Konten dari Pengguna

Permasalahan Kurikulum 2013 di Masa Pandemi COVID-19

Shofi Nur azizah
Mahasiswa PGSD , Universitas Muhammadiyah Purworejo
23 April 2021 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shofi Nur azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona (COVID-19) diketahui pertama kali muncul di sebuah pasar hewan dan makanan laut di kota Wuhan Cina pada akhir bulan Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, COVID-19 menular antar-manusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan saja. Penyebarannya begitu cepat membuat negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown demi mencegah penyebaran virus corona. Akibat dari pandemi COVID-19, bukan hanya terjadi permasalahan pada bidang ekonomi, namun terjadi juga pada bidang pendidikan.
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 atau yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih enam tahun. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku.
ADVERTISEMENT
Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dan beberapa materi lain, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Selama pandemi COVID-19 terjadi, pendidikan di Indonesia berjalan tidak semestinya, yaitu dengan melakukan pembelajaran melalui daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pembelajaran Jarak Jauh atau daring mengakibatkan permasalahan dalam sistem pembelajaran yang digunakan. Baik itu guru, maupun siswa, dan orang tua mengalami permasalahannya masing-masing.
Seperti pada guru juga mengalami kesulitan untuk menerapkan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mana pada Kurikulum 2013 itu sendiri memiliki jam yang cukup banyak sedangkan selama PJJ ini terjadi pengurangan jam pelajaran.
ADVERTISEMENT
Guru juga sulit berkomunikasi kepada siswa dan orang tua juga menjadi hambatan untuk guru mengawasi siswa. Hambatan ini terjadi karena keterbatasan model pembelajaran daring yang tidak lagi pada ruang kelas di sekolah, melainkan sekolah berpindah di masyarakat atau dirumah. Guru juga selalu berpikir untuk bagaimana agar siswa tidak bosan pada PJJ ini sehingga guru untuk dituntut agar selalu memberikan pembelajaran yang kreatif. Hal lain yang menjadi permasalahan guru untuk menerapkan Kurikulum 2013 di mana pandemi COVID-19 adalah terkendalanya sinyal.
Permasalahan yang dialami orang tua sendiri pada pandemi ini yaitu orang tua atau keluarga justru menjadi guru sekolah di rumah. Orang tua sendiri mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah. Tidak semua orang tua dapat mendampingi anak pada saat PJJ berlangsung. Faktor ekonomi juga mengakibatkan tidak dapat memenuhi fasilitas yang memadai seperti internet, serta perangkat elektronik.
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang dialami siswa yaitu sulitnya memahami materi tanpa adanya tatap muka. Banyak siswa juga mengalami hilangnya rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas. Tidak semua siswa terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga sering merasa bosan karena guru hanya memberikan tugas saja kepada siswa. Hal ini menjadikan siswa menjadi malas belajar dan mala mengikuti kegiatan pembelajaran.
Mindset guru dalam proses pembelajaran di masa pandemi ini masih belum banyak berubah maju. Kecemasan akan ketidak tercapaian Kurikulum 2013 masih menghantui mereka. Guru masih banyak berfokus pada kegiatan pembelajaran yang mengacu pada bahasan yang tetap mengacu pada kurikulum, bukan menyusun rencana pembelajaran yang selaras untuk sebuah kinerja jangka panjang.
Itulah permasalahan yang dihadapi pada kurikulum 2013 pada masa pandemi COVID-19. Hal ini membuktikan bahawa Kurikulum 2013 kurang sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi ini, karena hal tersebut sangat memberatkan bagi guru,siswa, dan juga orang tua. Dengan hal ini, pemerintah seharusnya ikut andil dalam persoalan permasalahan kurikulum 2013 di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Pemerintah harus segera mungkin untuk mengeluarkan kebijakan kurikulum yang dapat disesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi seperti ini. Jika dibiarkan, bisa saja kualitas pendidikan Indonesia akan menurun.
Sebaiknya guru maupun maupun orang tua, sangat berperan penting bagi keberhasilan pembelajaran jarak jauh ini berlangsung. Peran guru sebagai fasilitator untuk siswa belajar dirumah dengan memberikan tugas, materi, kuis dan ulangan. Sedangkan orang tua berperan sebagai pendamping yang cerdik dalam memantau anaknya yang sedang melakukan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19 sekarang ini.
Shofi Nur Azizah, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo.