Aquaman: Film DC yang Gila-gilaan!

Shandy Gasella
Penikmat dan pengamat film - Aktif meliput kegiatan perfilman di Jakarta dan sejumlah festival film internasional sejak 2012
Konten dari Pengguna
13 Desember 2018 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shandy Gasella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jason Momoa berperan sebagai Aquaman. (Foto: IMDb.)
zoom-in-whitePerbesar
Jason Momoa berperan sebagai Aquaman. (Foto: IMDb.)
ADVERTISEMENT
★★★★☆ | Shandy Gasella
Setelah sempat tampil dua kali lewat Batman vs Superman: Dawn of Justice (Zack Snyder, 2016) dan Justice League (Zack Snyder, 2017), Aquaman kini mendapatkan film yang menceritakan kisah awal mulanya sendiri bertajuk Aquaman yang digarap oleh James Wan (The Conjuring, Furious 7) dalam kemasan yang tak kalah baik dengan Wonder Woman garapan Petty Jenkins yang rilis tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dipenuhi banyak sekali momen surealis yang imajinatif, adegan-adegan yang mengharukan, dan tentu saja adegan-adegan action yang seru dengan koreografi maksimal, serta didukung jajaran pemain dengan nama besar. Aquaman adalah film pada pengujung tahun, yang lebih terasa seperti salah satu film terbaik musim panas tahun ini.
Film ini menjadi mimpi basah bagi fans DC Universe atau bagi siapa pun yang menyukai cerita-cerita jagoan Amerika, dan sekaligus menjadi pernyataan bahwa siapa pun kini tak bisa mengejek Aquaman lagi sebagai sosok jagoan berkostum oranye-hijau dengan kemampuan berbicara kepada ikan sebagai kekuatan supernya. Jason Momoa, sebagai Arthur Curry/Aquaman, membawakan sosok yang diperankannya itu dengan penuh wibawa dan kharisma seorang jagoan yang tak terbantahkan.
Ilustrasi Aqua Man (Foto: Allbi Ferdian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Aqua Man (Foto: Allbi Ferdian/kumparan)
Namun begitu, saya sedikit menyesalkan tidak ada penggambaran tentang bagaimana sang jagoan kita mendapatkan tato yang memenuhi hampir sekujur tubuhnya itu. Padahal, itu bakal jadi momen yang menarik bila penulis skenario David Leslie Johnson-Mcgoldrick (The Conjuring 2) dan Will Beal (Gangster Squad) dapat mengarangnya sedemikian rupa dan mengintegrasikannya ke dalam cerita.
ADVERTISEMENT
Film dibuka lewat montase dengan narasi yang diutarakan Aquaman sendiri, menceritakan awal mula kedua orang tuanya bertemu. Syahdan, pada tahun 1985, seorang insan manusia penjaga mercusuar di Massachusetts bernama Tom Curry (Temuera Morrison, Green Lantern, Moana) menemukan Atlanna (Nicole Kidman, Moulin Rogue!, The Others) terdampar tak sadarkan diri di bebatuan dekat mercusuar yang dijaganya.
Belakangan diketahui bahwa ia seorang puteri kerajaan Atlantis yang tengah melarikan diri dari perjodohan yang tak dikehendakinya. Atlanna, walaupun seorang Atlantean (sebutan bagi penghuni kerajaan Atlantis yang hidup di bawah laut) ternyata dapat menghirup udara dan tidak harus berendam di bath tub layaknya puteri duyung. Singkat cerita dia dan Tom jatuh cinta dan lantas memiliki buah hati yang mereka namai Arthur.
ADVERTISEMENT
Namun kemudian, para stormtrooper Atlantis yang bengis muncul untuk menangkap Atlanna. Ia dengan kehebatan bertarung dan senjata trisula di tangannya berhasil mengalahkan para stormtrooper Atlantis itu.
Menyadari keberadaannya dapat membahayakan nyawa suami dan anaknya, Atlanna dengan berat hati pamit kepada suaminya, disaksikan Arthur yang masih balita, untuk kembali ke bawah laut, dan berjanji suatu saat bila keadaan aman ia akan kembali. Tom seorang diri membesarkan Arthur, seorang anak dari dua dunia berbeda yang pada kemudian hari menyalahkan dirinya sendiri atas nasib buruk yang menimpa ibunya tersebut.
Ada satu momen yang benar-benar menarik dalam film ini yang muncul pada masa remaja Arthur. Ketika ia dirundung oleh beberapa temannya, manakala sedang dalam study tour ke sebuah akuarium besar, tiba-tiba seekor hiu marah dan menghantam kaca, dan itu terjadi sebagai upaya si ikan hiu untuk melindunginya.
ADVERTISEMENT
Penulis skenario yang ceritanya didasarkan pada ide Geoff Johns (penulis serial TV The Flash dan Arrow) dan James Wan sendiri tak menyuguhkan subplot masa kecil Arthur yang kesepian disertai penggambaran psikologis ala Clark Kent lewat Man of Steel (Zack Snyder, 2013), yang terbukti kurang disukai orang itu. Arthur tumbuh menjadi cowok berperawakan besar yang urakan, gemar menato diri, minum bir, sebodo amat, hampir tak menunjukkan sedikit pun kerentanan emosional seperti yang pernah ditunjukkan Clark, lagi-lagi, lewat Man of Steel.
Akan tetapi, seiring film bergulir, pada akhirnya kita pun tahu dan dapat merasakan pergolakan batin yang mesti dilaluinya tanpa perlu babak khusus berdurasi sejam demi menunjukkan ketidakstabilan emosinya. Dengan begitu, pembuat film ini dapat menyajikan lebih banyak adegan action dan spektakel yang belum pernah kita jumpai sebelumnya ini.
Cuplikan adegan film 'Aquaman'. (Foto: IMDb.)
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan adegan film 'Aquaman'. (Foto: IMDb.)
Krisis kehidupan Arthur baru muncul ketika adik tirinya, Orm (Patrick Wilson, Watchmen, The Conjuring), ingin menyatukan tujuh kerajaan lautan di bawah kendalinya untuk bersama-sama menyerang manusia yang hidup di daratan lantaran lautan tempat mereka tinggal telah teracuni dan tercemar akibat limbah sampah yang sekian lama ini kita buang begitu saja ke laut lepas. Aquaman menjadi satu-satunya orang yang bisa menghentikan pertumpahan darah itu.
ADVERTISEMENT
Demi memantik perselisihan dengan manusia daratan, Orm menyewa jasa seorang pembunuh bayaran David Kane alias Black Manta (Yahya Abdul-Mateen II, The Greatest Showman, The Get Down) untuk mencelakai kru sebuah kapal selam, misinya digagalkan oleh Aquaman dan sekaligus menewaskan ayah Black Manta sendiri. Lantas Orm dan Black Manta menjadi dua musuh yang mesti dihadapi Aquaman.
Karakter Orm yang diperankan Patrick Wilson perlu diakui memang ditulis setengah matang; tak menarik, kurangnya eksplorasi latar belakang, motifnya dalam bertindak terkesan plin-plan. Patrick memang telah memberikan karisma dan permainan terbaiknya, tetapi penonton awam tentu akan membandingkannya dengan karakter Loki dari Marvel yang identik dengan Tom Hiddleston. Namun, sebodo amat. Toh itu tak menjadikan film ini sedikit pun jadi kurang seru.
ADVERTISEMENT
Jason Momoa menjadi bintang dan kekuatan terbesar yang dimiliki film ini. Pesonanya dan pembawaan urakannya merupakan hiburan tersendiri. Selepas film ini namanya bakal lebih besar lagi dan lebih diperhitungkan. Padahal, jauh sebelum Zack Snyder meng-casting-nya sebagai Aquaman, ia telah membintangi Conan the Barbarian di tahun 2011--lupa kan pernah ada film itu?
Bahkan, Braven yang rilis awal tahun ini juga dicuekin para moviegoer. Film DC pasca-Wonder Woman yang disutradarai James Wan ini menyatakan kepada dunia bahwa mereka siap untuk membawa DC Universe ke arah yang lebih menjanjikan, penuh spektakel, dan kembali merangkul keaslian dari sumbernya sendiri, yakni dunia komik yang penuh warna, penuh kecupuan, kadang menggelikan, dan justru karena itu film Aquaman menjadi semenyenangkan ini.
ADVERTISEMENT
Sci-fi, petualangan ala Indiana Jones, bumbu percintaaan ala Romancing the Stones, visual ala Blade Runner (versi bawah laut), adegan-adegan perang ala Star Wars ditambah bumbu film jagoan yang generik ala Marvel menghasilkan tontonan yang tak pernah dihasilkan WB Pictures sebelumnya selama ini. Aquaman selayaknya menjadi titik balik yang baik bagi film-film DC di masa mendatang.
Bila melihat sajian film ini secara keseluruhan, dan saya tak ingin membocorkannya dengan menjelaskan apa saja yang bisa Anda temui, dapat saya katakan, andaikan ditangani dengan salah, segala keabsurdan dan kegilaan yang tampil dalam film ini, di atas kertas, semestinya tak bakal berhasil jadi tontonan yang seseru ini. Namun keyataannya, Aquaman berhasil menjadi film yang menawarkan keabsurdan dan gila-gilaan.
ADVERTISEMENT