Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Searching: Gaya Bertutur dan Substansi yang Saling Melengkapi
30 Agustus 2018 5:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Shandy Gasella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
★★★★☆ | Shandy Gasella
Kita pernah melihat gimik yang dipakai film ini sebelumnya; narasi film yang dituturkan sepenuhnya lewat layar perangkat elektronik seperti ponsel atau desktop komputer, memberi ilusi seakan kita, sebagai penonton, ikut-ikutan ngeklik dan ngetik lewat keyboard, browsing, chating atau melakukan panggilan video bersama sang karakter utama.
ADVERTISEMENT
Film horor 'Unfriended' yang rilis pada 2015 atau 'Open Windows' rilisan 2014 yang dibintangi Elijah Wood dan Sasha Grey, atau 'The Den' (2013) misalnya, sudah lebih dulu bertutur lewat sub-genre yang barangkali dapat kita beri label sebagai found footage online (?).
Ketiga judul terakhir yang saya sebutkan di atas baru berhasil sebatas film eksperimen setengah matang terhadap gaya bertutur film yang cukup baru tersebut. Namun 'Searching' garapan sutradara Aneesh Chaganty ini (ditulis juga olehnya bersama Sev Ohanian) membawanya ke level yang jauh lebih tinggi. Film ini pun tak berakhir menjadi sekadar gimik, melainkan kekuatan naratif filmnya sendiri.

Film dibuka lewat tampilan wallpaper desktop Windows XP yang legendaris itu. Lewat sebuah montase yang sepenuhnya ditunjukkan via layar komputer kita menyaksikan --atau seolah mengintip aktivitas David Kim (John Cho, 'Columbus', 'Star Trek') membuat user profile untuk istrinya, Pamela (Sara Sohn, 'Furious 7').
ADVERTISEMENT
Lantas membuat folder-folder dalam hard drive yang kemudian dipenuhi oleh foto-foto dan video-video seperti momen kelahiran anak mereka, Margot (diperankan Michelle La). Masa-masa ia masuk sekolah, belajar bermain piano, hingga kemudian kita menyaksikan Pamela yang didiagnosa mengidap kanker hingga pada akhirnya merenggut nyawanya. Montase diakhiri oleh tampilan dekstop yang semula Windows XP, kini berubah menjadi tampilan desktop Mac.
Montase tersebut mengingatkan kita akan film animasi 'Up' (Pete Docter, 2009) yang dengan manis getir menampilkan momen-momen bahagia manakala Carl Fredicksen bertemu Ellie lantas jatuh cinta hingga akhirnya mereka menikah dan menua bersama. Namun, Ellie meninggal lebih dulu, dan seketika itu kita patah hati.
Montase yang tak terlupakan, dan 'Searching' berhasil menghadirkan montase serupa --hanya dalam beberapa menit kita berkenalan dengan keluarga kecil David Kim, keriangan dan kehangatan mereka sebagai keluarga dapat kita rasakan. Maka ketika Pamela tiada, ketiadaannya juga menyesakkan.
ADVERTISEMENT
Dua tahun pascakematian Pamela, David dan anak semata wayangnya, Margot, berusaha menjalani hidup mereka senormal mungkin. Sambil saling menutupi trauma masing-masing akibat ditinggal sang istri/ibu mereka.
David sibuk bekerja layaknya seorang ayah kebanyakan, dan Margot juga sibuk dengan urusan sekolahnya, belajar bersama hingga les piano setelah jam sekolah. Ayah-anak ini lebih sering mengobrol lewat ponsel masing-masing.

Suatu malam Margot meminta izin untuk belajar bersama di rumah seorang temannya. "Jangan pulang terlalu larut!" Pinta sang ayah lewat iMessage. Tengah malam ketika David terlelap dalam tidurnya, Margot mencoba meneleponnya tetapi tak terangkat hingga keesokan harinya baru diketahui lewat notifikasi di layar gawai David.
Lantas ia mencoba menghubungi anaknya itu namun tak pernah mendapatkan respons. Margot tak pulang ke rumah dan David panik kebingungan mencari tahu di mana putrinya berada. Apakah ia diculik atau apakah ia kabur dari rumah?
ADVERTISEMENT
Dibantu detektif Rosemary Vick (Debra Messing, 'Along Came Polly') yang bertugas memimpin investigasi atas hilangnya Margot, David turut melakukan investigasi dengan caranya sendiri dengan membuka hard drive laptop milik Margot sambil melihat-lihat jejak digital anaknya di dunia maya mulai dari laman Facebook, Blog, Instagram, hingga ke sebuah laman berbagi video di mana Margot kedapatan sering curhat sambil berinteraksi dengan para netizen yang mengikuti feed laman media sosialnya itu.

Semakin jauh David menapaki jejak-jejak digital anaknya, semakin ia sadari bahwa ternyata ia tak begitu baik mengenalnya. Banyak hal-hal yang disembunyikan oleh Margot darinya. Misalnya saja, ternyata Margot sudah lama tak pernah mengikuti kelas les piano lagi, tetapi ia tetap meminta uang iuran les kepada ayahnya dan berpura-pura tetap pergi ke tempat les, dan uang iurannya ia tabungkan.
ADVERTISEMENT
Pada hari ia menghilang ia mencairkan tabungannya tersebut. Sebuah kenyataan yang semakin membingungkan bagi David, ditambah sebuah laporan dari Detektif Vick yang menyatakan bahwa Margot kedapatan membuat kartu identitas palsu.
Lantas, apakah ia sedang berusaha kabur? Tetapi, mengapa? Begitu batin David, juga kita, bertanya-tanya saat lapis demi lapis petunjuk terbuka satu persatu mempertunjukkan suguhan thriller whodunit. Barangkali yang paling mengesankan yang pernah ada dalam beberapa tahun terakhir ini!

Lebih dari satu setengah jam kita disuguhi "hanya" tampilan tangkapan-tangkapan layar perangkat elektronik, tetapi tak semenit pun film ini memiliki bagian yang boring. Di tengah-tengah ketegangan, satu dua kali kita pun dibuat tertawa pula lewat kehadiran guyon yang sempat-sempatnya terpikirkan oleh pembuat film.
ADVERTISEMENT
Tak sempurna-sempurna amat memang, tetapi yang sempurna ialah penampilan John Cho, aktor Hollywood kelahiran Korea yang mengawali karirnya lewat peran kecil dalam 'American Pie' dan selama bertahun-tahun lewat belasan film hanya kebagian peran-peran pendukung (peran tipikal yang kerap diberikan pada aktor beretnis Asia).
Setelah 'Columbus' yang rilis tahun lalu di mana ia mendapatkan peran utama. Penampilannya dalam 'Searching' semakin mengukuhkan bahwa Hollywood membutuhkannya sebagai "leading man" --mulai sekarang dan seterusnya.
Dalam beberapa hal, 'Searching' merefleksikan dengan begitu baik -- sekaligus menohok -- tentang fenomena bermedia sosial yang kerap kita lakukan saat ini.
ADVERTISEMENT
Aneesh Chaganty, walau bukan yang pertama menemukan gaya bertutur baru seperti yang dipertunjukkan film ini, tetapi saya berani bertaruh bahwa kita dapat sama-sama sepakat; ia sutradara pertama yang berhasil menyempurnakannya.