Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gaya Hidup Generasi Z Peduli Lingkungan dengan Zero Waste
20 Januari 2022 11:38 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Shannon Malena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir seluruh dunia mengalami isu permasalahan yang sama, yaitu sampah makanan atau food waste yang kian meningkat. Indonesia menghasilkan hampir 300 kilogram sampah makanan tiap tahunnya. Hal ini juga berdampak pada produksi gas emisi rumah kaca dari sampah makanan naik menjadi 8% di tahun 2020 berdasarkan hasil laporan dari Badan Pusat Statistik.
ADVERTISEMENT
Penumpukan sampah makanan ini terjadi karena gaya hidup masyarakat. Banyak orang yang memiliki anggapan bahwa kelebihan makanan lebih baik dari pada kekurangan. Alasan selanjutnya ialah masyarakat enggan menghabiskan makanan yang sudah dipesan dan dibayar yang mengakibatkan pembuangan makanan secara besar-besaran. Oleh karena hal itu, muncul berbagai program untuk mengurangi sampah makanan, salah satunya ialah kampanye gaya hidup nol sampah.
Menurut hasil dari Sensus Penduduk, jumlah generasi Z di Indonesia hampir 28%. Data ini menguatkan bahwa generasi Z ialah generasi penerus bangsa, yang mengenal zero waste dari media sosial. Penting sekali bagi generasi Z untuk bisa menerapkan gaya hidup nol sampah yang berkesinambungan sekaligus menjaga lingkungan. Sebagai generasi penerus bangsa, generasi Z harus menerapkan gaya hidup nol sampah dalam upaya mengurangi sampah makanan dalam mewujudkan lingkungan yang minimal gas emisi rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Pengertian Gaya Hidup Zero Waste
Gaya hidup zero waste atau nol sampah ialah filosofi yang mendorong kita untuk bujak dalam mengonsumsi dan memaksimalkan siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Gaya hidup nol sampah tidak hanya mengenai mengurangi penggunaan sampah anorganik seperti, plastik sekali pakai atau mendaur ulang saja. Tetapi gaya hidup nol sampah itu menolak, mengurangi, dan menggunakan kembali barang-barang agar tidak memproduksi sampah dalam bentuk apapun, termasuk sampah makanan.
Tujuan besar dari gaya hidup ini ialah untuk meminimalisir produksi sampah yang berakhir ke tempat pembuangan. Tujuan ini berkaitan dengan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDG) yang dilansir oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk mengurangi hingga 50% produksi sampah makanan per kapita pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Penerapan sederhana yang bisa dilakukan generasi Z untuk mengurangi peningkatan sampah makanan ialah memulai gaya hidup nol sampah dengan makan tanpa sisa. Seperti yang dikampanyekan oleh bank DPS dengan tagar makan tanpa sisa (#MakanTanpaSisa). Kampanye ini mengajak masyarakat untuk makan sampai habis, serta mengubah pola pikir bahwa makanan itu berharga.
Hasil data yang diperoleh Bank DPS, kampanye ini berhasil mengurangi 20 ton sampah makanan tahun 2020 lalu. Bank DPS merangkul banyak komunitas seperti Saya Pilih Bumi, Yummybox, Zero Waste ID yang turut melibatkan banyak generasi Z yang berpartisipasi dalam kampanye ini. Berdasarkan data tersebut, generasi Z memiliki peran penting dalam penerapan gaya hidup nol sampah untuk mengurangi sampah makanan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mewujudkan lingkungan yang sehat, minim gas emisi rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Penerapan berikutnya ialah memesan makanan secukupnya. Menurut Rosa Vivien Ratnawati, Kementrian Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa salah satu penyumbang food waste terbesar ialah dari penawaran beli satu gratis satu. Pernyataan ini berkaitan dengan karakter FoMO (Fear of Missing Out) yang dimiliki generasi Z.
Karakter FoMO membuat generasi Z membeli makanan yang tidak dibutuhkan karena takut tidak mendapatkan penawaran yang sama di masa yang akan datang. Hal ini jutsru membuat generasi Z jadi membeli makanan berlebih. Lalu tidak bisa dihabiskan, kemudian disimpan terlalu lama hingga rusak dan dibuang yang menambah produksi sampah makanan. Jadi jika generasi Z mengesampingkan karakter FoMo dan memesan makanan secukupnya, akan berdampak secara signifikan terhadap pengurangan sampah makanan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, peran dan tanggung jawab generasi Z dalam menjaga lingkungan tidak dapat diabaikan. Generasi Z menerapkan gaya hidup nol sampah untuk mengurangi produksi sampah makanan. Berdasarkan perolehan analisis data, gaya hidup nol sampah, berdampak mengurangi produksi sampah makanan sehari-hari. Ada dua penerapan sederhana dalam gaya hidup nol sampah yang bisa diaplikasikan oleh generasi Z dalam upaya mengurangi sampah makanan yaitu dengan makan tanpa sisa dan memesan makanan secukupnya.
Sebagai generasi penerus bangsa, generasi Z memiliki tanggung jawab menjaga lingkungan dengan gaya hidup nol sampah untuk mengurangi sampah makanan. Penurunan jumlah sampah makanan diprediksi akan berbanding lurus dengan penurunan produksi gas emisi rumah kaca di masa yang akan datang.
Referensi
Idris, M. (2021, Januari 22). Generasi Z dan Milenial Dominasi Jumlah Penduduk Indonesia. January 16, 2022 Retrieved from kompas.com: https://amp.kompas.com/money/read/2021/01/22/145001126/generasi-z-dan-milenial-dominasi-jumlah-penduduk-indonesia
ADVERTISEMENT
Imron, M. (n.d.). What is Zero Waste? January 10, 2022 Retrieved from Zero Waste ID: https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/what-is-zero-waste-anyway/
Maharrani, A. (2021, Juni 21). Rantai pasok yang boros dan sampah makanan bisa bernilai Rp550 triliun. 16 January, 2022Retrieved from lokadata: https://lokadata.id/artikel/rantai-pasok-yang-boros-dan-sampah-makanan-bisa-bernilai-rp550-triliun
Soedirman, U. J. (2021, November 12). Webinar Kebijakan & Strategi Pengelolaan Food Loss and Waste. January 17, 2022 Retrieved from https://unsoed.ac.id/id/webinar-kebijakan-strategi-pengelolaan-food-loss-and-waste-flw