Konten dari Pengguna

Psikologi: Teori Kognitif, Metakognitif, dan Konstruktivisme dalam Pendidikan

Shilvy maulani
Kesenian, kuliah di Universitas Syarif Hidayatullah
27 Oktober 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shilvy maulani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Getty Images/iStockphoto/Zinkevych
zoom-in-whitePerbesar
Getty Images/iStockphoto/Zinkevych
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan, pemahaman menyeluruh terhadap proses pembelajaran menjadi kunci bagi guru untuk merancang metode belajaran yang efektif. Pada pertemuan 5 dalam pembelajaran Psikologi Pendidikan bertepatan dengan presentasi dari kelompok 4, mereka membahas mengenai "TEORI BELAJAR KOGNITIF, METAKOGNITIF DAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME". Makalah tersebut membahas tiga teori utama yaitu: teori kognitif, metakognitif, dan pendekatan konstruktivisme yang memberikan perspektif berbeda tentang cara individu memperoleh dan memproses informasi.
ADVERTISEMENT

Teori Kognitif

Teori kognitif mengacu pada proses mental yang terlibat dalam pembelajaran, yang memungkinkan orang memproses informasi. Menurut Jean Piaget, ada beberapa tahap perkembangan kognitif yaitu: sensorik-motorik, pra-operasional, concrete operational dan menajemen formal. Teori ini menekankan bahwa perkembangan kognitif tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif, yang menunjukan bahwa proses kognitif berubah seiring bertambahnya usia. Dalam dunia pendidikan, teori ini menunjukan pentingnya merancang metode yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa supaya pembelajaran bermakna.

Teori Metakognitif

Metakognitif melibatkan kesadaran dan pengendalian proses berpikir seseorang . Fitur ini memungkinkan siswa untuk memantau, mengevaluasi dan memodifikasi strategi pembelajaran mereka. Penggunaan konsep ini membantu siswa belajar mandiri untuk memahami metode pembelajaran yang paling efektif. Penggunaan metakognisi dalam pembelajaran mendukung siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih dalam dengan memahami pemikirannya.
ADVERTISEMENT

Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan teori yang mengatakan bahwa jika seseorang tidak mampu menciptakan pengetahuan, maka pada usia lanjut pun pengetahuannya tidak akan berkembang. Pada struktur individu dan sosial, Vygotsky mengkritik pendekatan konstruktivis ini dan menyarankan agar siswa mempertimbangkan lingkungan sosial ketika membuat sebuah proyek. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.
Zone of proximal development (ZPD) adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah individu, dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah di bawah bimbingan orang dewasa, dengan bekerja sama dengan orang lain.
Scaffolding melibatkan membantu siswa di awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan menciptakan peluang bagi mereka untuk mengambil tanggung jawab ketika mereka bisa (Slavin, 1997). Scaffolding juga membantu siswa belajar dan memecahkan masalah.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Teori kognitif, metakognitif, dan pendekatan konstruktivisme memberikan pandangan penting tentang proses belajar yang terjadi di dalam diri individu. Teori kognitif fokus pada perkembangan dan pengolahan informasi dalam pikiran, metakognitif kesadaran siswa terhadap cara berpikir mereka, dan konstruktivisme melihat belajar sebagai proses aktif yang mempengaruhi interaksi sosial. Ketiga teori ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang efektif membutuhkan penyesuaian strategi sesuai perkembangan kognitif, kesadaran siswa terhadap proses berpikir, dan interaksi sosial yang mendukung. Guru perlu memahami perbedaan individual dan menyesuaikan pendekatan agar setiap siswa dapat berkembang optimal.