitas yang mereka miliki cukup tinggi. Tetapi, di sisi lain hal ini dapat menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah agar volume kendaraan berkurang dan mengurangi kemacetan. Meskipun terkesan kejam, cara ini dinilai dapat efektif untuk mengurangi jumlah kendaraan sehingga kemacetan dapat berkurang.
Berdasarkan penjelasan di atas, sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi kemacetan di Ibu Kota. Beberapa solusi yang diberikan sebenarnya memiliki peluang yang besar sehingga Jakarta tidak lagi macet. Tetapi, pada kenyataanya Jakarta masih harus berkutat dengan kemacetan di setiap harinya. Bukan hanya pemerintah saja yang dapat memberikan solusi sehingga macet dapat dikurang, tetapi kita sebagai masyarakat juga harus ikut berkontribusi.
ADVERTISEMENT
Jika hanya mengandalkan solusi yang diberikan oleh pemerintah tanpa adanya langkah yang kita sendiri usahakan, kemacetan tentu tidak dapat teratasi. Lalu apa yang harus masyarakat Indonesia lakukan?
Mengingat transportasi umum yang sudah lebih bagus dan nyaman, masyarakat dapat memulai menggunakan transportasi umum untuk berpergian ke mana pun. Dengan menggunakan transportasi umum sebenarnya banyak sekali manfaat yang didapatkan, misalnya pengeluaran berkurang, kita dapat menjadi lebih sehat karena berjalan kaki, dan mengurangi kemacetan.
Masih sering muncul banyak alasan mengapa masyarakat enggan menggunakan transportasi umum. Pertama adalah tempat tujuan yang belum terjangkau transportasi umum. Hal ini merupakaan catatan bagi pemerintah. Jika masyarakat Indonesia diharuskan menggunakan transportasi umum, maka diperlukan banyak rute transportasi hingga ke berbagai tempat. Kedua adalah perasaan malas. Malas untuk berjalan ke terminal transportasi umum menjadi alasan yang paling sering ditemukan. Ketiga adalah perasaan berdesak-desakan yang tidak nyamansaat berada di transportasi umum. Hal ini sebenarnya menjadi risiko bagi para pengguna transportasi umum, tetapi dampak yang dapat dirasakan adalah macet yang berkurang sehingga untuk sampai ke tempat tujuan menjadi lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai alasan yang sudah disebutkan dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia masih belum terbiasa untuk menggunakan transportasi umum. Mengingat usia transportasi umum yang canggih di Indonesia masih relatif baru sehingga akan dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat kebiasaan tersebut. Jika kita melihat ke negara tetangga di mana masyarakatnya menggunakan transportasi umum untuk melakukan mobilitas, kemacetan pun jarang terjadi. Tentunya, negara-negara tersebut juga memiliki waktu yang lama untuk menjadikan hal tersebut sebagai sebuah kebiasaan kepada masyarakatnya.
Demi mempercepat realisasi kota yang tanpa macet ini, lebih baik kita sebagai generasi muda bangsa mulai menggunakan transportasi umum. Dengan begitu, pada masa mendatang Indonesia bisa saja menjadi kota yang jauh dari kata macet.
ADVERTISEMENT