Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Solusi Masalah Sampah Hasil Evolusi Perilaku Manusia
2 Desember 2021 17:11 WIB
Tulisan dari Shinta Puspita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sampah plastik telah menjadi masalah global termasuk di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia menghasilkan 67.8 juta ton sampah pada tahun 2020. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat 5% persen setiap tahunnya.

Dalam Virtual Talk bertajuk “Plastik dan Evolusi Perilaku Manusia” yang diselenggarakan Kumparan dan Unilever Indonesia pada (16/11), Sosiolog Universitas Gadjah Mada, Dr. Arie Sujito menuturkan, kemunculan sampah pada era ini tidak terlepas dari dinamika masyarakat tradisional ke modern. Proses industrial yang berkembang menyebabkan kebutuhan manusia yang semakin kompleks.
ADVERTISEMENT
Manusia dan sampah telah melalui sejarah yang panjang. Antropolog Universitas Indonesia, Dr. Yosefina Anggraini menyebut, sejak zaman pra-sejarah manusia sudah memproduksi sampah, meski berupa sampah dapur, yakni tumpukan cangkang kerang atau Kjokkenmoddinger. Namun seiring perkembangan hasil industri, muncul benda yang tidak terpakai, yakni sampah plastik. Menurut Dr. Yosefina, perlu ada cara pandang baru dalam menilik sampah plastik, yakni berbasis lingkungan alam.
ADVERTISEMENT
Sudut pandang lain disampaikan oleh Psikolog Klinis Tara de Thouars. Dalam Virtual bertema “Plastik dan Evolusi Perilaku Manusia”, Tara menyoroti adanya sikap apatis tentang isu sampah.
Sementara itu, pada acara yang sama, Perencana Ahli Madya, Direktorat Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Erik Armundito mengatakan, untuk menanggulangi masalah sampah, pemerintah telah merangkumnya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024 yang telah menjadi priorias nasional. Erik menambahkan, dalam hal ini pemerintah juga menekankan pentingnya seluruh pihak dalam penanganan sampah plastik .
Hadir sebagai pihak swasta dan produsen, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi memaparkan sejumlah program yang dilakukan pihaknya. Diantaranya edukasi pengelolaan sampah yang dilakukan di sejumlah target dan program bank sampah.
ADVERTISEMENT
" Di sekolah mulai dikenalkan sampah itu harus dikelola. Kita juga punya program pesantren, kita mengajarkan memilah sampah, yang organik bisa dikomposkan, yang non organik terutama plastinya bisa dikumpulkan melalui bank sampah”
Maya menambahkan salah satu fokus yang dilakukan Unilever Indonesia Foundation adalah program “Generasi Pihak Plastik” dan fasilitas bank sampah.